Beranda · Artikel · Motivasi · Merdeka Belajar · Bahan Ajar · PTK · Pembelajaran

Media pembelajaran dan jenisnya

Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, kemampuan, dan ketrampilan pelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar mengajar. 

Dilihat dari jenisnya, media pembelajaran dapat dibagi menjadi beberapa : 

1. Media Audio
Media audio berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang disampaikan melalui media audio dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif, balk verbal maupun non-verbal. Jadi, semua data yang ada baik verbal maupun non-verbal dijadikan satu dalam bentuk suara. Pesan bisa bermacam – macam wujudnya bisa berupa audio lisan, bisa berupa instrument, bisa berupa vokalisasi, dan berbagai macam bunyi yang lain.  

2. Media visual
Media yang hanya mengandalkan indera pengelihatan. Media ini menyampaikan suatu informasi berupa gambar dan visual, ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip, slide, foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Adapula yag menampilkan gambar atau symbol yang bergerak, dan film kartun. Informasi yang disampaikan melalui media visual. Dapat mempercepat daya serap penerima informasi dalam memahami pesan yang disampaikan. 

3. Media audio visual
Media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua.

Media ini dibagi dalam:
a. Audio visual murni yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar berasal dari satu sumber seperti viseo kaset.
b. Audio visual tidak murni yaitu unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber yang berbeda. Misalnya film yang gambarnya berasal dari proyektor dan unsur suaranya berasal dari tape recorder.

Disamping itu para ahli media lainnnya juga membagi jenis-jenis media pengajaran itu kepada: 

* Media bentuk papan; 
* Media bagan dan grafis; 
* Media proyeksi; 
* Media dengar (audio); 
* Media cetak atau printed materials.

Tujuan media pembelajaran adalah sebagai berikut:   
1. Mempermudah proses belajar mengajar. 
2. Meningkatkan efisiensi belajar mengajar.
2. Menjaga relevansi dengan tujuan belajar. 
3. Membantu konsentrasi peserta didik.
4. Menurut Gagne : Komponen sumber belajar yang dapat merangsang siswa untuk belajar. 
5. Menurut Briggs : Wahana fisik yang mengandung materi instruksional. 
6.,Menurut Schramm : Teknologi pembawa informasi atau pesan instruksional. 
7. Menurut Y. Miarso : Segala sesuatu yang dapat merangsang proses belajar siswa.

Sumber :

Perancangan Board Game Pengenalan Dinosaurus Untuk Anak Usia 8 – 12 Tahun, Steven Tan DKV, Seni dan Desain, Universitas Kristen Petra, Surabaya.

Artikel keren lainnya:

Dampak positif dan negatif penggunaan gadget bagi siswa

Penggunaan gadget bagaimanapun juga, memiliki dampak positif dan negatif, hal ini tergantung bagaimana siswa memaknai penggunaan gadget tersebut. Peran orang tua dirumah dan guru di sekolah sangat diharapkan untuk membantu siswa dalam membatasi diri dalam bergadget.

Adapun dampak positif dan negatifnya sebagai berikut :

Dampak Positif :
1) Memudahkan untuk berinteraksi dengan orang banyak lewat media sosial.

2) Mempersingkat jarak dan waktu, di era perkembangan gadget yang canggih yang didalamnya terdapat media sosial seperti sekarang ini, hubungan jarak jauh tidak lagi menjadi hal yang menjadi masalah dan menjadi halangan.

3) Mempermudah para siswa mengkonsultasikan pelajaran dan tugastugas yang belum siswa mengerti. Hal ini biasa dilakukan siswa dengan sms atau bbm kepada guru mata pelajaran.

4) Mengetahui informasi-informasi tentang kegiatan-kegiatan yang di adakan di sekolah, siswa akan membagi informasi tentang kegiatan, foto yang berkaitan dengan kegiatan di sekolah kemudian membagikannya di grup atau juga bisa langsung membagikan kepada orang-orang tertentu.

Dampak Negatif:

1) Gadget yang memiliki berbagai macam aplikasi akan membuat siswa lebih mementingkan diri sendiri. 

2) Siswa yang telah menggunakan media sosial digadget mereka, lebih banyak menggunakan waktunya untuk berkomunikasi dibandingkan belajar.

Artikel keren lainnya:

Manfaat dan keuntungan pembelajaran tematik

Diterbitkannya UU SISDIKNAS tahun 2003 merupakan titik awal munculnya paradigma baru pendidikan Indonesia. Dalam undang-undang tersebut “proses pengajaran” yang selama ini diterapkan di Sekolah Dasar diganti dengan “proses pembelajaran”, dalam hal ini menggunakan proses pembelajaran tematik (Suliharti, 2007: 221). Mengacu pada undang-undang tersebut, maka sebagian besar Sekolah Dasar di Indonesia telah menerapkan pembelajaran tematik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Pelaksanaan pembelajaran tematik ini akan memberi beberapa manfaat yaitu:

(1) dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran, akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan,

(2) peserta didik mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir,

(3) pembelajaran menjadi utuh sehingga peserta didik akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah, dan

(4) dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat (Salimudin, 2011:36).

Sedangkan  keuntungan dari pembelajaran tematik bagi siswa adalah (Trianto, 2011: 160-161):

1. Dapat lebih memfokuskan diri pada proses belajar, dari pada hasil belajar.

2. Menghilangkan batas semu antar bagian kurikulum dan menyediakan pendekatan proses belajar yang integratif.

3. Menyediakan kurikulum  yang berpusat pada siswa yang dikaitkan dengan minat, kebutuhan, dan kecerdasan; mereka didorong untuk membuat keputusan sendiri dan bertanggung jawab pada keberhasilan belajar.

4. Merangsang  penemuan dan penyelidikan mandiri di dalam dan di luar kelas.

5. Membantu siswa membangun hubungan antara konsep dan ide, sehingga meningkatkan apresiasi dan pemahaman.

Artikel keren lainnya:

8 Jenis kecerdasan jamak pada anak

Berdasarkan teori belahan otak, penelitian Roger Walcot-Sperry menyatakan bahwa masing-masing belahan otak mempunyai tugas sendiri-sendiri tetapi saling mengisi. Belahan kiri berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berbicara, menulis dan berhitung, mengontrol kemampuan menganalisis. Belahan otak kanan berfungsi mengembangkan kemampuan visual dan spasial (pemahaman ruang).

Saat ini teori kecerdasan jamak sering digunakan oleh para pendidik, baik orang tua di rumah ataupun guru di sekolah. Menurut Sabri (1996), tujuan penting dalam mengetahui berbagai aspek yang terdapat dalam kecerdasan jamak adalah diharapkan para pendidik dapat memperlakukan anak sesuai dengan cara dan gaya belajarnya masing-masing (Sujiono 182-183).

Berikut adalah pembagian 8 jenis kecerdasan jamak pada anak menurut teori Howard Gadner :

1. Kecerdasan Linguistik (Word Smart)
Berkaitan dengan kemampuan berbahasa dan merangkai kata. Bentuk kecerdasan ini dapat dilihat dari kepekaan akan makna dan urutan kata serta kemampuan membuat beragam penggunaan bahasa untuk menyatakan dan memaknai arti yang kompleks (Triharso 116).

Anak yang berbakat dalam bidang linguistik dapat distimulasi dengan mengucapkan, mendengar, dan melihat kata-kata, salah satunya ketika anak bermain mereka diperkenalkan pada huruf dan angka. Tujuan mengembangkan kecerdasan linguistik yaitu agar anak mampu berkomunikasi baik lisan maupun tulisan dengan baik, memiliki kemampuan bahasa untuk meyakinkan orang lain, mampu mengingat dan menghafal informasi, mampu memberikan penjelasan, dan mampu untuk membahas bahasa itu sendiri (Sujiono 185).

2. Kecerdasan Logika Matematika (Logic / Number Smart)
Merupakan kemampuan dengan menggunakan angkaangka, pemecahan masalah secara logis dan matematis. Materi program dalam kurikulum yang dapat mengembangkan kecerdasan ini antara lain : bilangan, pola, perhitungan, pengukuran, geometri, statistik, peluang, pemecahan masalah, logika, game strategi, dan atau petunjuk grafik.

3. Kecerdasan Intrapersonal (Self Smart)
Kemampuan diri untuk berpikir secara reflektif, yaitu mengacu pada kesadaran reflektif mengenai perasaan dan proses pemikiran diri sendiri. Kegiatan yang mencakup kecerdasan ini adalah berpikir, bermimpi, berdiam diri, mencanangkan tujuan, refleksi, merenung, dan lain-lain.

4. Kecerdasan Interpersonal (People Smart)
Kecerdasan ini adalah berpikir lewat berkomunikasi dengan orang lain serta mengacu pada keterampilan berinteraksi dengan orang lain.

5. Kecerdasan Musikal (Music Smart)
Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada irama, pola titi nada pada melodi, dan warna nada atau warna suara lagu.

6. Kecerdasan Visual Spasial (Picture Smart)
Kecerdasan visual spasial berhubungan erat dengan kemampuan untuk memvisualisasikan gambar di dalam pikiran seseorang, atau di mana anak berpikir dalam bentuk visualisasi dan gambar untuk memecahkan masalah.

7. Kecerdasan Kinestetik (Body Smart)
Berkaitan dengan jasmani yaitu kemampuan menggunakan tubuh secara terampil, ketangkasan dan keseimbangan gerak, menyukai pengalaman belajar yang nyata.

8. Kecerdasan Naturalistik (Nature Smart)
Anak dengan kecerdasan ini biasanya menyukai ilmuilmu alam, senang memelihara tanaman atau hewan, serta peduli terhadap lingkungan. Materi pendukung kecerdasan ini antara lain : sains permulaan, ilmu botani, gejala-gejala alam, hubungan benda hidup dan tak hidup yang ada di sekitar.

Sumber:

PERANCANGAN MEDIA INTERAKTIF PENGENALAN ALPHABET BERBASIS ALAT PERMAINAN EDUKATIF UNTUK ANAK USIA 2-4 TAHUN Jessica Michaela Mintorogo, Ahmad Adib, Ani Wijayanti.

Artikel keren lainnya:

Guru kurang referensi, pembelajaran tidak berkualitas

Pembelajaran yang baik tercipta karena guru memiliki kompetensi sehingga proses belajar mengajar lebih variatif. Kompetensi dapat meningkat apabila sumber informasi tidak hanya pada satu sumber misalnya buku pelajaran.

Variatif mengandung maksud bahwa terdapat percampuran dari beberapa sumber belajar, seyogyanya guru harus mampu membelajarkan dirinya tidak pada satu sumber saja melainkan juga dari beberapa sumber tersebut.

Kalau sekiranya terasa sulit, satu sumber belajar sudah bisa menciptakan pembelajaran yang vatiatif, dalam hal ini guru harus memiliki kreatifitas, inovatif dan penuh obsesi. Tentunya, harus ada target yang mesti di capai, sehingga segala tindakan dapat diukur, untuk kemudian menjadi data dan informasi dalam rangka perbaikan pembelajaran.

Persoalan dunia pendidikan bukan hanya persoalan kurikulum atau sistem, persoalan utama justru datang dari guru itu sendiri. Tanpa merendahkan guru, sejujurnya yang harus kita jawab adalah berapa banyak guru yang mempunyai website favorit sebagai sumber informasinya? Ingatlah bahwa banyak website dapat menjadi sumber yang baik tentang cara-cara pelaksanaan pembelajaran yang baik, berhasil dan menyenangkan.

Kemudian berapa banyak pula guru yang tahu nama pengarang dari sumber belajarnya? Orang yang sering membuka buku terutama buku kesukaannya pasti hafal nama pengarang dan bahkan penerbitnya.

Bagaimana mau meningkatkan kualitas pendidikan, "sorry" gurunya saja mungkin tidak pernah membaca. Guru yang memiliki keterbatasan informasi, gaya mengajarnya cenderung "hanya kasih buku " atau dari awal hanya "menulis". Apabila menerangkan materi, lebih banyak marahnya. Pada umumnya guru demikian adalah guru yang belum siap mengajar.

Tugas pemerintah sekarang adalah memperbanyak pelatihan yang ditujukan untuk meningkatkan kompetensi guru. Pelatihan sangat penting bagi guru, sangat berbeda guru yang selalu mengikuti pelatihan dengan guru yang tidak pernah mengikuti pelatihan. Melalui pelatihan, motivasi belajar dan mengajar guru dapat mengalami peningkatan. Dan melalui pelatihan pula, pertukaran informasi terkait proses belajar mengajar dapat terupdate dengan baik. Apakah pemerintah sudah maksimal terlibat dalam proses peningkatan prestasi belajar mengajar guru?

Semenjak era reformasi, frekuensi pelatihan guru mengalami penurunan akibat desentralisasi yang tidak berjalan dengan baik atau kebijakan pemerintah daerah belum maksimal memandang dunia pendidikan sebagai bagian dari peningkatan pembangunan  di daerah. Banyak hak-hak guru terabaikan salah satunya adalah mengikuti pelatihan. Hal ini terjadi oleh karena kompetensi penyelenggara negara khususnya didaerah tidak memiliki pengetahuan yang mumpuni tentang dunia pendidikan. Terlalu banyak posisi-posisi strategis terkait pendidikan di tempati oleh orang-orang yang tidak kompeten sebagai imbas dari pengaruh politik.

Padahal untuk membangun sebuah daerah terlebih dahulu sumber daya manusianya yang dibangun. Kesalahan kita selama ini adalah terlalu besar perhatian pemerintah daerah pada pembangunan fisik, pembangunan berupa fisik memang diperlukan namun sumber daya manusianya harus terlebih dahulu siap. Ketika Jepang mengalami kehancuran akibat bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, hal pertama yang mereka prioritaskan adalah pembangunan SDM. Tidak butuh waktu lama, kini Jepang menjadi negara maju, bukan karena faktor lain namun karena kompetensi SDMnya. Uni Emirat Arab termasuk negara terbelakang, rakyatnya hidup nomaden, kurangnya ilmu pengetahuan yang membuat mereka menjadi negara miskin, ketika prioritas pembangunan di arahkan pada pembangunan dunia pendidikan, titik terang mulai terbuka, bahkan kini menjadi negara maju, SDM mampu mengelola SDA-nya tanpa bantuan tenaga asing, bahkan UEA menjadi salah satu negara yang kaya akan tenaga ahli semua bidang. Singapura adalah negara yang tidak memiliki SDA, namun ekonomi mereka jauh di atas Indonesia, tidak lain adalah faktor pendidikan. Malaysia dalam sejarahnya pernah belajar dari Indonesia, kini justru terbalik.

Indonesia merdeka sudah 70 tahun, sampai saat ini Indonesia masih terbelakang di semua bidang. Tidak lain karena dunia pendidikan bukan prioritas utama pembangunan sehingga masyarakatnya selalu terbelakang. Indikator perhatian pemerintah terhadap dunia pendidikan hanya dua, pertama kompetensi guru dan kedua kesejahteraan guru. Sampai saat ini keduanya masih sangat rendah, kompetensi dan kesejahteraan guru jauh dibawah negara-negara lain. Maka jangan heran kalau output yang dihasilkan juga jauh dibawah negara lain, apapun kurikulumnya kalau kedua hal ini tidak di perhatikan tetap pendidikan di Indonesia hanya mampu melahirkan banyak kaum terpelajar tetapi bermental "kacung" karena tidak di dukung dengan kompetensi yang dimiliki.

Dengan demikian, untuk membawa Indonesia menjadi negara maju maka kebijakan pemerintah harus diprioritaskan pada ke dua hal di atas yakni kompetensi dan kesejahteraan. Bagaimana pemerintah mendorong guru agar memiliki motivasi memperkaya dirinya dengan berbagai informasi terbaru, ilmu pengetahuan terbaru yang diperoleh dari berbagai sumber. Berbagai bentuk kegiatan seperti pelatihan, workshop dan bahkan mendatangkan tenaga-tenaga ahli yang langsung melakukan pendampingan di sekolah-sekolah guna membimbing guru untuk bekerja lebih profesional perlu di tingkatkan.

Pemerintah tidak bisa menyerahkan sepenuhnya kompetensi guru kepada guru itu sendiri, pemerintah harus menjadi privat bagi guru, karena hanya sedikit dari sekian banyak guru yang mau berkorban demi pengembangan dan peningkatan kompetensinya. Hal ini terbukti dari kurangnya jumlah guru yang mengikuti lomba guru berprestasi, banyaknya guru yang mentok pada golongan IV/a, dan kurangnya karya tulis ilmiah hasil karya guru, apalagi kalau berbicara tentang teknologi informasi.

Oleh karena itu, belum bisa kita mengharapkan pembelajaran yang aktif, variatif, kreatif, menyenangkan dan inovatif sebelum ada upaya untuk menuntaskan kompetensi guru yang rendah, motivasi belajar guru yang rendah, kesejahteraan guru yang rendah dan referensi guru yang terbatas akibat kurangnya sumber belajar yang bisa di akses oleh guru.

Artikel keren lainnya:

Dilema seorang guru yang harus dipahami

Ada guru yang berusaha mendisiplinkan siswanya, namun niat baik itu ditanggapi lain oleh sebagian orang tua siswa. Sehingga tindakan yang dilakukan oleh guru dianggap sebagai penganiayaan atau merendahkan martabat anak oleh orang tua siswa. Kasus ini berujung dengan ditahannya guru atas laporan orang tua siswa.

Kasus seperti di atas banyak terjadi, guru selalu di posisi salah di mata orang tua siswa. Tidak sedikit guru masuk penjara akibat ulah orang tua siswa. Padahal dalam bertindak, guru semata-mata mengharapkan terjadi perubahan sikap dan prilaku siswa, terjadi peningkatan prestasi belajar siswa.

Kalaulah orang tua siswa paham betapa pentingnya pendidikan pada anak maka pastilah tidak akan ada ketidakadilan bagi guru, namun kenyataan tetaplah guru pada posisi serba salah.

Bertindak mendapat masalah, tidak bertindak dianggap tidak memiliki kepedulian. Inilah dilema yang dihadapi oleh guru, akibatnya guru saat ini lebih memilih menyelesaikan materi pelajarannya ketimbang melakukan pembinaan mental dan pembentukan karakter siswa.

Apabila kondisi ini terus berlanjut tanpa ada upaya perlindungan terhadap profesi guru maka segala rencana dan program pembentukan karakter dan pengembangan kurikulum tidak dapat dilaksanakan secara maksimal. Tentunya, ini menjadi kerugian besar bagi siswa dan orang tua siswa itu sendiri dan dunia pendidikan secara umum.

Kita mengharapkan pendidikan yang maju, output yang berkualitas. Akan tetapi, unsur utama dunia pendidikan yakni guru tidak memiliki jaminan keselamatan takkala menjalankan profesinya. Guru selalu kalah ketika dihadapkan pada persoalan HAM anak, sementara disisi lain sikap dan prilaku anak melebihi batas-batas kenormalan atau tidak bisa dikontrol secara persuasif sehingga perlu didisiplinkan dengan cara yang lebih keras.

Keras sebenarnya boleh dilakukan, yang tidak bisa adalah kasar. Saat ini banyak orang tua siswa yang tidak dapat membedakan tindakan yang keras dan tindakan yang kasar. Akibatnya, guru semakin berhati-hati dalam bertindak, bahkan banyak guru masa bodoh atas ketimpangan prilaku siswa. Kembali lagi yang rugi adalah siswa, orang tua siswa dan dunia pendidikan secara umum.

Haruskah kita terjebak pada ketidaksadaran orang tua siswa dalam memahami persoalan dunia pendidikan? Apakah kita ingin mendudukkan siswa sebagai raja bukan sebagai yang perlu di bina? Kalaulah guru belum mendapatkan perhatian terutama jaminan keselamatan atas profesinya maka dunia pendidikan kita akan terus merosot secara kualitas. Dunia pendidikan hanya melahirkan generasi-generasi parasit, generasi yang tidak memiliki masa depan. Maukah kita menitipkan bangsa dan negara ini kepada mereka?

Artikel keren lainnya:

Yang terlupakan di sekolah

Prestasi mungkin itulah yang di kejar oleh semua sekolah. Sejumlah rencana di programkan dalam bentuk pembinaan, guru-guru didorong untuk membina siswa-siswa yang memiliki prestasi.  Sederet piala menghiasi pundi-pundi sekolah. Tidak sedikit dana sekolah habis untuk merebut piala, apakah sekolah demikian dapat disebut berprestasi?

Ada banyak indikator yang menjadi ukuran keberhasilan sebuah sekolah. Gelar juara yang diraih hanya satu dari sekian indikator, banyak sekolah terjebak pada indikator ini, mereka lupa bahwa sejumlah siswa juga berhak mendapatkan pembinaan seperti siswa yang bermasalah, siswa yang tidak tuntas raihan kompetensi, atau siswa yang memiliki kecerdasan dibawah standar.

Akibatnya, ada sekolah yang memiliki prestasi luar biasa di semua ajang lomba, namun di sisi lain rendah dalam hal capaian akreditasi lulusan. Inilah yang harus disadari oleh pihak sekolah, pembinaan prestasi tidak berbarengan dengan penuntasan kompetensi lulusan bagi keseluruhan siswa.

Seharusnya, prestasi yang tinggi diikuti rata-rata capaian kompetensi lulusan yang tinggi pula. Apabila kedua capaian ini dapat diraih maka itulah yang disebut dengan sekolah yang berprestasi, jadi sekolah yang berprestasi adalah sekolah yang memiliki indeks prestasi tinggi dengan rata-rata pencapaian kompetensi lulusan yang tinggi.

Artikel keren lainnya:

Jadikanlah mengajar sebagai jalan menuju surga

Setiap manusia memiliki keterbatasan, dengan keterbatasan ini membuat kita tidak luput dari kealpaan dan kesalahan. Baik kita sadari maupun tidak kita sadari, dosa-dosa akibat kelalaian ini dapat menutup pintu surga buat kita. Untuk itulah perlu memperbanyak berbuat baik, salah satu jalan yang bisa ditempuh adalah mengajar.

Perbuatan mengajar merupakan perbuatan yang bernilai positif, mulia dan yang diridhoi oleh Allah SWT. Mengajar merupakan tindakan berbagi kebaikan dan ilmu pengetahuan, mengajar juga bernilai amanah sebagai pembawa pesan dari sang pencipta atas semua hasil ciptaannya.

Setiap kebaikan diganjar dengan pahala, sementara pahala adalah tiket masuk surga, mengajar salah satu perbuatan yang mengandung kebaikan sehingga mengajar akan diganjar juga dengan pahala. Guru yang bersungguh-sungguh dengan tugasnya dapat mengantarnya kepada surga.

Jadi jangan pandang sebelah mata profesi guru, mengajar adalah ibadah, tidak ada profesi lain yang memiliki keunikan seperti profesi guru. Oleh karena itu, bersyukurlah bagi yang berprofesi sebagai guru. Pengabdian anda insya allah tidak sia-sia.

Artikel keren lainnya:

Mengenal board game dan manfaatnya

Board game adalah permainan yang dimainkan oleh dua orang atau lebih, berupa papan permainan yang telah di desain sedemikian rupa sesuai jenis permainan, board game bisa menggunakan koin, dadu, pion, kartu atau semacamnya yang digunakan dengan cara tertentu, sesuai dengan peraturan tiap-tiap jenis board game.

Board game bukanlah penemuan yang baru. Faktanya, board games yang di temukan di dekat Jordan di situs arkeologikal  di perkirakan berumur 7000 tahun. Board game awal ditemukan sangat mirip board game yang populer yakni Mancala (sejenis peemainan congkak/dakon). Senet, salah satu board game yang memiliki pion seperti catur atau halma. Ditemukan didalam makam yang berumur  3500 SM. Lebih jauh lagi ditemukan juga beberapa artistik orang Mesir sedang bermain senet.

Pada tahun 3000 SM muncullah permainan Backgammon. Pada era awal board game, kebanyakan permainan hanyalah permainan 2 orang. Permainan parcheesi atau pachisi yang bisa dimainkan sampai 4 orang belum muncul sampai sekitar tahun 500 SM. Bagitu juga dengan catur sampai sekitar 600 SM.

Seiring perkembangannya, beberapa variasi board games telah dimainkan dan ada beberapa pula telah mencapai kepopulerannya. Pada era victorian, kartu lebih sering dimainkan oleh orang dewasa, dan permainan yang berunsur judi. Sedangkan board game lebih populer di kalangan anak-anak.

Pada masa sekarang board game sudah sering dimainkan bahkan sangat terkenal seperti monopoly, risk dan scrabble. Permainan masa lalu seperti parcheesi makin populer, beberapa variasi parcheesi yang terkenal antara lain trouble dan sorry. Board game modern mengarah pada pengaturan strategi dan kecermatan bahkan keberuntungan.

Beberapa board game memang ditujukan kepada anak-anak. Seperti candyland dan shoots and ladders, snakes and ladders. Candyland diperkenalkan kepada anak-anak untuk mengajarkan konsep memindahkan pion pada papan permainan untuk menuju ke akhir permainan sebagai pemenang. Snakes and ladders atau kita lebih kenal dengan permainan ular tangga muncul pada abad ke 19 untuk mengajarkan kepada anak-anak, menghitung dan konsep keberuntungan.

Permainan yang cocok bagi anak usia remaja dan dewasa seperti monopoly dan risk. Kedua permainan ini sangat menantang, monopoly untuk mengasah kemampuan matematika sedangkan risk untuk mengasah kemampuan anak untuk berstrategi.

Board game saat ini memiliki bermacam-macam variasi antara lain :

1. Classic board games atau family games. Para pemain berlomba mengelilingi papan permainan atau mengikuti jalan tertentu yang sudah ditentukan untuk mencapai tujuan. Terkadang sistem poin juga dilibatkan. Esensi permainan ini bukan terletak pada permainannya melainkan dari pengalaman kebersamaan pemain. Contoh permainan ini adalah candyland dan ular tangga.

2. Euro-style games. Permainan ini pemenangnya ditentukan oleh poin, pemain harus mengumpulkan poin untuk memenangkan permainan. Permainan ini mempunyai tema yang kuat untuk menginformasikan keseluruhan permainan. Ciri permainan ini mengandalkan strategi seperti settlers of catan, power grid, carcassone, dan lancaster.

3. Deck-building games. Permainan ini mirip dengan trading card games, setiap pemain mempunyai beberapa set kartu yang akan digunakan untuk bermain. Contoh permainan ini adalah domino, thunderstroms, dan quarriors.

4. Abstrack strategy games, termasuk catur fan checkers. Inti permainan ini adalah para pemain beradu strategi untuk mengalahkan atau mengelabui satu sama lain. Contohnya catur, checkers dan push fight.

5. Strategy games. Permainan ini memiliki papan atau cerita yang sangat penting untuk mengarahkan pemain. Permainan ini melibatkan kerjasama dan kompetisi yang sangat besar, membutuhkan tingkat pemikiran yang tinggi. Contohnya risk, imperium, arkham horor dan lain sebagainya.

6. Card-based strategy games. Permainan strategi dimana kartu adalah elemen yang sangat penting. Contohnya adalah 7 wonders, bang dan munckhin.

Board games adalah jenis permainan yang memiliki keunikan tersendiri dan mempunyai pengaruh kuat atas perkembangan jiwa dan mental anak-anak. Berikut beberapa keuntungan board games.

1. Board game merupakan permainan yang penuh dengan aturan. Anak-anak diajarkan untuk disiplin, mentaati peraturan dan berprilaku jujur.

2. Board game biasanya dimainkan lebih dari satu pemain. Sehingga secara tidak langsung telah mengajarkan anak-anak untuk berinteraksi sosial, bekerja sama, bernegosiasi dan bermain peran.

3. Hampir seluruh permainan board game mengasah otak, sehingga bagus untuk melatih konsentrasi dan daya ingat, memecahkan masalah, berpikir kreatif, kritis, berstrategi, dan mengambil keputusan.

4. Setiap perbuatan manusia pasti ada pengaruh dan akibatnya, baik langsung maupun tidak langsung. Permainan board game dapat melatih kemampuan dan ketepatan pengambilan keputusan. Permainan ini dapat menjadi simulasi atau latihan bagi anak-anak terutama dalam hal pengambilan keputusan di saat sulit dan penuh tekanan.

Sumber: perancangan board game pengenalan dinosaurus untuk anak usia 8-12 tahun oleh Steven Tan.

Artikel keren lainnya:

Memperkokoh kepribadian siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler

Pendidikan pada intinya adalah menciptakan perubahan siswa, salah satunya adalah kepribadian. Masing-masing individu sejak dilahirkan dengan kepribadian yang berbeda-beda, kepribadian mengalami perubahan seiring meningkatnya pemahaman dan pengertian tentang gaya hidup. Tugas guru adalah bagaimana memperkokoh kepribadian siswa agar tidak terjebak oleh pengaruh gaya hidup negatif.

Peran kepribadian siswa dalam menerima informasi dapat mendorong tercapainya tujuan pembelajaran. Siswa yang memiliki kepribadian yang baik memiliki motivasi belajar dan ada target pencapaian sehingga memudahkan guru untuk melakukan transfer ilmu pengetahuan dan keterampilan serta pembentukan karakter dan sikap.

Sebaliknya menjadi tantangan guru, guru harus bekerja keras menemukan model dan metode pendekatan agar dapat menuntaskan kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Dalam hal ini guru bisa memanfaatkan jalur ekstrakurikuler, kegiatan ekstrakurikuler membantu guru membentuk mental dan jiwa siswa memahami pentingnya belajar sebagai modal dasar penerimaan siswa terhadap bentuk-bentuk informasi yang di terima.

Dalam berbagai penelitian menunjukkan bahwa kepribadian berhubungan erat dengan prestasi belajar, kepribadian yang baik selalu diikuti dengan prestasi yang baik pula, kepribadian yang kurang baik juga diikuti dengan prestasi yang kurang pula. Berdasarkan hasil-hasil penelitian ini, maka guru harus bisa merubah kepribadian negatif siswa dan memperkokoh kepribadian siswa yang sudah baik.

Kegiatan ekstrakurikuler yang perlu terus di galakkan adalah pramuka dan pmr. Keduanya mengutamakan pembentukan karakter dan pola hidup sehat. Melalui pembinaan ekstrakurikuler ini, diharapkan mampu membawa perubahan cara pandang dan pola pikir siswa sehingga mempengaruhi prilaku siswa untuk memiliki kemauan belajar yang lebih baik. Dengan demikian, guru semakin mudah melakukan tugas dan fungsinya, kompetensi yang harus dicapai dapat berproses dengan baik dalam diri siswa ke kehidupan nyata, kehidupan yang sebenarnya.

Artikel keren lainnya:

Kenali tanda-tanda pada siswa

Pada saat mengajar, kadang siswa tampak gelisah, tidak tenang, sering mengarahkan pandangannya keluar. Tanda-tanda ini jangan dianggap remeh karena bisa jadi siswa mengalami stress. Apabila siswa stress maka model dan metode apapun yang diterapkan tidak membuat pembelajaran berhasil.

Apa yang membuat siswa stress mengikuti pelajaran? Berikut beberapa sebab siswa stress mengikuti pelajaran.

1. Materi padat
Materi yang terlalu padat dapat menimbulkan rasa jenuh dan bosan, apalagi disampaikan dengan cara yang tidak variatif. Guru juga harus memperhatikan waktu pelajaran, pada waktu pelajaran berlangsung menjelang tengah hari, energi siswa mulai berkurang, mulai merasa lapar, dan lelah.

2. Kondisi ruang belajar
Ruang belajar yang baik adalah ruang belajar yang memiliki perputaran angin cukup lancar melalui ventilasi. Namun perlu pula disadari adalah pada siang hari biasanya ruangan mulai panas dan pengap bahkan gersang. Kondisi ini mempengaruhi stamina siswa, menurunkan kesadaran dan kejernihan berpikir.

3. Kondisi luar ruangan
Ruang belajar membutuhkan ketenangan, jangan ada gangguan termasuk suara-suara tambahan. Ini biasanya terjadi menjelang pulang sekolah atau menjelang waktu istrahat, situasi ini harus dalam kendali guru karena dapat mendorong siswa menjadi gelisah dan tidak tenang. Biasanya siswa sangat mengharapkan agar guru segera menyudahi pelajarannya.

4. Guru kurang peduli
Ada siswa yang sebenarnya tidak suka dengan guru yang kurang peduli dengan situasi dalam ruangan. Siswa ini pada umumnya adalah siswa yang memiliki kecerdasan dan kemauan belajar melebihi siswa lainnya. Sedangkan siswa yang malas belajar menyukai guru yang tidak peduli dengan situasi ruangan. Situasi ruangan yang dimaksud adalah situasi yang gaduh atau ribut atau situasi diluar kendali guru.

Adapun tanda-tanda siswa yang sedang mengalami stress antara lain:
1. Pandangan selalu keluar jendela
2. Mulai usil kepada teman-temannya.
3. Mulai bercerita dengan teman disampingnya
4. Mencoret-coret kertas.
5. Perhatiannya lebih besar kepada yang dikerjakan oleh temannya.
6. Sudah ada gerakan tambahan yang dapat memecah perhatian dan konsentrasi teman-temannya.
7. Sering keluar ruang belajar
8. Mengantuk
9. Wajah cemberut atau kening mulai berkerut.
10. Suka menyambung ucapan guru

Dan masih banyak lagi tanda-tanda siswa yang harus dikenali oleh guru agar dapat menciptakan pembelajaran yang efektif, bermakna dan mencapai target sebagaimana tujuan pendidikan nasional.

Artikel keren lainnya: