Beranda · Artikel · Motivasi · Merdeka Belajar · Bahan Ajar · PTK · Pembelajaran

12 Keuntungan yang dapat diperoleh sekolah atas kegiatan reuni alumni

Peran alumni bagi sekolah sangat penting, alumni merupakan gambaran kualitas penyelenggaraan proses pendidikan di sekolah. Keberhasilan para alumni memperoleh pekerjaan dapat meningkatkan citra sekolah, dampaknya tentu saja akan berpengaruh pada cara pandang masyarakat terhadap sekolah tersebut. Kepercayaan masyarakat meningkat, yang pada gilirannya setiap program kegiatan yang direncanakan mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat.

Salah satu kegiatan yang seringkali dilaksanakan oleh para alumni adalah reuni alumni, baik berdasarkan angkatan maupun secara keseluruhan. Rangkaian kegiatannya juga menarik dan bermanfaat bagi sekolah misalnya pemberian bea siswa, panggung seni, lomba mata pelajaran, pemberian bantuan pada siswa miskin bahkan membantu sekolah menyiapkan sarana dan prasana sekolah.

Berdasarkan hal di atas, berikut beberapa keuntungan yang dapat diperoleh sekolah bila reuni alumni diselenggarakan baik berdasarkan angkatan tertentu maupun secara keseluruhan alumni :
  1. Membantu sekolah menyiapkan sarana dan prasarana yang belum tersedia/memadai dengan jalan memanfaatkan kerjasama khususnya para alumni yang telah sukses atau telah mendapatkan pekerjaan yang layak atau dengan sukarela sesuai kemampuannya.
  2. Membantu sekolah memperoleh program kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan sekolah misalnya pemberian bea siswa kepada siswa miskin dari tempat kerja para alumni.
  3. Membantu sekolah dalam memotivasi siswa yang masih aktif di sekolah tersebut untuk meningkatkan prestasi belajarnya yang diinspirasi oleh keberhasilan para alumni.
  4. Meringankan beban sekolah dalam menyiapkan wadah bagi penyaluran bakat dan minat atau potensi siswa yang belum maksimal diprogramkan oleh sekolah misalnya menyelenggarakan kegiatan panggung seni, lomba mata pelajaran dan lain sebagainya.
  5. Membantu sekolah dalam membuka ruang-ruang yang tidak bisa diprogramkan oleh sekolah dan menjadi fasilitator dan katalisator bagi sekolah terutama pada lingkungan eksternal.
  6. Membantu sekolah dalam upaya menciptakan budaya belajar di lingkungan sekitar sekolah. Budaya belajar ini sangat diperlukan guna mendukung keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah.
  7. Membantu sekolah menciptakan  situasi yang kondusif bagi terselenggaranya proses belajar mengajar yang aman, nyaman, menyenangkan, membahagiakan dan berkarakter pendidikan.
  8. Membantu sekolah menemukan solusi atas permasalahan yang dihadapi dengan memanfaatkan potensi dan keahlian para alumni yang berdasarkan bidang keilmuan masing-masing.
  9. Membantu sekolah memanfaatkan potensi dan kapasitas sekitar lingkungan sekolah guna mendorong dan mendukung tercapainya tujuan pendidikan nasional.
  10. Membantu sekolah dalam menyiapkan data dan informasi tentang peta kompetensi pendidikan peserta didik yang masih tergolong usia wajib belajar di sekitar lingkungan sekolah.
  11. Membantu sekolah memberikan advokasi kepada masyarakat sekitar tentang pentingnya pendidikan sehingga diharapkan dapat mengurangi jumlah anak putus sekolah seminimal mungkin.
  12. Membantu sekolah mensosialisasikan aturan dan kebijakan baru terkait dunia pendidikan khususnya tentang kurikulum pendidikan dan sistemnya serta bagaimana peran serta orang tua guna mendorong terselenggaranya pendidikan yang berkualitas.


Artikel keren lainnya:

Cara merubah siswa yang memiliki tingkat keaktifan rendah dalam mengikuti proses belajar mengajar

Kemampuan siswa atau kompetensi yang dimiliki siswa merupakan faktor utama yang mempengaruhi tingkat keatifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Untuk mengidentifikasi sejauh mana tingkat keaktifan siswa dapat melalui pemberian tugas, tanya jawab atau diskusi kelompok.

Langkah selanjutnya yang perlu dikerjakan oleh guru adalah melakukan pemetaan bagi siswa yang memiliki kemampuan rendah, menengah, tinggi dan siswa yang memiliki tingkat keaktifan rendah, menengah dan tinggi. Dari hasil pemetaan dan analisis yang dilakukan akan dapat diketahui strategi, pendekatan, model dan metode pembelajaran yang tepat dan efektif sehingga berdampak terhadap perubahan keaktifan siswa.

Akan tetapi jikalau tidak ingin direpotkan dengan data dan informasi tentang siswa, maka secara umum pembelajaran dapat didesain dengan metode basic problem learning atau pembelajaran yang berbasis masalah. Pembelajaran ini mengandung sejumlah tantangan yang harus dipecahkan oleh siswa.

Tentunya apabila tidak diarahkan dengan baik, siswa yang memiliki tingkat keaktifan rendah akan mengalami kesulitan, mereka tidak akan mampu mengikuti irama belajar siswa yang memiliki keaktifan tinggi. Itulah sebabnya peran guru dalam mengatur atau mengelola kelas sangat diperlukan.

Salah satunya adalah dengan memberi kesempatan yang sama kepada semua siswa untuk terlibat selama jalannya diskusi. Pancing siswa yang memiliki keaktifan rendah untuk memaksimalkan kemampuannya sehingga bisa menyesuaikan dirinya dengan siswa lain, jangan biarkan mereka fakum atau diam karena itu akan berdampak pada ketuntasan SK dan KD yang dipelajari.

Artikel keren lainnya:

Pengaruh partisipasi orang tua terhadap prestasi belajar siswa

Ukuran keberhasilan proses pembelajaran dapat dilihat melalui hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru. Nilai yang dicapai atau diperoleh siswa setiap mata pelajaran menjadi indikator kualitas pembelajaran. Apakah tingkat prestasi belajar siswa rendah atau tinggi, jika hasilnya rendah menunjukkan adanya hambatan atau masalah yang harus di pecahkan.
.
Rendahnya hasil belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal biasanya bersumber dari dalam diri siswa dapat berupa kondisi psikologis dan fisiologis sedangkan faktor eksternal dapat berupa fasilitas atau sarana belajar, tingkat partisipasi orang tua, kebiasaan belajar, aktivitas belajar, motivasi, sikap, potensi, bakat dan minat serta kemampuan siswa.

Bedjo (1996) bahwa: “Berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan dan prestasi belajar siswa di antaranya adalah siswa sebagai individu, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat”.

Artinya, prestasi belajar siswa sangat dipengaruhi oleh tingkat partisipasi orang tua siswa, Suryabrata (1988) mengemukakan bahwa: “Faktor yang mempengaruhi proses dan prestasi belajar adalah faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa. Faktor dari dalam diri siswa meliputi kondisi psikologis dan fisiologis, sedangkan faktor dari laut meliputi lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat serta kelengkapan berbagai sarana dan prasarana dalam belajar. 

Selanjutnya dikemukakan pula oleh Bejdo (1999) bahwa keberadaan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar dan prestasi belajar siswa terdapat hubungan yang saling terkait. Bakat yang ada dalam diri siswa misalnya agar dapat berkembang baik, maka perlu ada dorongan dari keluarga dan masyarakat. Sebaliknya, lingkungan yang kurang mendukung dapat menghambat perkembangan siswa itu sendiri.



Artikel keren lainnya:

Cara memberikan materi agar efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran terhadap alokasi waktu yang terbatas

Pemberian materi pelajaran tidak harus tuntas secara keseluruhan terutama pada pelajaran yang memiliki materi padat. Materi harus mempertimbangkan alokasi waktu dan jumlah pertemuan, dalam hal ini dibutuhkan asimilasi materi secara tepat dan tidak mengurangi kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa.

Lin Yutang, penulis The Importance of Living, berpendapat bahwa ada seni tentang menyelesaikan pekerjaan tertentu dan membiarkan beberapa pekerjaan tidak dikerjakan. "Kearifan kehidupan itu terkandung dalam pembersihan hal-hal yang tidak penting."

Pada intinya, guru harus bisa melakukan pemetaan terhadap materi. Ada materi yang wajib di sampaikan dan ada materi yang hanya bersifat sebagai pelengkap. Materi yang hanya bersifat pelengkap dapat disampaikan apabila slot waktu tersedia namun sebaliknya dengan bijak materi tersebut harus dipangkas tetapi dengan hati-hati dan teliti jangan sampai justru menimbulkan tidak adanya konsistensi materi atau menghilangkan inti materi atau menimbulkan pemenggalan materi yang menyebabkan hubungan materi menjadi tidak jelas.

Olehnya itu, kenali materi yang penting dan materi yang tidak penting. Hal ini sangat dibutuhkan terutama terhadap mata pelajaran yang memiliki SK dan KD yang banyak dan padat.

Artikel keren lainnya:

Perlunya Menumbuhkan sikap empati pada siswa sebagai bagian dari proses belajar mengajar

Sekolah merupakan kelompok masyarakat sosial terbatas, di dalamnya terdapat berbagai macam latar belakang, tipe, sifat dan kelakuan. Bisa juga dikatakan sebagai miniatur komunitas masyarakat sosial dalam skala besar. Aneka macam situasi mewarnai kehidupan di dalam lingkungan sekolah, ada yang menyenangkan, penuh senyum, ramah, dan saling mengayomi dalam satu ikatan kekeluargaan. Namun dibalik itu semua, juga terdapat kondisi yang membutuhkan perhatian misalnya kemarahan, kebencian dan tindakan-tindakan yang menyebalkan.

Sekolah idealnya menjadi tempat yang membahagiakan dan menyenangkan bagi seluruh warganya, sebagai taman bermain yang mengajarkan segala sesuatu yang positif, tempat bagi seluruh warga sekolah menemukan dasar-dasar pijakan menyongsong masa depan. Karena sekolah merupakan sebuah kemunitas maka bangunan komunikasi harus dilandasi dengan sikap penuh pengertian agar masing-masing individu merasa sebagai bagian dari individu lainnya. Sikap pengertian sendiri mengandung dua hal yakni sikap empati dan simpatik.

Empati adalah kemampuan seseorang untuk mengenali, mempresepsi dan merasakan perasaan orang lain. Artinya perasaan dimana kita ikut merasakan dan memahami orang lain karena empati berhubungan erat dengan nilai kemanusiaan seseorang.

Sikap empati di dalam lingkungan sekolah khususnya bagi siswa dapat berupa tutor teman sebaya yang membantu temannya untuk memahami materi pelajaran yang belum dimengertinya. Menghindari perbuatan bullying, saling menjenguk bila ada teman yang sakit, menciptakan ketertiban didalam kelas agar tidak mengganggu konsentrasi belajar temannya, membantu temannya yang sedang kesulitan ekonomi dalam bentuk bantuan sukarela atau sedekah dan lain sebagainya.

Sikap empati perlu dibiasakan di kalangan siswa, guru harus bisa hadir menjadi bagian dari kehidupan siswa karena empati tidak mudah untuk di bentuk. Faktor lingkungan sekolah sangat menentukan, peran guru dalam menjembatani siswa sangat dibutuhkan, olehnya itu sekolah berkewajiban menciptakan kondisi yang dapat membuat siswa mengeksploitasi nilai-nilai kemanusiaan yang terdapat dalam dirinya.

Menuru para ahli, empati dapat dibiasakan melalui:
  1. Berusaha menangkap perasaan dan pikiran orang lain, bila dibutuhkan berilah masukan positif 
  2. Berusaha menaati tata tertib sekolah agar terjalin komunikasi yang baik antara siswa dan guru maupun antar siswa
  3. Belajar memahami perbedaan, gali hikmah positif dari perbedaan itu
  4. Selalu melatih kemampuan empati, kapan saja dan dimanapun berada.

Ada juga sikap pengertian selain empati yakni simpatik. Simpatik adalah perasaan peduli dengan perasaan orang lain. Hanya saja tidak dalam tindakan melainkan sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan kepada orang lain, sementara empati berupa tindakan nyata yang langsung dirasakan oleh orang lain.

Dengan demikian, menumbuhkan sikap empati siswa merupakan hal penting yang mesti diperhatikan oleh guru agar proses pembelajaran dapat berlangsung sesuai yang diharapkan dalam ikatan kekeluargaan yang mendalam, saling menghormati, peduli, dan saling merasakan sebagai bagian yang tidak terpisahkan.

Artikel keren lainnya: