Menjadi guru membutuhkan kreativitas, inovasi, dan
mengedepankan perubahan. Profesi guru merupakan tempat mengaktualisasikan diri,
potensi dan kapasitas diri untuk menciptakan perubahan terhadap anak didik,
sehingga dengan perencanaan dan tindakan yang dilakukan oleh guru dapat
meningkatkan kompetensi peserta didik.
Dalam kurikulum, materi hanya diberikan dalam bentuk
Kompetensi Dasar dan Standar Kompetensi dengan harapan agar materi yang
diberikan dapat menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Dengan demikian, materi yang disajikan harus bervariasi dan
berdasarkan teori-teori terbaru tetapi tetap mengacu pada SK dan KD yang telah
ditetapkan dalam kurikulum pendidikan.
Permasalahan yang terjadi didunia pendidikan adalah masih
banyak guru yang melaksanakan pembelajaran seperti mesin foto copy, ilmu yang
diberikan kepada peserta didik disajikan sama dengan yang tertera dalam buku,
hal ini dibuktikan dengan banyaknya guru yang memberikan catatan kepada
siswanya dengan menyalin keseluruhan redaksi dalam buku pelajaran.
Padahal dalam kurikulum sudah jelas tertera bahwa guru harus
menyiapkan bahan ajar, bahan ajar bersumber dari beberpa buah buku atau
sumber-sumber lainnya dengan tujuan untuk memperkaya ilmu pengetahuan yang
diterima oleh peserta didik.
Sebenarnya tidak salah seorang guru menggunakan cara seperti
di atas, namun perlu dipertimbangkan bahwa ilmu pengetahuan bergerak maju
dengan cepat. Bila guru tidak mampu mengikuti dan mengontrol perkembangan ilmu
pengetahuan maka dunia pendidikan akan tertinggal jauh. Dunia pendidikan hanya
melahirkan generasi-generasi yang ketinggalan jaman, mereka tidak akan mampu
mengikuti perubahan di era globalisasi dimana arus informasi bergerak bebas dan
cepat dan menjamin akses penuh kepada siapapun termasuk peserta didik kita.
Pertanyaannya adalah apakah guru tidak malu ketika ada peserta didik lebih
cepat menerima ilmu pengetahuan terbaru ketimbang guru?
Guru harus berbenah, guru harus selangkah lebih maju
daripada peserta didik maka dengan demikian guru harus mampu menguasai teknologi
informasi, karena sumber penyebaran ilmu pengetahuan saat ini menggunakan media
teknologi informasi.
Olehnya itu, penggunaan bahan ajar yang sesuai dengan syarat
penulisan bahan ajar perlu didorong, dikembangkan dan dipersiapkan dengan
matang. Sumber-sumber untuk mendukung bahan ajar harus lebih variatif mulai
dari buku-buku, makalah, artikel, bahkan jurnal-jurnal hasil penelitian. Hal
ini dikandung maksud agar peserta didik menerima informasi secara penuh,
mendalam dan utuh.
Peran bahan ajar sebagai sumber belajar peserta didik sangat
vital, peserta didik yang memiliki rasa ingin tahu yang menjadi karakter anak
didik dalam usia anak-anak dan remaja merupakan faktor penentu perkembangan
anak. Sebagai guru memiliki tugas untuk mengantarkan anak didik keluar dari
tahap belajar secara benar dan baik agar lahir generasi-generasi yang berpengetahuan
luas dengan pemahaman yang sesuai dengan harapan dan tujuan pendidikan
nasional.
Untuk mencapai tujuan nasional tersebut, peran guru tidak
bisa seperti mesin foto copy maupun sebagai salesman para penerbit, guru harus
memiliki kemampuan dan memahami tugas dan tanggung jawab sesuai dengan
undang-undang guru dan dosen.
Belum ada tanggapan untuk "Guru jangan mengajar seperti mesin foto copy"
Post a Comment