Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak mungkin diabaikan, apalagi dianggap sebagai tempat mendapatkan ilmu yang banyak dari guru . Dewasa ini memang tidak sedikit orangtua yang menganggap kalau pendidikan hanya dijadikan tempat bagi anak-anak untuk sekedar tahu membaca, berhitung, dan mengerti bagaimana tata cara bergaul di masyarakat. Para orangtua hanya berharap kalau dengan pendidikan di sebuah lembaga yang bernama sekolah dapat menjadikan anaknya seperti apa yang diharapkan yaitu, pandai membaca, berhitung, dan bermasyarakat.
Konsep para orangtua yang seperti ini sama artinya dengan menjadikan anaknya tidak maju, atau menghilangkan harapan anak yang sebenarnya, lebihlebih harapan bangsa dan umat. Padahal anak adalah bakal pengganti orangtuanya kelak, penerus generasi selanjutnya. Dan tentunya para orangtua tidak berkeinginan melahirkan generasi yang lemah dan mundur.
Allah SWT. di dalam firman-Nya mengingatkan bagi para orangtua dan guru yang sengaja meninggalkan generasi yang lemah. Sebagaimana firman-Nya dalam Q.S.an-Nissa’ ayat 9 yang artinya
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar.”
Melalui pendidikanlah maka kemerosotan intelektual anak dapat teratasi. Sebagaimana ayat di atas menjelakan tentang pentingnya pendidikan agar tidak melahirkan generasi anak yang lemah, dan mundur.
Dalam kenyataannya di lapangan, ternyata pendidikan di sebuah lembaga yang bernama sekolah tidak sepenuhnya bisa mengawasi kegiatan siswa/siswinya. Hal ini karena keterbatasan jam belajar yang sudah ditentukan. Anak-anak hanya mengikuti peraturan ketika berada di lingkungan sekolah. Namun apabila mereka sudah keluar dari lingkungan sekolah terlihat bagaimana sikap dan tingkah laku yang sudah tidak lagi mencerminkan anak-anak didikan.
Kondisi ini memperhatinkan sekali dan banyak kasus seperti ini terjadi namun belum tampak adanya tindak preventif. Kalaupun ada anak hanya menganggapnya sebagai terapi, setelah itu anak pun mengulanginya lagi. Keadaan ini tentunya tidak bisa dibiarkan dengan begitu saja, karena itu maka perlunya pendidikan yang lain, yaitu pendidikan di keluarga. Pendidikan inilah yang harus dipraktekkan oleh setiap keluarga agar anak-anak mereka dapat mengamalkan setiap ilmu yang diperolehnya di sekolah.
Dengan demikian maka masa depan anak akan tampak lebih baik lagi dari hari-kehari. Oleh karena itu maka terlebih dahulu para orangtua harus mengetahui apa itu keluarga, dan apakah fungsi keluarga yang sebenarnya. Maka dalam ini penulis akan menguraikannya
Belum ada tanggapan untuk "Konsep Komunikasi guru yang Ideal dalam Mendidik Siswa"
Post a Comment