Peningkatan penguasaan, pemanfaatan, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan salah satu tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan tersebut berbagai upaya diberlakukan termasuk penyempurnaan kurikulum yang terdiri atas empat domain yakni standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses dan standar penilaian.
Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan perkembangan yang berkualitas, sebab dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan semua potensi dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat. Olehnya itu, tiap warga belajar harus melewati proses pendidikan yang diimplementasikan dalam proses pembelajaran. Perubahan yang diinginkan oleh segenap bangsa adalah perubahan yang positif dalam upaya mencapai mutu pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu sumberdaya manusia sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya kualitas pendidikan.
Salah satu faktor utama keberhasilan pendidikan adalah materi pelajaran. Materi pelajaran merupakan inti dari pembelajaran. Berdasarkan standar isi, materi pelajaran telah dipetakkan menjadi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus di tuntaskan oleh siswa. Didalamnya terdapat target pencapaian, target ini dibutuhkan peran maksimal dari guru untuk melakukan transfer ilmu pengetahuan sesuai dengan standar kompetensi lulusan.
Mengingat betapa beratnya tugas guru, maka guru harus memiliki kompetensi yang mumpuni sebagai dampak dari beragamnya masalah dalam dunia pendidikan termasuk kemampuan siswa menerima materi pelajaran. Daya serap siswa yang berbeda-beda membutuhkan model dan metode yang tepat, menarik dan variatif sehingga dapat merangsang respon siswa untuk belajar dan mengembangkan kompetensinya.
Materi pelajaran sebaiknya dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan pemahaman siswa dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini penting agar proses refleksi siswa berjalan bersamaan dengan materi yang diberikan. Tentunya, proses refleksi dapat membantu dan memudahkan siswa melakukan proses mengingat, mengamati dan, menganalisis.
Akan berbeda halnya dengan pemberian materi yang jauh dari kehidupan nyata siswa, keadaan dimana siswa belum pernah mengalaminya. Motivasi untuk memecahkan informasi yang diterima terhalang oleh ketidakmampuan memahami dan mengolah informasi tersebut. Hal ini akan berdampak pada minimnya perolehan hasil belajar siswa akibat kurangnya pengetahuan yang dikuasai terhadap obyek materi yang diberikan.
Pendidikan saat ini, sebagian besar pembelajaran menggunakan metode ceramah yang bersifat dominatif dimana segala sesuatunya ditentukan sepenuhnya oleh guru, dan peserta didik tinggal menyesuaikan dengan ketentuan guru. Sehingga pola pembelajaran semacam ini akan menyebabkan siswa pasif dan kehilangan otonominya untuk berfikir atas inisiatifnya sendiri. Untuk itu perlu pembenahan, metode pembelajaran yang dilakukan harus ditinjau kembali. Sebagaimana apa yang dijelaskan oleh Zamroni (2000 : 26) guru harus melakukan tiga hal yaitu (1) Menggerakkan, membangkitkan dan menggabungkan semua kemampuan yang dimiliki siswa. (2) Menjadikan apa yang ditransfer menjadi suatu yang menantang diri siswa. (3) Mengkaji secara mendalam materi yang ditransfer sehingga menimbulkan keterkaitan dengan pengetahuan yang lain.
Atas dasar itulah, sehingga paradigma pembelajaran kurikulum 2013 mengalami perubahan. “dari diberi tahu menjadi mencari tahu”, guru bukan lagi sumber belajar satu-satunya melainkan salah satu sumber belajar. Diharapkan siswa lebih aktif melakukan proses penemuan, pemecahan masalah, analisis sampai penarikan kesimpulan.
Metode pembelajaran lebih ditekankan pada metode discovery learning, inquiry based learning, problem basic learning dan project basic learning. Metode ini dinilai mampu memaksimalkan potensi yang dimiliki siswa, karena pemberian pembelajaran dilakukan dengan pendekatan pemanfaatan potensi dan kapasitas siswa dan lingkungan sekitar.
Dengan demikian, materi pelajaran selalu memiliki keterkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa, proses pembelajaran berjalan sesuai dengan kemampuan siswa. Langkah untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, proses memaksimalkan hasil belajar siswa, capaian keberhasilan pembelajaran dan upaya peningkatan prestasi belajar siswa serta proses peningkatan motivasi belajar siswa dapat dilaksanakan dengan mudah sehingga akan sejalan dengan proses pencapaian standar kompetensi lulusan yang telah dirumuskan melalui kurikulum 2013.
Artikel keren lainnya: