Dinamis mungkin itulah yang tepat apabila kita mencoba menggambarkan kondisi psikologis siswa. Mereka setiap saat mengalami perubahan sikap dan prilaku serta cara pandang terhadap situasi dan kondisi yang sedang dihadapinya. Kadang kala mereka akan condong bersikap dan berperilaku mengikuti arus dominan walaupun jauh dari nilai-nilai karakter yang positif, kadang pula timbul pemberontakan dalam jiwanya jika situasi yang dihadapinya tidak sesuai dengan harapan dan keinginannya, hal ini merupakan sesuatu yang wajar sebagai akibat dari perkembangan usianya.
Diusia yang masih membutuhkan perhatian dan bimbingan, peran guru sebagai orang tua di dunia pendidikan sangat diharapkan. Kehadiran guru tidak sebatas sebagai pengajar tetapi lebih dari itu. Berikut beberapa langkah yang bisa dikerjakan oleh guru dalam rangkan membangun kembali kepercayaan diri siswa setelah menemui kegagalan.
1. Membimbing siswa untuk menemukan sumber kagagalannya
Pada saat siswa menemui kegagalan, rasa putus asa selalu menjadi pilihan pertama. Semangat mereka akan memudar bahkan hilang, akibatnya semua rencana yang ingin dikerjakan atau tugas-tugas yang diberikan dipandang sebagai musuh yang meruntuhkan motivasi belajar siswa. Hal ini berimplikasi terhadap menurunnya prestasi belajar dan hasil belajar siswa. Agar siswa terhindar dari rasa putus asa, guru sebaiknya melakukan pendampingan. Kedewasaan berpikir guru dapat menuntun siswa menemukan perihal-perihal yang menyebabkan kegagalan siswa.
2. Membimbing siswa untuk menemukan solusi terhadap sumber masalahnya
Setelah siswa bersama guru menemukan masalah yang mengakibatkan kegagalan siswa, guru bersama siswa menganalisis masalah tersebut, bisa berupa refleksi atau dengan cara-cara lainnya. Tujuannya adalah berusaha menemukan solusi yang tepat, efektif dan mampu dijalankan atau masih dalam batas kesanggupan siswa maupun guru.
3. Membimbing siswa untuk merencanakan tindakan selanjutnya
Langkah selanjutnya adalah merumuskan rencana tindak lanjut berdasarkan hasil refleksi atau analisis guru bersama siswa. Setiap rencana yang dirumuskan harus merupakan hasil dari sumber kegagalan yang dialami oleh siswa sehingga tindakan yang dikerjakan tidak melebar kemana-mana atau tidak menambah masalah baru.
4. Membimbing siswa untuk memulai melaksanakan setiap rencana tindakan
Siswa masih dalam tahap belajar, guru sebaiknya terus melakukan pendampingan terbatas dengan tetap memberi kebebasan kepada siswa. Artinya dalam melaksanakan setiap tindakan, siswa harus lebih dominan sedangkan guru hanya mengarahkan siswa agar tetap bekerja sesuai dengan rencana yang telah dirumuskan bersama.
5. Memberikan pengawasan, evaluasi terhadap setiap tindakan siswa
Walaupun siswa menjadi dominan, tetapi pengawasan dan evaluasi yang selalu dijalankan oleh guru. Hal ini demi memastikan bahwa yang dikerjakan oleh siswa sesuai dengan rencana tindak lanjut.
6. Membimbing siswa untuk selalu siap menghadapi dampak dari setiap tindakannya
Bagaimanapun juga, jiwa siswa masih labil. Kadang ke kiri, kadang pula ke kanan, maka dari itu diharapkan peran guru untuk member motivasi dan pemahaman yang bersifat positif, dan dorong siswa untuk tidak menyalahkan diri sendiri apalagi terhadap orang lain
7. Memberi stimulus atas setiap hasil kerjanya
Sering-seringlah guru memberi pujian atas setiap perkembangan dan perubahan yang dialami oleh siswa. Jika diperlukan beri mereka hadiah sebagai bentuk penghargaan terhadap kemauan dan keinginan mereka untuk melakukan dan mengerjakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "6 Cara memotivasi siswa agar senantiasa tabah apabila menemui kegagalan"
Post a Comment