Saat ini dunia pendidikan diperhadapkan dengan masalah mental dan prilaku siswa yang jauh dari nilai dan karakter bangsa. Berbagai macam masalah yang terjadi misalnya tawuran, perkelahian, pemakai obat-obatan terlarang, bullying, pemalakan, dan lain sebagainya menjadi pemandangan yang setiap hari terjadi.
Belum lagi dengan masalah menurunnya respon siswa terhadap pelajaran, tata tertib sekolah sampai dengan masalah etika dan etiket. Semua itu merupakan penyakit yang harus diselesaikan, tentunya dengan tetap berpedoman pada nilai-nilai pendidikan.
Mengingat masalah ini berdampak langsung terhadap kualitas dunia pendidikan, maka dipandang perlu semua elemen terutama yang terdapat di satuan pendidikan untuk melakukan langkah tepat, efektif dan terstruktur guna menurunkan sumber negatif yang berkembang dikalangan siswa. Salah satunya adalah meningkatkan peran guru Bimbingan Konseling (BK).
Ada banyak cara yang bisa dikerjakan, misalnya membentuk suatu kelompok yang berisi para siswa-siswi yang dilatih khusus guna melakukan sesuatu yang dapat berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap dan perilaku siswa lainnya. Kelompok ini dapat dikatakan sebagai kelompok referensi.
Pembentukan kelompok referensi berpedoman pada suatu prinsip ilmiah yang menjelaskan bahwa seorang anak mempelajari nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan tingkah laku dari keluarga serta lembaga-lembaga penting termasuk lingkungan sekitarnya atau merupakan hasil dari pengaruh budaya teman-temannya. Budaya ini menjadi gaya hidup yang diekspresikan ke dalam bentuk kegiatan, minat, opini maupun perilaku.
Sehingga, diharapkan melalui pengaruh yang dibangun oleh kelompok referensi akan mendorong siswa lain untuk mengambil suatu keputusan mengikuti budaya kelompok ini, puncaknya adalah proses pengintegrasian prilaku positif dapat terangkai dengan baik dalam kehidupan sehari-hari siswa.
Belum ada tanggapan untuk "Pentingnya guru Bimbingan Konseling membentuk kelompok referensi untuk mengatasi kenakalan siswa"
Post a Comment