Setiap berganti tahun pelajaran, kita akan kembali kepada keadaan awal. Keadaan dimana siswa perlu dituntun untuk menyelesaikan materi pada tahun pelajaran itu. Situasi ini terus berulang setiap tahun pelajaran, sampai pada waktu tertentu kita akan menemukan diri kita telah mencapai batas usia maksimum sebagai guru atau masa pensiun.
Seyogyanya, guru semakin lama masa kerjanya semakin profesional dalam menyajikan materi, namun pada kenyataannya bukannya semakin memudahkan guru memberikan pembelajaran tetapi justru tantangan semakin berat dan kompleks. Waktu tidak pernah berhenti, waktu terus berputar. Inilah perjalanan panjang yang dihadapi oleh guru, guru harus mampu membaca perubahan dan pergerakan paradigma budaya di masyarakat. Untuk kemudian menyempurnakan cara dan langkahnya memberikan pembelajaran.
Akan tetapi ternyata tidaklah mudah menyajikan pembelajaran yang baik dan benar sebagaimana syarat seorang guru profesional. Keadaan hari ini tidak pernah sama dengan keadaan dimasa yang akan datang, begitu seterusnya sehingga membuat guru hanya mengejar waktu.
Tiap manusia tentunya memiliki batas kemampuan, maka pada waktu tertentu harapan pasti tidak sesuai dengan kenyataan akibat berada pada titik kebosanan dan kelelahan. Untuk mengatasinya, hanya alasan yang tepat dan baik yang bisa melewati titik tersebut. Guru adalah manusia cerdas dan kreatif sehingga tidak sulit untuk menyusun alasan demi tetap bertahan memberikan pelayanan prima dalam bentuk pembelajaran yang baik dan benar kepada peserta didiknya.
Sehingga guru harus mampu memanfaatkan waktu, guru juga harus bisa menemukan alasan yang tepat demi memotivasi dirinya memberikan pembelajaran dan guru juga harus mampu membawa perubahan agar peserta didiknya tidak terseret dalam pusaran informasi. Jika itu bisa kita kuasai maka itulah yang membedakan guru dengan masyarakat pada umumnya.
Belum ada tanggapan untuk "Keberhasilan pembelajaran tergantung waktu dan alasan guru "
Post a Comment