Cinematography atau sinematografi berasal dari bahasa Yunani, kinema yang berarti bergerak dan grapoo yang berarti merekam. Jadi sinematografi berarti merekam gambar yang bergerak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa di dalam sinematografi dipelajari kegiatan membuat gambar yang bergerak (film) untuk mengemukakan maksud tertentu.
Dalam pembuatan film tidak hanya dipelajari merekam setiap adegan, tetapi juga cara mengatur pengambilan jarak, ketinggian, sudut, dan lama pengambilan gambar dengan kesan visual yang tidak monoton. Sinematografi dalam tulisan Abdillah dan Mustaji dimaknai sebagai gerakan yang digarap dan dikonsep dari pencahayaan dan pengambilan gambar fotografi untuk layar lebar. Dengan demikian sinematografi ialah sebuah karya yang bercerita melalui piranti audio visual atau film (Abdillah dan Mustaji, 2012:1).
Media video atau film memiliki karakteristik meningkatkan efektifitas dan efesiensi proses pembelajaran. Berikut karakteristik media video atau film yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran, yakni mengatasi jarak dan waktu; mampu menggambarkan peristiwaperistiwa masa lalu secara realistis dalam waktu yang singkat; dapat membawa peserta didik berpetualang melalui pengalaman yang terekam; dapat diulang untuk menambah kejelasan; pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat; mengembangkan pikiran dan imajinasi peserta didik; memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan penjelasan yang lebih realistik; mampu berperan sebagai media utama untuk mendokumentasikan realitas sosial yang akan dibedah di dalam kelas; dan mampu berperan sebagai storyteller (pemberi cerita) yang dapat memancing kreativitas peserta didik dalam mengekspresikan gagasannya. (Munadi, 2008:127).
Memproduksi Iklan yang Menarik
Iklan dinamai dengan istilah yang berbeda-beda, di Amerika dan Inggris disebut advertising dari bahasa latin advere yang berarti mengoperkan pikiran dan gagasan kepada pihak lain. Di Prancis disebut reclamare yang berarti meneriakkan sesuatu secara berulang-ulang (Widyatama, 2009:13-14). Sementara bangsa Arab menyebut I’lan, yang di lidah orang Indonesia dilafalkan menjadi iklan. Liliweri dalam Widyatama (2009:15) memaknai iklan sebagai suatu proses komunikasi yang mempunyai kekuatan sangat penting dalam pemasaran; menjual barang, memberikan layanan, ide melalui saluran tertentu secara persuasif.
Tujuan beriklan adalah penggunaan dan jasa, serta informasi layanan. Karenanya, iklan dibagi menjadi dua kategori yaitu iklan komersial atau bisnis dan iklan nonkomersial. Iklan komersial bertujuan untuk meraih keuntungan yang setinggitingginya, sedangkan iklan nonkomersial bertujuan memberi informasi dan penjelasan kepada masyarakat (Hendy, 2009:72-73). Teknik penyajian iklan melalui pesan faktual, bukti ilmiah, demonstrasi, perbandingan kesaksian atau testimoni, cuplikan kehidupan, animasi, simbol personalitas, fantasi, (iklan ini cocok untuk jenis iklan video atau film), dramatisasi, humor, dan kombinasi yaitu penyampaian iklan dengan variasi berbagai penyajian. (Morissan, 2012:352-359).
Berbagai penyajian dalam iklan ini dapat diperkenalkan kepada peserta didik sebagai referensi ketika akan berencana memproduksi iklan.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Sinematografi dan Implementasinya dalam Pembelajaran "
Post a Comment