Menurut Setiadi, kelas sosial adalah kelompok-kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama di suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat, dan pelaku yang serupa.
Adalah kelompok masyarakat yang masih memegang teguh adat, masyarakat yang perilakunya berpedoman pada aturan dan norma yang berlaku secara konsisten, dalam hal ini tokoh adat berperan mengatur dan menguasai hidup dan kehidupan masyarakat. Biasanya kelompok masyarakat demikian mengenal system kasta atau kelas sosial.
Kehidupan masyarakat yang masih tersekat oleh kelas sosial memiliki ketergantungan terhadap para pemimpinnya, segala keputusan, minat, nilai maupun prilaku masyarakat didorong untuk bersesuaian dengan keputusan dan aturan adat yang berlaku.
Karena peran para pemimpin adat sangat luas dan dapat dikatakan tidak terbatas maka berakibat pada sulitnya budaya baru diterima dalam komunitas ini. Budaya baru dimaksud antara lain penerimaan terhadap pendidikan.
Bagi para pemimpin adat yang memiliki keterbukaan dan selalu mengedepankan rasionalitas dan realitas terhadap cara pandang dan pola pikirnya maka gerakan untuk membangun kesadaran terhadap pentingnya pendidikan akan mudah dilaksanakan, namun apabila dalam situasi yang berbeda akan menjadi hambatan dan tantangan yang tidak mudah untuk dihadapi.
Sehingga pada hakikatnya, kelas sosial yang berlaku dimasyarakat bisa menjadi jalan terbaik atau menjadi pintu masuk yang paling tepat ke kelompok masyarakat tersebut untuk menumbuhkan kesadaran terhadap dunia pendidikan. Sebaliknya, dapat menjadi palang pintu bagi dunia pendidikan.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Apakah kelas sosial mempengaruhi kesadaran masyarakat terhadap dunia pendidikan"
Post a Comment