Beranda · Artikel · Motivasi · Merdeka Belajar · Bahan Ajar · PTK · Pembelajaran

Panggilan “pak/ibu guru” bentuk pengabdian tertinggi

Dipanggil “pak/ibu guru” akan terasa nikmat, suatu penghargaan yang tinggi bagi pengabdian manusia terhadap manusia lainnya. “pak/ibu guru” langsung melekat kepada siapa saja yang mengajarkan ilmunya kepada orang lain, tidak perlu melalui ujian meja atau ujian-ujian lainnya, cukup mengajarkan sesuatu yang bermanfaat, kita sudah dipanggil “pak/ibu guru”.

“pak/ibu guru” simbol ketabahan dan kekuatan. Sebagai simbol ketabahan, seorang guru harus selalu sabar dan tabah mengajarkan kebaikan dan ilmu pengetahuan kepada siapa saja. Guru tidak mengenal kata putus asa, menyerah atau bentuk lainnya yang mencerminkan kegagalan. Guru tidak boleh memilih anak didik, siapa pun dia, apapun latar belakangnya, suku, agama, ras dan warna kulitnya, dimata guru mereka semua adalah anak didik yang harus diberi ujaran kebaikan dan ilmu pengetahuan.

Berbagai persoalan bangsa, masyarakat dan pribadi-pribadi tertentu tidak membuat guru kalah dalam medan perang. Jutru guru semakin kuat, karena guru adalah petunjuk bagi orang lain bahwa terdapat optimisme yang dapat mengantarkan anak didiknya keluar dari permasalahan. Dikala semua pintu-pintu kesempatan dan kebaikan mulai tertutup, tangan-tangan guru akan mengukir jalan baru menuju lautan harapan. Pada saat persaingan hidup menjadi ketat dan dibawah tekanan hidup yang semakin berat, lidah guru akan terus memompa semangat baru kepada anak didiknya. Sehingga wajarlah guru merupakan derajat pengabdian tertinggi manusia kepada Sang Maha Pencipta.

Guru itu banyak macamnya, misalnya ulama, dosen, guru disekolah, guru privat, guru ngaji, atau orang-orang yang berbagi pengetahuan kepada orang lain seperti montir di bengkel mengajari anak buahnya, petani mengajari anaknya cara bercocok tanam, nelayan mengajari orang lain cara mengikat kail dan sebagainya.

Kelebihan seorang guru dibandingkan dengan lainnya adalah dalam mengajarkan sesuatu tidak mengharapkan balas budi, mereka melakukannya dengan ikhlas karena Allah SWT, mereka merasa bangga apabila anak didiknya mampu menyaingi dirinya atau bahkan melebihi kemampuannya. Kalau ada anak didiknya sukses, walau mereka tidak menerima hadiah atau imbalan atas jasanya, mereka akan merasa bangga melebihi kebanggaan anak didiknya ketika meraih kesuksesannya. Bagi guru, keberhasilan sesungguhnya dalam mengajar adalah ketika anak didiknya meraih sukses, atau sederhananya, mereka mendapatkan pekerjaan walaupun mereka harus menjadi atasannya.

Perjuangan guru menciptakan perubahan anak didiknya, tidaklah semudah bayangan kita sesungguhnya, terlalu banyak dukanya dibandingkan dengan sukanya. Terlalu banyak penderitaan dan kekecewaan yang diperoleh dibandingkan dengan kepuasan dan kebahagiaannya, bahkan hak-haknya tidak sebanding dengan kewajibannya. 

Namun demikian, guru tetaplah guru, sebuah profesi yang diberi tanggung jawab untuk mencerdaskan segenap kehidupan bangsa. Penderitaan dan kekecewaan hanyalah sebuah irama yang menambah indahnya hidup demi bakti pada nusa dan bangsa serta amanah dari Tuhan Yang Maha Esa. Semuanya akan terangkai dalam komposisi siklus kehidupan yang harus dijalani dengan harapan agar rantai kehidupan tidak terganggu. Jadi bersyukurlah bagi yang memilih profesi sebagai guru, sebab warisan nilai-nilai kehidupan terletak di tangan anda. 

Artikel keren lainnya:

Karakteristik penilaian dalam Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari semua kurikulum yang pernah diterapkan, kurikulum 2013 dilaksanakan untuk menjawab tantangan global yang semakin kompleks, persaingan yang semakin ketat dan tentunya membutuhkan kesiapan dari semua unsur termasuk menyiapkan generasi muda sehingga mampu menunjukkan jati dirinya sebagai generasi yang memiliki kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Untuk menjamin keberhasilan pendidikan maka proses pembelajaran dalam kurikulum 2013 menitikberatkan pada perubahan pola pikir (mindset) dari “diberi tahu” menjadi “mencari tahu”. Diharapkan dalam proses pencariannya, siswa dapat melakukan proses memahami, menanya, menganalisis, mengasimilasi dan lain-lain. 

Perubahan itu berpengaruh pada sistem penilaian, sehingga lahirlah lima karakteristik penilaian dalam kurikulum 2013 yang wajib dikuasai oleh guru dalam melaksanakan penilaian terhadap anak didiknya. Kelima karakteristik penilaian dimaksud adalah.


1. Belajar Tuntas
Ketuntasan Belajar merupakan capaian minimal dari kompetensi setiap muatan pelajaran yang harus dikuasai peserta didik dalam kurun waktu belajar tertentu. Ketuntasan aspek sikap (KI-1 dan KI-2) ditunjukkan dengan perilaku baik peserta didik. Jika perilaku peserta didik belum menunjukkan kriteria baik maka dilakukan pemberian umpan balik dan pembinaan sikap secara langsung dan terus-menerus sehingga peserta didik menunjukkan perilaku baik. Ketuntasan belajar aspek pengetahuan (KI-3) dan keterampilan (KI-4) ditentukan oleh satuan pendidikan. Peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar diberi kesempatan untuk perbaikan (remedial teaching), dan peserta didik tidak diperkenankan melanjutkan pembelajaran kompetensi selanjutnya sebelum kompetensi tersebut tuntas. Kriteria ketuntasan dijadikan acuan oleh pendidik untuk mengetahui kompetensi yang sudah atau belum dikuasai peserta didik. Melalui cara tersebut, pendidik mengetahui sedini mungkin kesulitan peserta didik sehingga pencapaian kompetensi yang kurang optimal dapat segera diperbaiki.

2. Otentik
Penilaian dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi secara holistik. Aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan dinilai secara bersamaan sesuai dengan kondisi nyata. Penilaian dilaksanakan untuk mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik yang dikaitkan dengan situasi nyata bukan dunia sekolah. Oleh karena itu, dalam melakukan penilaian digunakan berbagai bentuk dan teknik penilaian. Penilaian otentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik.

3. Berkesinambungan
Penilaian berkesinambungan dimaksudkan sebagai penilaian yang dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan selama pembelajaran berlangsung. Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus menerus dengan menggunakan berbagai bentuk penilaian. 

4. Menggunakan bentuk dan teknik penilaian yang bervariasi
Penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai dengan karakteristik kompetensi yang akan diukur atau dinilai. Berbagai metode atau teknik penilaian dapat digunakan, seperti tes tertulis, tes lisan, penugasan, penilaian kinerja (praktik dan produk), penilaian proyek, portofolio, dan pengamatan atau observasi.

5. Berdasarkan acuan kriteria
Penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan menggunakan acuan kriteria. Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap ketuntasan yang ditetapkan. Kriteria ketuntasan ditetapkan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan dengan mempertimbangkan karekteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan (Buku Pedoman Penilaian Kur 13 SD)

Artikel keren lainnya:

9 Prinsip penilaian yang wajib diketahui oleh guru

Kesalahan dalam memberikan penilaian dapat berdampak pada terganggunya psikologis siswa, pelaksanaan penilaian harus bisa membangkitkan motivasi belajar siswa. Tujuannya untuk mengetahui tingkat kompetensi siswa, bagi siswa dapat mengetahui sejauhmana hasil belajarnya sehingga mendorong siswa untuk terus memotivasi dirinya.

Hasil penilaian yang dilakukan oleh guru menjadi ukuran dan pembanding atas kerja keras dan frekuensi belajar siswa. Olehnya itu, sebagai guru dalam memberikan penilaian harus memperhatikan beberapa prinsip penilaian.

  1. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur.
  2. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
  3. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
  4. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
  5. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
  6. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.
  7. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.
  8. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.
  9. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.


Artikel keren lainnya:

Pentingnya membaca ulang catatan guru

Catatan guru berisi komentar, masukan dan tindak lanjut dari perkembangan siswa, catatan guru tidak serta merta ditutup setelah siswa menyelesaikan proses belajar selama satu semester. Guru bersama siswa harus membuka kembali lembaran-lembaran catatan guru agar dilakukan perbaikan terhadap hasil kerja dan sikap sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan memperbaiki kualitas proses pembelajaran.

Sudah menjadi kewajiban bagi guru bersama siswa untuk mereview kembali proses pembelajaran yang sudah dilalui. Berdasarkan catatan guru, hasil kerja dan sikap siswa yang belum maksimal perlu dilakukan langkah-langkah antisipasi, masukan dan saran yang terdapat dalam tindak lanjut perbaikan harus dijalankan sebagai bentuk komitmen dan tanggung jawab guna meningkatkan motivasi belajar siswa.

Catatan guru apakah bersumber dari penilaian sikap, penilaian pengetahuan maupun penilaian keterampilan merupakan sebuah fakta tentang perkembangan peserta didik. Fakta ini akan menjelaskan dan menggambarkan kemampuan dan kompetensi siswa, fakta ini pula akan menjadi dasar bagi guru untuk menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran pada semester berikutnya. Tentunya akan berguna dalam menerapkan metode dan model pembelajaran yang tepat yang disesuaikan dengan dinamika kelas yang diajarnya. Dengan demikian fungsi kontrol, pengawasan, monitoring dan evaluasi dapat berjalan dengan baik seperti yang direncanakan sebelum pelaksanaan pembelajaran.

Artikel keren lainnya:

What is the relationship of teachers with curriculum

In my article this time, I am trying to learn to understand the curriculum and its relationship with the teacher is simple. Because if you read the explanation of the curriculum under the Act and guidelines was difficult to understand. Then how the curriculum is simple?

Before I explain more about the curriculum helps us pay attention to some of the complaints of teachers. Shall teachers need a curriculum? Without kurikulumpun teacher can still teach, is that right? So far we do not understand the teaching curriculum but still able to walk. As to whether a creature called the curriculum ?, why the curriculum is so important for a teacher?

Those are some questions and complaints of teachers about the curriculum, there are many teachers who do not understand the curriculum and its relationship with the teacher. To understand the curriculum and its relationship with the teachers and what is needed is to simplify understanding.

Try to note the terms of the curriculum according to law number 20 of 2003, the curriculum is a set of plans and arrangements regarding the objectives, content and learning materials as well as the means used to guide the implementation of learning activities to achieve national education goals.

Meanwhile, according to experts, for example Kerr, J.F (1968) are all learning curriculum designed and implemented individually or in groups, both in school and outside of school. Understanding the curriculum according Inlow (1966), expressed his opinion that a thorough understanding of the curriculum is specially designed effort by the school to guide students to obtain the results of a study that determined. According Neagley and Evans (1967), the notion of curriculum is all the experience that has been designed by the school. According to Beauchamp (1968), the notion of curriculum is a written document that implies contain subjects that will be taught to students through a variety of subjects, chosen disciplines, the problem in everyday life

Okay, maybe the definition above requires further deepening explanation, simply if you understand the SKL, Content Standards, Standards and Standards Assessment Process? If you already understand the standard four then you already understand the curriculum.

How does the curriculum with teachers? To answer this question, the following explanation, and you will automatically understand the relationship with the teacher curriculum.

Educational paradigm has changed over the implementation of the curriculum in 2013 although later postponed implementation and return to the SBC. Now, before the start of learning, teachers must first determine "what will be the student after graduation" or "competencies that must be mastered by the students". First-grade students have mastered what, second grade students have mastered what and so on until the year of high school students also have mastered what or minimal competencies that must be mastered. For that arranged through Graduate Competency Standards (SKL).

After SKL determined, or teachers already know targets to be achieved by the students, then the next question is "what should be loaded to the students to achieve SKL" is. The material is to be given to students from elementary, middle and high school, then drafted Content Standards (SI). In explaining the contents of the standard materials that should be taught to students in the form of Competency Standards and Basic Competence.

In order for the material that has been developed through the Content Standards can be accepted by the students, the teacher must know how to transfer the knowledge to the students. How the material will proceed so that students can receive the material to be taught. Then drafted Processing Standards which will guide teachers in presenting the material in class.

Furthermore, how do you know the achievement of competence? Surely there must be evaluated. Evaluation is an assessment that is intended to determine the level of success in the classroom. How methods of assessment and how the assessment instrument, it was arranged in the Standard Assessment. Assessment standards set all kinds of assessments can be carried out by teachers with reference to the Content Standards.

Thus, the curriculum can not be separated by the teacher, the presence of teachers implement the curriculum can facilitate learning in the classroom. The curriculum can help teachers to manage the classroom well, plan learning and achieving educational goals. Curriculum act as a guideline and guidance for teachers so that learning can be run in accordance with the concept of PAIKEM (active learning, innovative, creative, effective and fun)

Artikel keren lainnya:

Getting to know the characteristics of learners

One of the competencies that must be mastered by the teacher is pedagogical, pedagogical abilities teachers can help students follow the learning process. One that includes pedagogical competence is how teachers get to know the characteristics of learners. Characteristics referred to as the physical, intellectual, social, emotional, behavioral, moral and socio-cultural background.

Based on the data obtained, the teacher will act or treat learners in accordance with their respective characters so as to put the learners have equal opportunities to actively participate in learning activities. Of course, teachers have to have the right formula to manage the classroom, learners who have physical abnormalities and different learning abilities can get the same service with other students during the lesson.

On learners who have physical, teachers help discover the potential of the students in question so as to cover the physical abnormalities, making proud of his ability without seeing that happened as
barrier for him.

Once formed confidence, learners can help the learning success. No more learners are silent, but they began to show itself as the most important part in the learning process.

Artikel keren lainnya:

3 Aspek penilaian kinerja siswa

Penilaian ini mengukur pencapaian pembelajaran berupa kompetensi keterampilan yang dikuasai oleh siswa sebagaimana yang menjadi tujuan kurikulum 2013. Tiga aspek penilaian kinerja yakni aspek proses, aspek produk dan penggabungan kedua aspek.

Aspek proses menekankan pada bagaimana siswa mengerjakan tugas yang diberikan, bagaimana siswa melakukan suatu tugas sehingga menghasilkan sebuah produk. Contoh penilaian kinerja dengan aspek proses seperti berpidato, membaca karya sastra, menggunakan peralatan laboratorium sesuai keperluan, memainkan alat musik, bermain bola, bermain tenis, berenang, koreografi, dan menari. 

Aspek produk menekankan pada kualitas produk yang dihasilkan, contoh membuat gambar grafik, menyusun karangan, dan menyulam. Sedangkan penilaian kinerja pada aspek ketiga adalah penggabungan kedua aspek yakni aspek proses dan aspek produk, contohnya memasak nasi goreng dan memanggang roti.

Langkah-langkah umum penilaian kinerja adalah: 
  1. menyusun kisi-kisi; 
  2. mengembangkan/menyusun tugas yang dilengkapi dengan langkah-langkah, bahan, dan alat; 
  3. menyusun rubrik penskoran dengan memperhatikan aspek-aspek yang perlu dinilai; 
  4. melaksanakan penilaian dengan mengamati siswa selama proses penyelesaian tugas dan/atau menilai produk akhirnya berdasarkan rubrik; 
  5. mengolah hasil penilaian dan melakukan tindak lanjut. 


Artikel keren lainnya:

Langkah-langkah mempersiapkan tes lisan

Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru secara lisan dan siswa merespon pertanyaan tersebut secara lisan. Tujuannya untuk mengecek pemahaman siswa untuk perbaikan proses pembelajaran yang dilaksanakan melalui tanya jawab.

Tes lisan dapat menumbuhkan sikap berani berpendapat, percaya diri, dan kemampuan berkomunikasi secara efektif. Tes lisan juga dapat digunakan untuk melihat ketertarikan siswa terhadap pengetahuan yang diajarkan dan motivasi siswa dalam belajar.

Dalam memberikan pertanyaan, hindari penggunaan pertanyaan yang hanya dijawab dengan “ya” atau “tidak”. Pertanyaan yang baik adalah pertanyaan yang menuntut penjabaran, uraian, dan penjelasan dari siswa. Pertanyaan yang ditujukan untuk mengukur tingkat penguasaan konseptual, faktual, dan prosedural serta olah pikir siswa dari tingkat rendah sampai ke tingkat tinggi.

Adapun langkah-langkahnya adalah :
1. Menetapkan tujuan pelaksanaan tes
2. Menyusun beberapa pertanyaan sebagai refleksi dari materi yang diajarkan
3. Melakukan pemetaan siswa berdasarkan kompetensi dan daya serap siswa terhadap materi
4. Menyusun pedoman penskoran

Artikel keren lainnya:

Langkah-langkah mempersiapkan tes tertulis

Tes tertulis adalah tes yang soal dan jawaban disajikan secara tertulis berupa pilihan ganda, isian, benar-salah, menjodohkan, dan uraian.  Tujuan utama pemberian tes tertulis adalah untuk mengetahui penguasaan pengetahuan siswa dalam rangka perbaikan proses pembelajaran dan/atau pengambilan nilai.

Ter tertulis meliputi pengetahuan faktual, konseptual, maupun prosedural serta kecakapan berpikir tingkat rendah hingga tinggi. Adapun langkah-langkah pelaksanaan tes tertulis sebagai berikut:

1. Menetapkan tujuan pelaksanaan tes
Tujuan pelaksanaan tes tertulis digunakan untuk mengetahui capaian pembelajaran dalam rangka mencari solusi guna memperbaiki proses pembelajaran. 

2. Menyusun kisi-kisi
Kisi-kisi merupakan spesifikasi yang memuat kriteria soal yang akan ditulis yang meliputi antara lain KD yang akan diukur, materi, indikator soal, bentuk soal, dan jumlah soal. 
Kisi-kisi harus mengandung pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural serta kecakapan berpikir tingkat rendah hingga tinggi dan diukur secara proporsional serta setiap KD terwakili secara memadai dengan proporsional.

3. Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan kaidah penulisan soal. 
Setelah menyusun kisi-kisi, langkah selanjutnya adalah menulis soal berdasarkan kisi-kisi. Perlu diperhatikan bahwa kisi-kisi hanya memuat bentuk soal, tugas guru adalah membuat soal berdasarkan bentuk soal yang ada di kisi-kisi, jadi bukan menyalin soal yang ada dalam kisi-kisi. Selain itu dalam menyusun soal juga memperhatikan kaidah penulisan soal agar tidak melahirkan penafsiran lain yang dapat menyesatkan pemahaman siswa.

4. Menyusun pedoman penskoran. 
Untuk soal pilihan ganda, isian, menjodohkan, dan jawaban singkat disediakan kunci jawaban. Untuk soal uraian disediakan kunci/model jawaban dan rubrik.

Rumus perolehan skor nilai soal adalah 
NILAI = (TOTAL SKOR PEROLEHAN / TOTAL SKOR MAKSIMUM) * 100




Artikel keren lainnya:

Langkah-langkah penugasan kepada siswa

Penugasan adalah pemberian tugas kepada siswa untuk mengukur dan/atau memfasilitasi siswa memperoleh atau meningkatkan pengetahuan. Tujuan Penugasan adalah untuk mengukur pengetahuan dapat dilakukan setelah proses pembelajaran (assessment of learning). Sedangkan penugasan untuk meningkatkan pengetahuan diberikan sebelum dan/atau selama proses pembelajaran (assessment for learning). Tugas dapat dikerjakan baik secara individu maupun kelompok sesuai karakteristik tugas yang diberikan.(buku pedoman penilaian SMP).

Soal yang diberikan harus mencakup berbagai aspek yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Hindari pemberian soal atau tugas yang dijawab dengan “ya” atau “tidak”, soal harus memancing siswa untuk mengetahui lebih jauh kandungan materi. Melibatkan kemampuan analisis, argumentasi, konseptual, faktual, dan prosedural terhadap masalah yang diberikan. Soal harus bersifat kompleks sehingga membutuhkan banyak sumber yang relevan dan valid guna menguatkan hasil penugasan.

Langkah-langkahnya adalah :
  1. Menetapkan tujuan pelaksanaan penugasan
  2. Menyusun beberapa pertanyaan penugasan
  3. Melakukan pemetaan siswa berdasarkan kompetensi dan daya serap siswa terhadap materi bila dilaksanakan secara berkelompok.
  4. Menyusun pedoman penskoran



Artikel keren lainnya:

Pengertian Penilaian Keterampilan

Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menerapkan pengetahuan untuk melakukan tugas tertentu di dalam berbagai macam konteks sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi. 

Ada tiga teknik penilaian keterampilan diantaranya :

1. Penilaian kinerja
Tujuannya adalah untuk mengukur capaian pembelajaran berupa keterampilan proses dan/atau hasil (produk). Penilaian ini menekankan pada kualitas proses mengerjakan atau melakukan suatu tugas atau kulaitas produknya atau kedua-duanya. 

2. Penilaian proyek
Tujuannya adalah untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuannya melalui penyelesaian suatu tugas dalam periode atau waktu tertentu.
Penilaian proyek dapat dilakukan untuk mengukur satu atau beberapa KD dalam satu atau beberapa mata pelajaran.Tugas tersebut berupa rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian data, pengolahan dan penyajian data, serta pelaporan.

3. Penilaian portofolio
Sampel karya siswa terbaik dari KD pada KI-4 digunakan untuk mendeskripsikan capaian kompetensi keterampilan dalam satu semester. Portofolio dapat disimpan dalam bentuk cetakan atau elektronik. Pada akhir semester kumpulan sampel karya tersebut digunakan sebagai bagian bahan untuk mendeskripsikan pencapaian keterampilan secara deskriptif. Portofolio keterampilan tidak diskor lagi dengan angka

Artikel keren lainnya:

Penilaian berdasarkan Portofolio Siswa

Portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang bersifat reflektif-integratif yang menunjukkan perkembangan kemampuan siswa dalam satu periode tertentu. Tujuannya adalah sebagai (sebagian) bahan guru mendeskripsikan capaian pengetahuan di akhir semester, portofolio dapat berupa sampel pekerjaan siswa terbaik yang diperoleh dari penugasan dan tes tertulis.

Berdasarkan buku pedoman penilaian kurikulum 2013, ada beberapa tipe portofolio antara lain portofolio dokumentasi, portofolio proses, dan portofolio pameran. Guru dapat memilih tipe portofolio yang sesuai dengan tujuannya. 

Untuk SMP, tipe portofolio yang utama untuk penilaian pengetahuan adalah portofolio pameran, yaitu merupakan kumpulan sampel pekerjaan terbaik dari KD pada KI-3, terutama pekerjaan-pekerjaan dari tugas-tugas dan ulangan harian tertulis yang diberikan kepada siswa.

Dalam menyusun penilaian portofolio siswa harus memperhatikan beberapa ketentuan diantaranya :

1) Pekerjaan asli siswa; 
Tujuannya untuk menghindarkan siswa dari kegiatan plagiat, atau mengakui hasil karya orang lain sebagai hasil karyanya sendiri.

2) Pekerjaan yang dimasukkan dalam portofolio disepakati oleh siswa dan guru; 
Gunanya untuk memberi rasa percaya diri dan keyakinan yang mendalam terhadap hasil pekerjaannya. Membangkitkan motivasi dan semangat belajar karena hasil karyanya dihargai oleh guru dan rekan-rekannya dan yang paling penting adalah penentuan karya terbaik dilakukan secara bersama, dalam hal ini siswa merasa dihargai oleh guru. Tentunya akan berdampak pada kepuasan sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

3) Guru menjaga kerahasiaan portofolio; 

4) Guru dan siswa mempunyai rasa memiliki terhadap dokumen portofolio; 

5) Pekerjaan yang dikumpulkan sesuai dengan KD. 
Setiap pembelajaran KD dari KI-3 berakhir, pekerjaan terbaik dari KD tersebut (bila ada) dimasukkan ke dalam portofolio. 

Artikel keren lainnya:

Cara melakukan penilaian sikap

Penilaian sikap adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mengetahui perilaku siswa baik spritual maupun sosial dalam kehidupan sehari-hari baik didalam kelas maupun diluar kelas sebagai hasil pendidikan dalam rangka mengontrol perkembangan sikap siswa dan memfasilitasi tumbuhnya perilaku siswa.

Dalam mengumpulkan data-data, guru menggunakan teknik observasi. Semua prilaku, perubahan dan perkembangan sikap dicatat oleh guru dalam bentuk jurnal. Prilaku yang baik dan prilaku yang kurang baik harus dicatat dengan teliti termasuk proses perubahan prilaku siswa baik ke arah baik atau sangat baik maupun ke arah kurang baik. 

Jurnal hasil observasi memuat catatan anekdot, catatan kejadian tertentu, informasi valid dan relevan lainnya yang bersumber dari guru, BK dan wali kelas serta sumber lainnya yang dapat dipercaya.

Penilaian sikap terdiri dari dua unsur yakni unsur utama dan unsur penunjang. Pada unsur utama, data diperoleh dari observasi yang dilakukan oleh guru mata pelajaran yang dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung, selain itu data juga diperoleh dari observasi dari guru BK dan wali kelas selama satu semester yang dilaksanakan diluar jam pembelajaran baik secara langsung maupun berdasarkan informasi atau laporan yang valid. 

Sementara penilaian sikap dari unsur penunjang, observasi didasarkan pada penilaian antar teman dan penilaian diri. Penilaian ini dilaksanakan sekurang-kurangnya satu kali sebelum pelaksanaan ujian akhir sekolah atau ulangan semester.

Format lembar observasi yang dilakukan oleh guru mata pelajaran, guru BK dan wali kelas harus memuat Nomor, tanggal, kelas, nama siswa, catatan prilaku, dan butir sikap. apabila catatan perkembangan sikap spiritual dan sikap sosial dijadikan satu, perlu ditambahkan satu kolom keterangan di bagian paling kanan untuk menuliskan apakah perilaku tersebut sikap spiritual atau sikap sosial.

Contoh catatan guru kaitannya dengan perkembangan penilaian sikap spritual
Tanggal 12/4/2016 siswa atas nama sudarmin mengganggu teman yang sedang berdoa saat makan di kantin. Butir sikap ketakwaan.

Contoh catatan guru pada perkembangan penilaian sikap
Tanggal 12/4/16 siswa atas nama sudarwin berbohong ketika ditanya alasan masuk sekolah di ruang guru. Butir sikap kejujuran”.

Atau contoh lainnya.
tanggal 12/4/16 siswa atas nama Anisa, memungut sampah yang berserahkan di halaman kelasnya. Butir sikap Kebersihan pada aspek sosial”.

Jadi, penilaian sikap dilaksanakan melalui pengamatan atau observasi, pengamatan dilakukan baik didalam kelas maupun diluar kelas yang dilaksanakan oleh guru mata pelajaran, guru BK dan Wali kelas atau unsur lainnya.

Artikel keren lainnya:

Tinjauan tentang kegiatan eksperimen

Guru dapat menciptakan metode mengajar sendiri. Mengingat kepribadian dan pengalamannya, tujuan dan bahan pengajaran, serta peran para siswa yang akan diajarkan, guru akan memilih dan mengadaptasikan berbagai teknik mengajar yang ada untuk menjadi metode yang barang kali khas baginya. 

Seorang  guru tidak dapat mengajar dengan baik dengan jalan meniru suatu metode yang memang efektif bagi guru yang lain. Tetapi perlu diingat sebelum guru menggunakan suatu metode dalam belajar, hendaknya guru juga mempertimbangkan banyak faktor diantaranya  yaitu metode hendaknya sesuai dengan tujuan, diadaptasikan dengan kemampuan siswa, sesuai dengan psikologi belajar, dan disesuaikan dengan bahan pelajaran. Salah satu metode yang dapat dilakukan adalah metode eksperimen.

Metode eksperimen dikenal dengan nama lain metode percobaan. Metode eksperimen adalah suatu cara pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menemukan, menganalisis, membuktikan dan mengalami sendiri objeknya, keadaan serta menarik kesimpulan mengenai hal-hal yang telah dialaminya.  Pelaksanaannya dapat dilakukan secara individual maupun secara kelompok tergantung pada tujuan, makna percobaan ataupun kualitas alat yang dimiliki.

Artikel keren lainnya:

Salah Kalau guru menghakimi siswa

Dengan tidak bermaksud mendiskreditkan prefesi guru, yang perlu dipahami adalah bukan kapasitas guru yang memutuskan kesalahan siswa. Salah dan benar itu merupakan tugas hakim, jadi kalau ada guru yang berani memutuskan bahwa salah satu siswa salah dan lainnya benar maka guru tersebut telah berperan sebagai hakim. Dalam undang-undang telah jelas dinyatakan bahwa tugas utama guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.

Berdasarkan amanah undang-undang, apabila terjadi perselisihan antara siswa maka tugas guru adalah membimbing, mendidik dan mengarahkan mereka supaya menghilangkan perselisihan tersebut. Posisi guru tidak mencari kesalahan dan tidak pula melakukan pembenaran, akan tetapi guru memberi pengertian, perhatian dan pemahaman bahwa perbuatan yang mereka lakukan tidak sesuai dengan etika dan etiket. Guru mengajarkan mereka tentang perbuatan baik dan perbuatan yang tidak baik.

Bagaimana dengan sanksi bagi siswa yang nakal? Pada usia sekolah, para ahli bersepakat bahwa usia tersebut merupakan usia pencarian jati diri, usia dimana mereka masih membutuhkan bimbingan, arahan, dan didikan. Prilaku yang muncul pada prinsipnya bukanlah termasuk kategori nakal, sebab secara psikologis pada usia ini selalu mendambakan pujian dan perhatian. Kejiwaan mereka didominasi oleh rasa ingin tahu dan selalu mencoba sesuatu yang baru, sehingga kadangkala membuat mereka menjadi ceroboh.

Pengalaman yang belum terbentuk membuat mereka tidak memperhitungkan dampak negatif atas perbuatannya. Maka lahirlah asumsi bahwa mereka adalah siswa yang nakal, sekolah termasuk guru kemudian menjatuhkan sanksi kepada mereka karena dinilai telah melanggar tata tertib sekolah. Yang sangat memprihatinkan pula bahwa ternyata sebagian dari sanksi-sanksi itu justru tidak sesuai dengan berat ringan timbangan perbuatannya. 

Pemberian sanksi tanpa didukung dengan layanan konseling akan membangkitkan jiwa berontak dari dalam dirinya dan mematikan motivasi belajarnya. Sungguh ini sesuatu yang berbahaya bagi perkembangan siswa. Pemberian layanan konseling ditujukan untuk membuka akal dan pikiran siswa tentang dampak dari prilaku mereka. 

Jadi tindakan yang seharusnya di ambil adalah dengan memaksimalkan bimbingan konseling, sehingga mereka menyadari perbuatannya, mereka paham bahwa perbuatan mereka dapat merugikan dirinya sendiri maupun orang lain di masa sekarang dan dimasa yang akan datang.

Artikel keren lainnya:

Pengaruh orang penting terhadap siswa

Perkataan dan prilaku orang penting cenderung menjadi contoh bagi siswa. Salah satu orang penting yang masuk dalam referensi siswa adalah guru. Guru sangat berpengaruh terhadap kehidupan siswa, perkataan dan prilakunya tidak lepas dari pengamatan siswa. Karena guru merupakan sosok yang selalu mereka lihat setiap hari, yang selalu mengajarkan mereka kebaikan dan keburukan, yang selalu menanamkan kedisiplinan sehingga mempengaruhi pemikiran mereka dan meyakinkan mereka bahwa guru adalah sosok yang patut di contoh.

Usia siswa termasuk usia pencarian jati diri, perkembangan kejiwaan siswa sangat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berupa minat, bakat, emosi dan lain-lain, sedangkan faktor eksternal bisa berupa lingkungan, keluarga, sekolah termasuk guru. Faktor eksternal menjadi ukuran pembanding antara dirinya dengan yang harus dicapainya. Ketika faktor eksternal didominasi oleh prilaku buruk maka keburukan akan menguasai prilaku siswa, sebaliknya apabila faktor eksternal didominasi oleh kebaikan maka kebaikan akan menguasai prilaku siswa.

Inilah tantangannya, guru masih dianggap sebagai penentu keberhasilan siswa, kemunduran dunia pendidikan, kegagalan sekolah menciptakan siswa yang berkualitas dan kurangnya kompetensi yang dimiliki oleh siswa. Padahal keberhasilan pendidikan, atau secara individu menciptakan siswa yang menguasai kompetensi sesuai haparan kurikulum pendidikan membutuhkan gerak semua unsur yakni orang tua, guru (sekolah), pemerintah dan lembaga-lembaga non pemerintah serta seluruh rakyat Indonesia.


Orang penting sangat berpengaruh pada perkembangan siswa, orang penting bukan hanya guru, selain guru masih ada orang penting lainnya seperti pejabat negara, artis (seniman), olahragawan, para pakar, politikus dan sebagainya. Mereka semua memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan pendidikan, membentuk karakter dan pola pikir generasi muda bangsa dan bersama guru menciptakan situasi pendidikan agar ukuran pembanding dengan dirinya lebih dominan kebaikan atau banyak mengajak pada sisi positif ketimbang keburukan atau sisi negatif dari kehidupan ini. 

Artikel keren lainnya:

Cara mengukur kualitas pembelajaran

Kualitas pembelajaran yaitu seberapa besar kadar informasi yang disajikan sehingga siswa dengan mudah dapat mempelajarinya atau makin kecil tingkat kesalahannya berarti semakin efektif pembelajaran. Slavin (1994:310)

Pembelajaran yang berkualitas dapat diamati dengan melihat tingkat keaktifan siswa, pengorganisasian dan penemuan informasi sehingga memperjelas apa yang seharusnya dicapai oleh siswa selama pembelajaran. 

Pembelajaran berkualitas akan meningkatkan minat siswa. Pengaruh minat siswa terhadap pembelajaran sangat besar, siswa akan aktif dan bertanggung jawab terhadap peran yang diberikan. Mereka akan terdorong dengan sukarela dan atas kemauan sendiri untuk menemukan pengetahuan dan informasi baru, mereka akan semakin senang karena merasa tertantang terhadap materi yang diberikan.

Untuk mengukur kualitas pembelajaran, diperlukan beberapa indikator. Indikator itu dapat berupa:
  1. Pencapaian efektivitas aktivitas guru dan siswa
  2. Pencapaian efektivitas kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran kooperatif
  3. Pencapaian efektivitas keterampilan kooperatif siswa
  4. Pencapaian ketuntasan belajar siswa dan respon siswa terhadap pembelajaran.



Artikel keren lainnya:

Motivasi kunci keberhasilan pembelajaran

Bagi siswa, perjalanan hidupnya ibarat melangkah menuju ke tempat gelap, asing dan tidak bersahabat. Apapun yang diperolehnya dianggap tidak memiliki nilai dan tidak memiliki peran menopang jalan hidupnya. Sehingga yang bermanfaat seperti ilmu dan pengetahuan, hanyalah angin lalu. Kalau dapat diraih, tidak berguna bagi dirinya sebaliknya tidak pula berpengaruh padanya. Itulah anggapan yang salah dari siswa yang harus diperbaiki oleh guru.

Membuka wawasan siswa agar memahami seberapa pentingnya ilmu pengetahuan bukanlah pekerjaan mudah. Namun demikian, guru harus selalu memberi motivasi kepada siswa, semakin besar dan semakin sering guru memotivasi siswa maka semakin besar pula peluang siswa untuk berubah, memandang ilmu pengetahuan sebagai sesuatu yang harus dikuasai. Hal ini dapat berdampak pada keberhasilan pembelajaran.

Perubahan pola pikir siswa dalam memandang sesuatu terutama pelajaran yang diberikan seperti yang diharapkan oleh guru akan berpengaruh pada daya serap siswa terhadap materi pelajaran. Siswa menjadi proaktif memenuhi jiwanya dengan ilmu pengetahuan, pengaruh-pengaruh negatif yang menurunkan tingkat penerimaan dan kesiapan siswa dapat dirangkai menjadi sesuatu yang positif, bahkan menjadi potensi untuk membawa dirinya lebih baik dari harapan guru.

Dengan demikian, untuk menciptakan pembelajaran berkualitas dan efektif, proses belajar tidak semata-mata dititikberatkan pada aspek pengetahuan dan keterampilan. Aspek sikap perlu ditumbuh kembangkan melalui pemberian motivasi yang intensif dilakukan oleh guru. Motivasi harus dapat membuka wawasan siswa tentang betapa pentingnya ilmu pengetahuan bagi masa depannya. Secara sederhananya, pemberian motivasi berguna untuk membimbing siswa melangkah jauh kedepan dan menuntun siswa dalam kegelapan akibat kurangnya pengalaman hidup yang dimilikinya.

Artikel keren lainnya:

Kesesuain tingkat pembelajaran

Bagi guru, sebelum memberikan materi baru kepada siswa maka sebaiknya mempertimbangkan beberapa hal seperti minat, respons dan daya serap siswa guna memastikan tingkat kesiapan siswa mempelajari materi yang akan diberikan. 

Materi dengan tingkat kesulitan yang tinggi apabila disajikan dengan metode dan model pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan kualitas pembelajaran atau proses belajar menjadi mudah. Namun sebaliknya walaupun materi yang diberikan memiliki tingkat kesulitan rendah, kalau disajikan dengan metode dan model pembelajaran yang tidak sesuai maka akan menyulitkan siswa menerima materi baru.

Disamping itu, pendekatan guru kepada siswa harus selalu dibawa ke situasi pendidikan. Pendekatan sangat berpengaruh pada kesiapan siswa mengikuti proses belajar, melalui pendekatan yang dilakukan oleh guru dapat membuka jalan bagi siswa untuk memaksimalkan minat belajarnya terhadap materi yang diberikan. Guru harus senantiasa memberi motivasi dan dorongan agar siswa memahami betapa pentingnya menguasai ilmu dan pengetahuan.

Olehnya itu, sebelum guru memberikan materi kepada siswa terlebih dahulu membuat rencana pembelajaran. Rencana pembelajaran disusun berdasarkan minat, respon dan kemampuan daya serap siswa mengikuti pembelajaran. Metode dan model yang dipakai harus sesuai dengan situasi siswa karena akan berpengaruh pada kualitas pembelajaran. Guru harus memaksimalkan kapasitas yang ada sehingga meminimalisasi tingkat kesalahan dan kekurangan proses belajar. Semakin kecil tingkat kesalahan yang dilakukan berarti semakin efektif pembelajaran.


Artikel keren lainnya:

Guru menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik

Guru harus mampu menggunakan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif sesuai dengan standar kompetensi guru dan menyesuaikan metode pembelajaran dengan karakteristik peserta didik serta memotivasi mereka untuk belajar. 

Untuk mewujudkan semuanya, terdapat beberapa hal yang harus menjadi perhatian guru:
  1. Guru harus memberi kesempatan kepada semua peserta didik untuk menguasai materi pembelajaran
  2. Guru harus mampu mengatur proses pembelajaran sehingga lebih bervariasi.
  3. Guru harus mampu mengetahui tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi 
  4. Guru harus mampu menyesuaikan proses pembelajaran berikutnya berdasarkan pemahaman siswa terhadap materi
  5. Guru harus mampu membaca respon peserta didik terhadap materi yang diajarkannya
  6. Metode pembelajaran harus selalu diupdate dengan tujuan untuk menjaga kesenjangan perlakukan guru terhadap peserta didik.


Menguasai beberapa teori belajar akan memperkaya metode yang dipakai oleh guru sehingga memudahkan guru membentuk beberapa variasi pembelajaran yang dapat meningkatkan metivasi belajar siswa. Disamping teori belajar, prinsip-prinsip pembelajaran juga harus menjadi perhatian guru. Beberapa prinsip pembelajaran yang harus dikuasai antara lain.

1. Pinsip Perhatian dan Motivasi

Hamalik (2011), mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu perubahan energy didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi terkait erat dengan kebutuhan. Semakin besar kebutuhan seseorang akan sesuatu yang ingin dicapainya maka akan semakin tinggi pula motivasi untuk mencapai hal tersebut..

Perhatian guru terhadap siswa merupakan faktor utama keberhasilan pembelajaran, apapun bentuk perhatian guru selama masih dalam situasi pendidikan dapat mendorong dan meningkatkan motivasi belajar siswa. 

2. Prinsip Transfer dan Retensi

Berkaitan dengan proses transfer dan retensi terdapat beberapa prinsip yaitu;
  • Tujuan belajar dan daya ingat dapat menguasai retensi.
  • Bahan yang bermakna bagi pelajar dapat diserap lebih baik.
  • Retensi seseorang dipengaruhi oleh kondisi psikis dan fisik dimana proses belajar itu terjadi.
  • Latihan yang terbagi-bagi memungkinkan retensi yang lebih baik.
  • Penelaahan bahan-bahan factual, keterampilan  dan konsep dapat meningkatkan retensi.
  • Proses belajar cenderung terjadi bila kegiatan-kegiatan yang dilakukan dapat memberikan hasil yang memuaskan.
  • Proses saling mempengaruhi dalam belajar akan terjadi bila bahan baru sama dipelajari mengikuti bahan yang lalu.
  • Pengetahuan tentang konsep, prinsip dan menganalisasi dapat diserap dengan baik dan dapat diterapkan lebih berhasil dengan cara menghubungkanpenerapan prinsip yang dipelajari dengan memberikan ilustrasi unsure e-unsur yang serupa.
  • Transfer hasil belajar dalam situasi baru dapat lebih mendapat kemudahan bila hubungan-hubungan yang bermanfaat dalam situasi yang khas dan dalam situasi yang agak sama dapat diciptakan.
  • Tahap akhir proses belajar seharusnya memasukkan usaha untuk menarik generalisasi, yang pada gilirannya nanti dapat lebih memperkuat retensi dan transfer.


3. Prinsip Keaktifan

Keaktifan dalam belajar merupakan hal yang penting  dan mendasar yang harus dipahami, disadari serta dikembangkan oleh setiap guru dalam proses pembelajaran. Dan hal ini tentu harus diterapkan kepada siswa agar keterlibatannya dalam pembelajaran menjadi optimal, baik intelektual, emosional dan fisik jika dibutuhkan.

Implikasi prinsip keaktifan atau aktivitas bagi guru dalam proses pembelajaran adalah;
  • Memberi kesempatan, peluang seluas-luasnya kepada siswa untuk berkreativitas dalam proses pembalajaran.
  • Memberi kesempatan melakukan pengamatan atau eksperimen.
  • Memberi tugas individual dan kelompok melalui kontrol guru.
  • Memberikan pujian verbal dan  non verbal terhadap siswa yang memberikan respon atau tanggapan terhadap pertanyaan yang diajukan.
  • Menggunakan multi metode dan multi media dalam proses pembelajaran.


4. Prinsip Keterlibatan Langsung

Keterlibatan langsung siswa dalam proses pembelajaran tidak hanya aktif mendengar, mengamati dan mengikuti, akan tetapi siswa  terlibat langsung di dalam melaksanakan percobaan. 

Implikasi prinsip keterlibatan langsung bagi guru adalah:
  • Mengaktifkan peran individu atau kelompok kecil dalam penyelesaian tugas.
  • Menggunakan media secara langsung dan melibatkan  siswa di dalam praktik pengguanaan tersebut.
  • Memberi keleluasan kepada siswa untuk melakukan berbagai percobaan.
  • Memberikan tugas-tugas praktik.


5. Prinsip pengulangan

Prinsip  belajar yang menekankan perlunya pengulangan atau refleksi terhadap materi. Prinsip ini bermanfaat untuk melatih daya ingat, pengulangan juga berguna untuk membentuk respons yang benar dan membentuk kebiasaan-kebiasaan.

6. Prinsip tantangan

Siswa akan lebih giat belajar apabila pelajarannya memuaskan, guru ramah dan mereka memiliki peran dalam pelajaran tersebut. Pembelajaran yang memberikan peran lebih kepada siswa akan mendorong siswa untuk berbuat lebih pula karena mereka merasa tertantang untuk memainkan peran selama pembelajaran.

7. Prinsip balikan dan penguatan

Prinsip belajar yang pada dasarnya memberi penguatan ke siswa. Siswa akan belajar lebih giat apabila mendapat hasil yang baik. Hasil belajar yang baik merupakan balikan positif. Namun penguatan bukan hamya positif penguatan negatif juga diperlukan untuk memperkuat belajar.
Beberapa situasi ini cocok untuk diberi penguatan;
  • Pada saat siswa menjawab pertanyaan,atau merespon stimulus guru
  • Pada saat siswa mengerjakan PR
  • Pada saat siswa mengerjakan tugas tugas latihan.
  • Pada saat siswa berani tampil di kelas
  • Pada saat siswa mengikuti proses pembelajaran dengan sungguh-sungguh.


8. Prinsip Perbedaan Individual

Sebelum guru menentukan strategi pembelajaran, metode, dan teknik guru terlebih dahulu memahami karakteristik siswa dengan baik. Dari keberagaman faktor ,seperti sikap siswa, kemampuan dan gaya belajar,pengetahuan serta kemampuannya dan konteks pembelajaran merupakan komponen yang memberikandampak sangat penting terhadap apa yang sesungguhnya harus siswa pelajari (Killen,1998: 5)

Dalam pandangan DePorter dan Hernacki (2001: 17) terdapat tiga karakteristik atau modalitas belajar siswa yang perlu diketahui oleh setiap pendidik dalam proses pembelajaran yaitu:
  • Visual,  yaitu karakter yang cenderung menyukai belajar media gambar secara langsung otak akan mentransfer apa yang ada dalam gambar tersebut untuk diterjemahkan.dan lebih suka melihat peta dari pada mendengar penjelasan.
  • Auditorial, yaitu karakter yang cenderung menyukai cara belajar melalui suara atau melihat orang berbicara dan tidak menyukai membaca buku.
  • Kinestetik, yaitu karakter yang cenderung cara belajar melalui gerakan anggota badan, cara berfikir lebih baik dengan bergerak dan sulit untk diam.


Para prinsip ini, guru didorong untuk menggali keunikan, karakteristik, dan potensi yang dimiliki oleh siswa dalam rangka menumbuhkembangkan rasa percaya diri dan berperan aktif selama pembelajaran berlangsung.
  

Artikel keren lainnya:

Mengenal Karakteristik peserta didik

Salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh guru adalah kompetensi pedagogik, kemampuan pedagogik guru dapat membantu siswa mengikuti proses pembelajaran. Salah satu yang termasuk kompetensi pedagogik adalah bagaimana guru berusaha mengenal karakteristik peserta didiknya. Karakteristik dimaksud seperti aspek fisik, intelektual, sosial, emosional, prilaku, moral dan latar belakang sosial budaya.

Berdasarkan data-data yang diperoleh, guru akan bertindak atau memperlakukan peserta didik sesuai dengan karakter masing-masing sehingga dapat menempatkan peserta didik memperoleh kesempatan yang sama berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Tentunya, guru telah memiliki formula yang tepat dalam mengelola kelas, peserta didik yang mengalami kelainan fisik dan kemampuan belajar yang berbeda bisa mendapatkan pelayanan yang sama dengan peserta didik lainnya selama mengikuti pembelajaran.

Terhadap peserta didik yang memiliki kelainan fisik, guru harus menemukan potensi yang dimiliki peserta didik dimaksud sehingga dapat menutupi kelainan fisiknya, membuatnya bangga dengan kemampuannya tanpa melihat yang dialaminya sebagai 
penghalang bagi dirinya.

Setelah terbentuk kepercayaan diri, peserta didik dimaksud dapat membantu keberhasilan pembelajaran. Tidak ada lagi peserta didik yang hanya diam, tetapi mereka mulai menunjukkan dirinya sebagai bagian terpenting dalam proses pembelajaran.

Artikel keren lainnya:

Bagaimana menyusun bagian metodologi penelitian

Metodologi penelitian seringkali dikaitkan dengan metode penelitian. Metode penelitian merupakan langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam melaksanakan penelitian. Keberhasilan suatu penelitian tergantung bagaimana peneliti menerapkan metode yang tepat. 

Metodologi penelitian jika disederhanakan maksudnya adalah bagaimana menjawab tujuan penelitian. Dalam menjawab tujuan penelitian, akan tergantung pada tiga hal yakni; ketepatan mengukur variabel, metode pengumpulan data dan metode analisis data.

Pada bagian ini, peneliti menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dalam bentuk siklus, langkah dan metode pengumpulan data, bagaimana variabel melahirkan data-data, bagaimana proses analisis datanya sampai dengan bagaimana peneliti menarik kesimpulan akhir. Di samping itu, pada bagian ini juga disampaikan data awal hasil pengamatan peneliti, kemudian bagaimana kaitan antara data awal peneliti dengan hipotesa.

Sekali lagi keberhasilan penelitian tergantung bagaimana komitmen peneliti terhadap metodologi. Perlakuan peneliti terhadap metodologi penelitian kadangkala tidak maksimal karena peneliti cenderung mencari pembenaran dirinya sehingga mengabaikan faktor kejujuran dan obyektivitas sebuah karya ilmiah. Atau peneliti cenderung mempengaruhi hasil penelitian, sehingga melahirkan data-data yang tidak terlalu valid.

Penelitian diharapkan mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh sekolah, guru, atau siswa. Dengan demikian, lakukanlah dengan jujur, cermat, teliti dan profesional serta tetap memperhatikan kaidah-kaidah penelitian. 

Artikel keren lainnya:

3 Aspek yang menjadi perhatian guru melakukan PTK

Agar PTK menghasilkan solusi yang tepat atas permasalahan yang dihadapi, proses penyusunan PTK harus memperhatikan beberapa aspek. Sedikitnya ada tiga aspek yang menjadi fokus perhatian guru selama melaksanakan PTK. Ketiganya adalah aspek metode, kompetensi guru dan siswa.

a. Metode belajar yang digunakan pada satuan pendidikan, 
Metode belajar merupakan cara guru melakukan pendekatan kepada siswa atau dapat pula dijelaskan sebagai gaya yang dilakukan oleh guru mengelola kelas belajar selama proses pembelajaran. Metode menjadi faktor penentu keberhasilan pembelajaran, misalnya metode pembelajaran kooperative learning. Bagaimana mendorong siswa untuk menyelesaikan tugas-tugas atau proses pembelajaran secara kolaboratif atau kerjasama dalam kelompok. Metode pembelajaran harus disesuaikan dengan materi yang diajarkan, respon siswa, dan kesiapan media pembelajaran. Kalau tidak tersedia media yang menunjang pembelajaran, guru harus merancang media inovatif guna meningkatkan motivasi belajar siswa.

b. Kemampuan artikulasi guru dalam menjabarkan konsep-konsep melalui metode belajar yang digunakan.
Tujuan pembelajaran adalah agar siswa menjadi “tahu sesuatu”. Untuk mengetahui sesuatu maka siswa harus mampu memahami konsep-konsep tentang sesuatu itu. Kemampuan siswa melakukan analisis terhadap sesuatu membutuhkan bantuan dari guru. Dengan demikian guru harus selalu meningkatkan kompetensinya agar mampu menguraikan dan menjabarkan konsep-konsep menjadi lebih sederhana dan mudah dipahami oleh siswa. Sumber belajar dan bahan ajar harus lebih variatif, menantang dan menyenangkan, sehingga siswa terdorong untuk terus belajar. 

c. respons siswa terhadap metode belajar yang diterapkan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar
Metode pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, sebaliknya metode pembelajaran yang membingungkan atau  bersifat ambigu bagi siswa dapat menurunkan motivasi belajarnya. Kesalahan menerapkan metode pembelajaran berdampak pada keberhasilan pembelajaran. 

Berikutnya, guru harus manguasai metode pembelajaran, jangan menerapkan metode yang baru dikenalnya. Pembelajaran bukan sesuatu yang dicoba-coba karena akan berpengaruh secara psikologis bagi siswa. Oleh karena itu sebelum menerapkan metode yang diinginkan atau metode yang diyakini menjadi solusi, maka guru wajib menguasai metode pembelajaran tersebut sebelum diterapkan kepada siswa.

Artikel keren lainnya:

Bagaimana merumuskan judul PTK yang baik dan benar

Dasar pelaksanaan PTK adalah adanya masalah. Melaksanakan penelitian karena ingin menemukan solusi atas masalah yang dihadapi, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Masalah jika tidak segera diatasi sangat berpengaruh pada keberhasilan pembelajaran. Olehnya itu dibutuhkan suatu tindakan yang tepat dari guru guna menyelesaikan masalah tersebut.

Tindakan lahir dari analisis yang dibarengi dengan data-data awal. Data-data diperoleh berdasarkan pengamatan guru, agar penelitian tidak melebar dibutuhkan instrumen dan variabel penelitian, kedua unsur ini bertujuan untuk membatasi peneliti sehingga tetap fokus pada masalah penelitian.

Kemudian masalah dikembangkan sehingga dapat melahirkan ide atau topik pembahasan. Lakukan identifikasi konsep atau teori-teori yang mendukung hipotesa yang akan dirumuskan oleh peneliti. Dari topik dan teori atau konsep, barulah peneliti dapat menentukan judul penelitian tindakan kelas (PTK) yang dikerjakannya.

Jadi judul yang baik pada sebuah karya ilmiah khususnya penelitian tindakan kelas harus merefleksikan dua hal yakni topik dan konsep yang akan diteliti, judul juga harus fokus, wilayah penelitian dapat dijangkau artinya jangan terlalu luas misalnya hanya pada sekolah a di kelas II/b, dengan demikian dapat menentukan kualitas dan tingkat keberhasilannya.

Artikel keren lainnya:

Jumlah proporsi masing-masing bagian dalam menyusun proposal PTK

Dalam menyusun PTK, peneliti (guru) harus memperhatikan kaidah penulisan. Penulisan PTK tidak disarankan memperbanyak bagian latar belakang, melebihi bagian metodologi, kerangka konsep atau teori. Metodologi merupakan bagian terpenting dari sebuah PTK, karena pada bagian ini proses penelitian, langkah-langkah pelaksanaan penelitian, sampai dengan hasil penelitian dijabarkan dengan jelas berdasarkan instrumen dan variabel penelitian tetapi tetap memperhatikan faktor keterhubungannya dengan konsep atau teori yang dijabarkan pada bagian kerangka konsep atau teori sebelumnya. 

Sementara kerangka konsep atau teori dimaksudkan sebagai dasar pelaksanaan penelitian sehingga tidak berulang maksudnya penelitian yang dilakukan harus menjadi kelanjutan dari teori-teori yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya.

Adapun proporsi penelitian tindakan kelas sebagai berikut:

1. Judul 
Judul harus merefleksi dua hal: topik dan konsep yang akan diteliti dalam PTK yang akan dilakukan. 

2. Latar belakang 
Proporsi untuk bagian latar belakang adalah 15% dari keseluruhan isi proposal. Berisi tentang penjabaran rumusan masalah. 

3. Tujuan 
Berisi tentang tujuan yang diharapkan atau menjadi dasar pelaksanaan PTK

4. Kerangka konsep/teori 
Proporsi bagian ini adalah 40% dari keseluruhan isi proposal. Berisi tentang teori-teori terdahulu yang berkaitan dengan materi penelitian tindakan kelas (PTK)

5. Metodologi 
Proporsi bagian ini adalah 45% dari keseluruhan isi proposal. Berisi penjabaran pelaksanaan penelitian yang direncanakan. Bagaimana memperlakukan instrument dan variabel, data-data baik kualitatif maupun data kuantitatif hasil pengamatan awal peneliti.

Artikel keren lainnya:

Indikator Keberhasilan kurikulum 2013

Pelaksanaan kurikulum 2013 perlu dievaluasi guna mengetahui tingkat keberhasilannya. Evaluasi dilaksanakan pada semua unsur yang terlibat dalam pengembangan dan pelaksanaan kurikulum. Semua permasalahan yang menjadi faktor penghambat harus diidentifikasi dengan cermat dan tepat untuk kemudian dilakukan analisis dalam menemukan solusi yang tepat tanpa merubah sistem yang sudah berjalan. 

Untuk itu diperlukan instrumen dan indikator dengan tujuan memudahkan proses pengukuran. Pengukuran dititikberatkan pada data-data yang bersifat kuantitatif dan data kualitatif. Berikut instrumen dan indikator guna mengukur keberhasilan kurikulum 2013.

1. Pengawas Sekolah :
Semakin mampu melaksanakan supervisi dan bimbingan kepada sekolah terkait pelaksanaan kurikulum 

2. Kepala Sekolah 
Makin memahami manajemen implementasi kurikulum yang meliputi: 
  • Perencanaan 
  • Pelaksanaan 
  • Evaluasi diri sekolah 
  • Budaya sekolah 


3. Guru semakin: 
Memahami: 
  • proses pembelajaran dan penilaiannya. 
  • buku dan materi/alat ajar bermutu serta penggunaannya 
  • permasalahan yang harus diantisipasi dalam pelaksanaan kurikulum dan penanggulangannya 


Terampil: 
  • melaksanaan penilaian formatif dan sumatif, termasuk pencatatan dan pelaporan lewat rapor 
  • mengelola Interaksi dengan siswa dan komunikasi dengan orangtuamenyusun rencana pembelajaran 
  • mengelola pembelajaran. 


4. Pemangku Kepentingan 
Di komunitas lingkungan sekolah (terutama keluarga/orangtua) semakin memberikan dukungan dan kontribusi secara lebih efektif kepada sekolah 

Artikel keren lainnya:

Inilah prinsip utama pembelajaran dengan kurikulum 2013

Setelah hampir tenggelam dan tak terdengar informasinya akibat penundaan pelaksanaannya, kini persiapan menuju terlaksananya kurikulum 2013 kembali di dengungkan. Pemerintah telah merencanakan pelatihan bagi instruktur nasional, instruktur propinsi, instruktur kabupaten/kota dan sekolah sasaran, mengingat surat edaran mendikbud tentang pelaksanaan kurikulum 2013 menargetkan pada tahun 2019, semua sekolah sudah menerapkan kurikulum 2013.

Beberapa perbaikan sudah dilaksanakan oleh pemerintah, berikut beberapa perbaikan yang telah dilakukan oleh pemerintah terkait kurikulum 2013.
Permasalahan
  • Ketidakselarasan antara KI-KD dengan silabus, pedoman mata pelajaran, dan buku. 
  • Kompleksitas pembelajaran dan penilaian pada Sikap Spiritual dan Sikap Sosial. 
  • Pembatasan kemampuan siswa melalui pemenggalan sebaran taksonomi antar jenjang
Perbaikan
  • Penyelarasan antara KI-KD dengan silabus, dan buku. 
  • Penataan Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial pada mata pelajaran selain Pendidikan Agama-Budi Pekerti dan Mata Pelajaran PPKn, pembelajaran dan penilaian hasil belajar 
  • Penataan kompetensi yang tidak dibatasi oleh pemenggalan taksonomi berdasarkan jenjang pendidikan. 
  • Perbaikan kurikulum berdasarkan pada prinsip; mudah dipelajari, mudah diajarkan, terukur, dan bermakna untuk dipelajari.


Sedangkan beberapa buku sumber belajar kurikulum 2013 yang memiliki banyak kelemahan, juga sudah diperbaiki. Beberapa perbaikan sebagaimana disebutkan berikut:

  • Konsekuensi perubahan Kurikulum 2013 adalah perubahan urutan penyajian materi dalam buku. 
  • Buku lama tetap dapat dipergunakan sebagai sumber belajar dengan melakukan penyesuaian urutan penyajian materi pembelajaran. 
  • Peningkatan aspek akuntabilitas dan responsibilitas diupayakan melalui pencantuman nama, alamat kontak, dan akun fb dari penerbit, penulis, konsultan, reviewer, penilai, editor serta ilustrator buku sesuai permendikbud 


Agar mudah dipahami, maka terlebih dahulu yang harus diketahui adalah bagaimana prinsip utama kurikulum 2013. Berikut prinsip utama kurikulum 2013

  • Dari diberi tahu menuju mencari tahu; 
  • Dari guru sebagai sumber belajar utama menjadi berbasis aneka sumber belajar; 
  • Dari tekstual menuju penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; 
  • Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi; 
  • Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran holistik/terpadu; 
  • Dari pembelajaran menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi-dimensi; 
  • Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif; 
  • Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); 
  • Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan siswa sebagai pembelajar sepanjang hayat. 
  • Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); 
  • Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; 
  • Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas. 
  • Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan 
  • Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya siswa. 


Artikel keren lainnya:

5 Jenis perhatian menurut siswa menurut Groover

Aspek kognitif siswa harus dirangsang secara terus menerus, agar mental siswa dapat bereaksi dengan cepat setiap mengelola informasi sehingga dapat mengefisienkan dan mengefektifkan semua sumber daya yang dimiliki oleh siswa, seperti mental, energi dan berbagai macam yang dibutuhkan untuk mendorong peningkatan motivasi belajar siswa.

Rangsangan terhadap aspek kognitif siswa dapat pula berpengaruh pada perhatian (attention/atensi) yang dimiliki oleh siswa sehingga diharapkan dapat meningkatkan daya ingat dan persepsi siswa terhadap pelajaran. Membuat konsentrasi siswa tetap pada tingkat yang diharapkan menjadi tantangan bagi guru, olehnya itu guru perlu mengetahui beberapa jenis perhatian (atensi), guna melakukan pemetaan dalam rangka menemukan pemecahan dan solusi yang dihadapi oleh siswa.

Groover menyebutkan terdapat 5 jenis perhatian (atensi) yakni:

1. Perhatian selektif (selective attention)
Perhatian selektif terdapat pada situasi di mana seseorang memantau beberapa sumber informasi sekaligus. Penerima informasi harus memilih salah satu sumber informasi yang paling penting dan mengabaikan yang lainnya. Faktor-faktor yang memengaruhi perhatian selektif adalah harapan, stimulus, dan nilai-nilai. Penerima informasi mengharapkan sebuah sumber tertentu menyediakan informasi dan memberikan perhatian lebih pada sumber tersebut, memilih stimulus yang paling memberikan efek atau terlihat dibanding yang lain, dan memilih sumber informasi yang paling penting.

2. Perhatian terfokus (Focused Attention)
Perhatian terfokus mengacu pada situasi di mana seseorang diberikan beberapa input namun harus fokus pada satu input saja selama selang waktu tertentu. Penerima informasi berfokus pada satu sumber/input dan tidak terdistraksi oleh gangguan-gangguan lain. Faktor yang berpengaruh terhadap perhatian terfokus adalah jarak dan arah, serta gangguan dari lingkungan sekitar. Penerima informasi akan lebih mudah menerima informasi dari sumber yang berada langsung di depannya.

3. Perhatian terbagi (Divided Attention)
Perhatian terbagi terjadi ketika penerima informasi diharuskan menerima informasi dari berbagai sumber dan melakukan beberapa jenis pekerjaan sekaligus. 

4. Perhatian yang terus menerus (Sustained Attention)
Perhatian terus menerus dilakukan penerima informasi yang harus melihat sinyal atau sumber pada jangka waktu tertentu yang cukup lama. Dalam situasi ini sangat penting bagi penerima informasi untuk mencegah kehilangan sinyal.

5. Kurang perhatian (Lack of Attention)
Kurang perhatian merupakan situasi di mana penerima informasi tidak berkonsentrasi terhadap pekerjaannya. Situasi ini disebabkan oleh kebosanan/kejenuhan dan kelelahan. Ciri-ciri pekerjaan yang dapat menimbulkan situasi kurang perhatian adalah pekerjaan dengan siklus pendek, sedikit membutuhkan pergerakan tubuh, lingkungan yang hangat, kurangnya interaksi dengan pekerja lain, motivasi rendah, dan tempat kerja memiliki pencahayaan yang buruk.



Artikel keren lainnya:

Renungan buat para guru

Saudaraku, pada hari ini mungkin saja kita merasa lelah, capek, bosan dan jenuh. Namun ketahuilah bahwa apa yang kita persembahkan kepada anak didik kita tidak ada yang sia-sia, semua mengandung manfaat, berguna bagi diri kita sendiri maupun bagi anak didik kita.

Saudaraku, dimalam hari kita selalu membuka lembaran-lembaran nilai dan materi untuk memastikan sesuatu yang akan diberikan kepada anak didik atau ingin mengetahui anak didik yang belum tuntas. Anak didik yang belum tuntas dipikirkan olehmu agar tuntas walaupun harus berkalang ngantuk, yang baik menjadi rangkuman, yang tidak baik dilewatkan karena hati kita selalu mengharapkan kebaikan. Hati kita mengharapkan anak didik menjadi anak panutan, menjadi contoh bagi rekan-rekannya, contoh bagi lingkungannya dan contoh bagi keluarganya.

Saudaraku, tugasmu yang mengajarkan kebaikan, berbagi ilmu dan pengetahuan, memberi contoh dan teladan kepada anak didik, menyebarluaskan pesan-pesan moral merupakan sebuah profesi yang mulia diantara semua profesi, bahkan kedudukan para profesor sekalipun masih dibawah kedudukanmu. Bayangkanlah Tuhan memerintahkan kepada hambanya untuk “iqro” (bacalah), kepada siapa saja perintah itu? Saudaraku, perintah itu kepada guru dan siswa atau kepada siapapun untuk belajar, ujungnya kepada guru pula mereka akan menimba ilmu. Karena guru adalah tangan-tangan Tuhan yang memperkenalkan kekuasaannya, kebesarannya, keagungannya bahkan kesempurnaannya.

Saudaraku, orang mengenalmu sebagai “pahlawan tanpa tanda jasa”, namun bagiku, engkau adalah “pahlawan yang bertabur bintang jasa”. Engkau mungkin tidak pernah menyadari, atau bahkan masyarakat luas pun tidak pernah menyadari betapa setiap keberhasilan dan kesuksesan yang dicapai oleh anak didik, itulah bintang kepahlawanan yang sesungguhnya, bukan hanya sebagai benda yang menempel dijas, bintang yang hanya menghiasai lemari koleksi atau dinding buram, tetapi bintang yang engkau hasilkan adalah “bintang masa depan”. 

Saudaraku, bila engkau pandang disekitarmu, engkau akan menemukan orang-orang yang berkaki-kan roda empat, berlindung dibawah kemegahan dunia, ke mall hanya tinggal gesek berapapun yang mereka bawa pulang. Kesejahteraanmu mungkin jauh dibawah mereka, untuk makan saja berbatas-batasan, berlindung dibawah cengkeraman kayu-kayu lapuk, dilangit-langit rumah nampak laba-laba berpesta, anak-anakmu hanya tersenyum bahagia tetapi niatnya tiadalah sampai karena keterbatasanmu. Akan tetapi ketahuilah bahwa kekayaan yang sebenarnya adalah kekayaan hati, karena hatimu banyak orang menemukan cahaya ilahi, karena hatimu mereka bisa bertahan hidup, karena hatimu mereka dapat menikmati kemewahan dunia, karena hatimu mereka tahu sesuatu. Kekayaan itulah yang tidak akan pernah dimiliki oleh siapapun selain engkau para guru.

Saudaraku, mungkin semua orang berlomba-lomba mencari kekuasaan, mencari nama, derajat, jabatan, pangkat dan sebagainya. Sementara Engkau hanya mengajar anak didik dengan segala macam ilmu dan pengetahuan, mengajari mereka dengan sikap dan prilaku yang baik, engkau menanamkan pohon kebaikan disetiap hati yang masih hampa dan suci. Ketahuilah bahwa hasil kerjamu, hasil yang engkau tanamkan kepada mereka telah menempatkan engkau pada derajat yang tinggi, tempat yang mulia, kekuasaan yang menguasai kerajaan setiap hati manusia. Namamu telah menghiasi doa-doa para hamba Allah yang shaleh “Ya Allah, lindungilah para guru-guru kami, tempatkanlah mereka di surgamu yang paling mulia, tunjukkanlah mereka jalan yang lurus jalan yang engkau ridhoi dan ampunilah dosa-dosa para guru kami”.

Saudaraku, walau engkau tidak sehebat Habibie, tidak selancar Bung Karno bercakap, tidak seilmiah para ilmuwan, tidak memiliki sejumlah tumpukan harta, namun berbanggalah bahwa mereka semua adalah hasil didikan tangan-tangan bijak dari para guru. 

Saudaraku, dipundakmu terletak tanggung jawab mulia, di dadamu tersimpan hati nurani tempat bersemayamnya cinta hamba kepada Tuhan, melalui tanganmu goresan yang maha agung diamanahkan. Masihkah engkau merasa rendah? Masihkah engkau belum mengakui arti dirimu? Padahal baik engkau sadari maupun tidak engkau sadari, sejak engkau menjadi guru, sejak itulah engkau mendapat titah dari Yang Maha Agung, Tuhan Yang Maha Esa. Sadar atau tidak, engkau telah peroleh “ilmu laduni”, ilmu yang langsung diturunkan Allah SWT kepada hambanya. Renungkanlah, ilmu yang engkau dapat di bangku kuliah belumlah cukup untuk menopang kita menjadi seorang guru, tetapi karena kekuasaan Allah, kita mampu mengemban tugas sebagai guru.

Saudaraku, suatu kesyukuran bagi guru karena hidupnya berlimpah doa, doa dari para siswa yang setiap hari senin tepatnya pada saat upacara bendera dipanjatkan. Kalau siswa kita jumlahnya 1000-an orang maka 1000-an doa yang menerangi langkah kita, bagaimana kalau setahun, dua tahun atau selama kita mengajar sampai pensiun. Sementara profesi lain bergelut dengan pekerjaannya, terpeleset sedikit saja, fitnah dunia menyapanya atau tuntutan akhirat menunggunya. Sementara engkau, iringan doa terus menerus menopangmu, timbangan akhirat menantimu buat menambah pundi-pundi kebaikanmu.

Saudaraku, marilah kita menggapai surganya Allah dengan cara mengajar anak didik dengan penuh keikhlasan, dengan jiwa besar, dengan kebijaksanaan dari dalam hati yang paling dalam semata-mata karena mengharapkan ridho Allah SWT. Buatlah hidup kita menjadi berarti bagi seluruh umat manusia, tanamkan tekad dan komitmen yang kuat dan dengan pendirian yang teguh untuk selalu menjadi “Pahlawan Masa Depan” bagi generasi penerus bangsa.


Artikel keren lainnya:

Kelebihan dan kekurangan belajar tuntas

Semua siswa dapat belajar bila diberi waktu yang cukup dan kesempatan belajar yang memadai. Inilah filosofi pembelajaran “Belajar Tuntas” yang dicetuskan oleh Benjamin S. Bloom yang disempurnakan oleh James H. Block. Mereka berpandangan bahwa untuk mencapai penguasaan materi diperlukan standar kurikulum yang jelas. Guru mengajar berdasarkan standar kurikulum tersebut, proses penilaian dilaksanakan dengan mengukur secara tepat kemajuan belajar siswa.

Maksud dari belajar tuntas atau mastery learning adalah bagi siswa yang belum menguasai materi yang diajarkan atau topik yang diajarkan belum bisa berpindah ke topik yang lain sampai materi tersebut dikuasai oleh siswa. Dalam belajar tuntas, siswa yang cepat menguasai materi akan dilibatkan pada kegiatan pengayaan, tujuannya adalah menunggu siswa lainnya sampai menguasai materi dimaksud, untuk kemudian mereka melanjutkan materi secara bersama-sama.

Belajar tuntas membutuhkan berbagai instrumen yang dilaksanakan secara tepat, instrumen tersebut berupa tes diagnostik, tes formatif, tabel koreksi kesalahan belajar dan lain-lain gunanya untuk menentukan secara tepat siswa yang telah menuntaskan materi pelajaran yang diberikan dan siswa yang belum menuntaskan materi pelajaran. Tes yang dilaksanakan mengacu pada kriteria bukan norma. Belajar tuntas penilaian terfokus pada proses bukan pada hasil, sehingga guru harus melakukan pengamatan secara langsung.

Belajar tuntas bukanlah sesuatu yang sempurna, beberapa kelemahan yang sering muncul dari pelaksanaan belajar tuntas :
  1. Kelompok dan jadwal bisa menyulitkan, karena materi baru bisa dilanjutkan jika siswa semua telah menuntaskan materi yang diberikan.
  2. Bagi siswa dengan tingkat penerimaan dan daya serap materi lambat akan memakan waktu yang lama, siswa yang cepat akan menunggu sampai semua tuntas hal ini dapat menciptakan kebosanan dan kejenuhan bagi siswa yang cepat dalam hal penerimaan.


Tetapi apabila dilaksanakan dengan standar yang tinggi, dukungan kurikulum yang memadai, fasilitas yang mendukung maka sistem pembelajaran “belajar tuntas” menjadi solusi yang tepat untuk mengatasi menurunnya kualitas pendidikan secara menyeluruh.

Artikel keren lainnya:

Memori seorang guru 2

Alangkah indahnya memang kalau menjadi guru, banyak tantangan yang kita hadapi, banyak memori yang kita dapatkan, banyak pelajaran hidup yang kita peroleh, ada duka dan ada suka menghiasi indahnya perjalanan hidup kita. Tiada terpaksa, tiada mengandung tipu-tipu, senyum yang kita dapat nilainya sangat tulus karena mereka belum tahu bagaimana menyenangkan orang lain.

Ratusan bahkan ribuan anak akan terus mengingat kita, walaupun nama-nama mereka tumpang tindih di memori kita, karena kita telah menanam kebaikan yang memberi cahaya kalbu berupa ilmu pengetahuan. Bahkan setiap kali mereka berbuat kebaikan, nama dan bayangan kita akan muncul dan mendorong mereka untuk terus berbuat baik.

Sudah banyak guru yang pernah merasakan bagaimana orang-orang yang pernah dididiknya memperlakukan mereka. Seorang pejabat selalu disambut oleh rakyatnya setiap kunjungan kerjanya, itu pula yang dialami oleh sebagian guru takkala bertemu siswanya. Saya tidak akan menyebutnya “mantan siswa” karena selama kita masih menerapkan ilmu yang diperoleh dari para guru, maka selama itu pula kita adalah siswa.

Suatu hari saya sedang antri di bank, disamping kiri saya duduk seorang lelaki separuh baya, saya perkirakan kalau dia pegawai maka dia sudah pensiun. Biasanya jikalau guru sudah pensiun, bawaannya selalu cerewet, apa saja dikomentarinya, ceritanya selalu panjang lebar. Benar saja setelah saya tanyakan perihal riwayatnya, dia ternyata pensiunan guru.

Singkat cerita, beliau pernah mau menyeberang ke suatu tempat. Transportasi yang digunakan adalah kapal very, berhubung waktu itu kapal very lagi berhalangan untuk menyeberang maka alternatifnya adalah perahu motor milik nelayan yang hanya dapat memuat maksimal 6 orang penumpang. Jumlah transportasi ini sangat terbatas karena sebagiannya sedang melaut, keadaan ini membuat para penumpang berebutan naik ke perahu motor itu, karena kondisi beliau tidak lagi memungkinkan untuk berebutan, maka beliau pun memutuskan untuk menunggu sampai hanya sedikit penumpang sehingga ada ruang untuk beliau naik.

Selagi sedang duduk, tiba-tiba pemilik perahu datang kepada beliau, “Pak, mau menyeberang juga?” begitu pemilik perahu motor ini bertanya kepada beliau, “iya pak, tapi saya tidak kuat lagi untuk berebut naik jadi saya tunggu saja sampai keadaan sudah lowong” jawab beliau. “Kalau bapak mau naik, perahu saya itu siap mengantar bapak. Sengaja saya sisakan satu tempat kalau sekiranya bapak mau menyeberang juga, bapak masih ingatkah saya? Walaupun bapak sudah lupa tetapi saya masih ingat dengan bapak, bapak adalah guru saya yang telah mengajarkan saya kebaikan, bapak pulalah yang membuka hati saya bahwa setiap pekerjaan apabila dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan ikhlas maka Insya Allah akan mendapatkan hasil yang melebihi apa yang kita harapkan. Berkah nasehat bapak sekarang saya sudah memiliki 8 perahu motor, tapi kalau bapak tidak mau juga naik di situ, masih ada perahu motor saya yang kebetulan tidak keluar melaut, yang itu biar teman yang bawa sedangkan yang satu itu saya pakai untuk mengantar bapak saja”.kata pemilik perahu. 

Akhirnya, dengan penuh rasa senang dan bahagia, beliau mengucapkan terima kasih banyak walaupun direspon dengan kata “saya yang harus berterima kasih” oleh pemilik motor. Beliau memutuskan untuk mengisi tempat yang sudah disiapkan oleh pemilik motor, pada saat beliau naik diperahu itu tampak dipelabuhan banyak sekali yang menunggu, mereka mungkin mengharapkan kebaikan dari para pemilik motor namun sepengetahuan beliau, hanya beliaulah yang diperlakukan secara istimewa apalagi kata beliau pemilik motor yang tidak lain adalah siswa beliau tidak mau menerima uang sewa yang diberikan, beliau memang tidak mengharapkan untuk digratiskan namun karena dia menolak maka beliau pun gratis naik perahu motor tersebut.

Cobalah kalau beliau tidak pernah punya murid demikian, mungkin beliau akan menunggu dan menunggu sampai keadaan sudah lowong, sampai bunyi bedug berkumandang, sampai ayam-ayam kembali ke peraduannya. Atau bahkan mungkin harus mencari tempat agar terlindung dari embun malam, tempat menikmati mimpi indah, menunggu esok hari dimana fajar kembali menyapa makhluk bumi untuk memberitahukan bahwa hari telah terang dan waktunya untuk memulai aktivitas baru.

Artikel keren lainnya: