Beranda · Artikel · Motivasi · Merdeka Belajar · Bahan Ajar · PTK · Pembelajaran

3 Kesalahan yang sering dilakukan oleh guru menanggapi pertanyaan siswa

Guru secara individu bukanlah seorang manusia yang sempurna, guru juga dipengaruhi oleh faktor psikologi kejiwaan, sehingga guru memiliki kelebihan dan kekurangan. Guru memiliki keterbatasan, dengan demikian, dalam melaksanakan tugasnya, guru dapat melenceng dari tugas dan fungsinya sebagai guru profesional.

Selama pelaksanaan proses belajar mengajar dikelas, guru dituntut untuk berbuat secara maksimal memberikan pelajaran kepada siswanya, namun seperti penjelasan pada paragraf di atas, kesalahan selalu saja terjadi. Berikut 3 kesalahan yang sering dilakukan oleh guru didalam kelas.

1. Merasa berhasil karena siswa tidak bertanya.
Biasanya guru menganggap bahwa setelah proses belajar mengajar selesai, ketika tidak ada siswa yang bertanya terhadap materi yang disampaikan maka kesimpulan guru selalu mengarah pada ‘berhasil mengajar”. Anggapan ini bisa saja ada benarnya, namun yang sering kita jumpai adalah siswa tidak bertanya menandakan siswa di kelas yang di ajar belum memahami materi yang disampaikan. Bukankah yang membuat orang bertanya adalah karena dia paham dengan apa yang akan ditanyakan? Misalnya anda mencari rumah si Fulan, anda mungkin akan bertanya kepada seseorang pada saat tiba ditempat yang dituju dengan pertanyaan dimana rumahnya si Fulan. Akan berbeda apabila tidak paham dengan tujuan anda, maka anda pasti tidak akan bertanya di mana rumahnya si Fulan. Hal ini mengakibatkan guru selalu menyalahkan siswa karena tidak belajar setelah mengetahui hasil evaluasi siswa yang tidak tuntas.

2. Merasa jengkel dengan siswa yang sering bertanya
Kalau ada siswa yang sering bertanya, guru selalu merasa sedang diuji atau dipermainkan. Inilah kesalahan yang sering dilakukan oleh guru. Pada masa pertumbuhan dan perkembangan, siswa memiliki rasa ingin tahu terlalu tinggi, semakin mereka tahu sesuatu maka semakin besar pula keinginan untuk mengetahui kebenarannya. Pada saat seperti ini, guru harus lebih banyak bersabar dengan terus menjawab pertanyaan-pertanyaannya. Makanya dalam undang-undang guru dan dosen, dijelaskan bahwa kompetensi yang harus dikuasai oleh guru adalah kompetensi pedagogik dan akademik. Dengan kompetensi ini diharapkan dapat menguasai materi yang diajarkannya. Bagaimana cara menyampaikan, membuat ilustrasi, dan bagaimana menempatkan cara berpikir guru agar mudah dipahami oleh siswa. Menghadapi siswa yang sering bertanya sama dengan menghadapi anak usia 3-5 tahun, pertanyaan-pertanyaan seperti apa itu, kanapa begitu, berapa itu, dimana itu, dan lain sebagainya, oleh orang tua selalu dijawabnya dengan sabar karena orang tua merasa anaknya sedang belajar “ingin tahu” sesuatu.

3.Mengabaikan siswa yang bertanya
Biasanya situasi ini sering dilakukan oleh guru pada saat sedang mengejar keterlambatan materinya. Padahal inti proses belajar mengajar adalah terjadinya perubahan pada siswa. Akan percuma apabila materi yang diberikan tuntas namun tidak satupun yang dapat dipahami oleh siswa. Harapan capaian kompetensi tidak sesuai dengan kenyataan yang dimiliki oleh siswa. Cara berpikir siswa belum bisa disamakan dengan cara berpikir mahasiswa apalagi bila dibandingkan dengan guru, siswa masih butuh bimbingan, siswa masih perlu dipahamkan melalui panduan dari guru walaupun guru dituntut pula untuk bertindak bukan menjadi satu-satunya sumber belajar siswa.


Ketiga kesalahan ini selalu menjadi faktor utama menurunnya motivasi belajar siswa, akan tetapi selalu ditutupi dengan ketidak-obyektifnya pengamatan peneliti sehingga kebanyakan penelitian yang berkaitan dengan prestasi belajar siswa selalu mengabaikan faktor ini. Kemungkinan lainnya adalah karena pada umumnya peneliti adalah guru itu sendiri sehingga hasil penelitian terlalu subyektif.

Artikel keren lainnya:

Belum ada tanggapan untuk "3 Kesalahan yang sering dilakukan oleh guru menanggapi pertanyaan siswa"

Post a Comment