Bagi siswa-siswi yang telah selesai melaksanakan UN, tahap selanjutnya adalah menunggu hasil atau pengumuman kelulusan. Karena aturan sekarang memberikan kewenangan penentuan kelulusan kepada setiap satuan pendidikan, maka dapat dipastikan bahwa persentase kelulusan masing-masing sekolah diatas 90%, bahkan memungkinkan menjadi 100%. Yang tidak lulus merupakan siswa-siswi yang tidak lagi mengikuti proses pembelajaran dan UN namun masih terdaftar sebagai peserta UN.
Kemudian bagi siswa-siswi yang belum mengikuti UN, mereka masih harus menunggu lama untuk mengikuti ulangan semester genap. Rentang antara UN dan ulangan semester yang begitu lama ternyata mengganggu proses belajar mengajar bagi siswa yang belum mengikuti UN. Pembelajaran menjadi tidak maksimal, baik guru maupun siswa mengalami penurunan motivasi belajar mengajarnya karena dalam menghadapi UN, energi guru dan fokus siswa seluruhnya tercurahkan pada kegiatan tersebut.
Selama kegiatan UN, siswa yang belum mengikuti UN di liburkan. Motivasi belajar yang sudah terbangun sekian lama harus meredup oleh liburan yang diberikan, sementara para guru harus mempersiapkan dirinya secara maksimal untuk menjadi pengawas silang. Tentu situasi ini harus melibatkan emosi, fisik dan mental yang juga maksimal, akibatnya para guru yang melakukan pengawasan ujian UN mengalami kelelahan setelah UN.
Meredupnya motivasi belajar siswa yang belum mengikuti UN dan kelelahan para guru setelah melaksanakan pengawasan silang berdampak pada proses belajar mengajar di sekolah. Sehingga waktu rentang antara UN dan ulangan semester tidak dapat dimaksimalkan untuk melaksanakan pembelajaran di kelas.
Kedepan diharapkan pelaksanaan UN dan ulangan semester genap tidak memakan waktu yang lama atau rentang waktu antara UN dan ulangan semester dibuat maksimal satu minggu. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi pengaruh UN bagi guru dan siswa.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Waspadai pengaruh UN terhadap motivasi guru dan siswa dalam proses belajar mengajar "
Post a Comment