Beranda · Artikel · Motivasi · Merdeka Belajar · Bahan Ajar · PTK · Pembelajaran

Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) terhadap proses pembelajaran bagi pendidik, peserta didik dan orang tua

Kriteria ketuntasan minimal bagi pendidik, siswa maupun orang tua merupakan acuan minimal yang harus dicapai oleh siswa. KKM akan menggambarkan ukuran keberhasilan belajar siswa, pengawasan yang dilakukan orang tua maupun keberhasilan proses pembelajaran bagi guru. 

Secara khusus, fungsi kriteria ketuntasan minimal (KKM) dapat diuraikan sebagai berikut:

  1. sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti. 
  2. sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian mata pelajaran. 
  3. dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. 
  4. merupakan kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik dan antara satuan pendidikan dengan masyarakat. 
  5. merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap mata pelajaran. 

Setiap kompetensi dasar akan dapat diketahui ketercapaiannya berdasarkan KKM yang ditetapkan. Pendidik harus memberikan respon yang tepat terhadap pencapaian kompetensi dasar dalam bentuk pemberian layanan remedial atau layanan pengayaan. Evaluasi keterlaksanaan dan hasil program kurikulum dapat dilihat dari keberhasilan pencapaian KKM sebagai tolok ukur. 

Tiga unsur yang menentukan untuk mencapai KKM, ketiganya harus berupaya sesuai dengan tugasnya masing-masing sehingga proses pembelajaran dapat berhasil sesuai yang diharapkan. Ketiga unsur tersebut antara lain :

  1. Pendidik melakukan upaya pencapaian KKM dengan memaksimalkan proses pembelajaran dan penilaian. 
  2. Peserta didik melakukan upaya pencapaian KKM dengan proaktif mengikuti kegiatan pembelajaran serta mengerjakan tugas-tugas yang telah didesain pendidik. 
  3. Orang tua dapat membantu dengan memberikan motivasi dan dukungan penuh bagi putra-putrinya dalam mengikuti pembelajaran. 


Artikel keren lainnya:

Apakah remedial atau pengayaan yang diberikan kepada siswa yang belum tuntas?

Keberhasilan pembelajaran di nilai dari seberapa besar jumlah siswa yang tuntas berdasarkan kriteria ketuntasan minimal yang telah dirumuskan diawal tahun pelajaran berjalan setiap mata pelajaran. Jika jumlah siswa yang telah menuntaskan materi berdasarkan KKM tersebut mencapai 75% dihitung mengacu ketetapan secara nasional maka pembelajaran telah berhasil sebaliknya pembelajaran di nilai tidak berhasil.

Namun demikian, tugas guru tidak berhenti setelah nilai ketuntasan minimal tercapai, baik terhadap siswa yang berhasil mencapai KKM maupun yang belum mencapai KKM. Masih ada tindakan selanjutnya yang mesti dikerjakan oleh guru yakni program remedial dan program pengayaan.

Pada saat kapan program remedial dilaksanakan dan pada saat kapan pula program pengayaan dilaksanakan. Kesalahan kita selama ini adalah program pengayaan diberikan pada saat siswa menghadapi ujian nasional, program pengayaan dianggap sebagai jam belajar tambahan yang materinya berisi pengulangan materi kelas sebelumnya.

Padahal perlu diketahui bahwa program pengayaan diberikan kepada siswa yang telah menuntaskan materi berdasarkan KKM, program pengayaan merupakan jam belajar tambahan yang diberikan dengan alasan untuk menunggu siswa yang sedang mengikuti program remedial sehingga ketika materi dilanjutkan maka siswa yang mengikuti program remedial dapat berjalan bersama dengan siswa yang telah mencapai nilai KKM. Pengayaan tidak diberikan jika tidak ada siswa yang mengikuti program remedial, artinya semua siswa dalam satu kelas telah menuntaskan materi berdasarkan KKM.

Sedangkan program remedial diberikan kepada siswa yang nilainya belum mencapai KKM baik itu KKM SK, KD maupun KKM mata pelajaran, walaupun proses pembelajaran secara keseluruhan telah mencapai 75%.

Program remedial dan program pengayaan adalah hak siswa, remedial hak siswa yang belum menuntaskan materi sedangkan pengayaan adalah hak siswa yang telah menuntaskan materi. 

Artikel keren lainnya:

Perubahan paradigma proses pembelajaran konvensional ke problem basic learning dapat melahirkan penemu muda melalui pemanfaatan pemikiran kreatif.

Tantangan yang dihadapi siswa semakin berat dan kompetitif, persaingan semakin ketat, manusia didorong melakukan sesuatu melebihi batas kemampuan normalnya agar dapat bertahan hidup, menjadi pemenang, dan diperhitungkan.

Olehnya itu, guru wajib menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman, cara konvensional yang selama ini dilaksanakan harus mulai berubah, proses pembelajaran tidak terbatas pada transfer materi melainkan dikembangkan dengan mengeksploitasi potensi yang dimiliki siswa termasuk membuka wawasan siswa untuk menunjukkan kreatifitasnya menemukan karya atau inovasi baru yang bernilai manfaat.

Langkah ini perlu ditanamkan kepada siswa sejak usia dini sehingga diharapkan terjadi pematangan pemikiran menuju pemikiran kreatif, suatu pemikiran yang akan membentuk keterampilan yang menghasilkan, bermanfaat dan bernilai guna bagi kehidupan manusia.

Kecenderungan pergeseran paradigma berpikir ini sebenarnya mulai berlaku sejak diberlakukannya kurikulum 2013, menurut berbagai sumber menyatakan bahwa dasar penyusunan kurikulum 2013 adalah tantangan jaman yang membutuhkan pemanfaatan semua sumber daya manusia secara maksimal dengan tujuan melahirkan karya-karya inovatif baik dilakukan oleh guru maupun siswa melalui proses pemecahan masalah dan proses penemuan.

Sehingga pola pembelajaran pun mulai bergeser dari “diberi tahu” menjadi “mencari tahu”, guru tidak lagi menjadi sumber utama belajar melainkan menjadi salah satu sumber belajar. Fokus pembelajaran tidak terpusat pada guru tetapi pada siswa. Diharapkan dapat memacu siswa memaksimalkan potensi yang dimilikinya, meningkatkan motivasi belajar sehingga akan berimbas pada prestasi belajar siswa. 

Jikalau ini dikerjakan dengan penuh hasrat, tekad yang bulat dan kerja keras dari guru dan direspons dengan baik oleh siswa bukan tidak mungkin suatu saat akan lahir penemu-penemu baru dengan karya-karya yang inovatif dimasa yang akan datang. Hal ini sudah dibuktikan oleh beberapa sekolah yang telah melahirkan siswa-siswi inovatif, dimana karya-karyanya telah diakui dunia. Jadi pada intinya penemuan baru dapat lahir dari siswa-siswi kita melalui jalan membentuk "pemikiran kreatif " siswa.

Artikel keren lainnya:

3 Hal yang menjadi dasar keberhasilan pembinaan bagi siswa berprestasi menghadapi ajang lomba olimpiade sains

Setiap tahun, sekolah selalu menghadapi lomba olimpiade sains. Lomba ini dilaksanakan berjenjang mulai dari tingkat sekolah, kecamatan, kota/kabupaten, propinsi, nasional dan internasional. Telah banyak prestasi yang diraih oleh siswa/siswi kita dari semua cabang olimpiade sains yang dilombakan di level internasional. Keberhasilan ini tidak dapat dipandang sebelah mata karena perjuangan menuju ke level tertinggi telah menyita perhatian semua elemen.

Akan tetapi peta persebaran siswa berprestasi hanya berpusat pada beberapa daerah, ini menggambarkan bahwa belum terjadi pemerataan kualitas siswa dan guru sebagai pembina. Ada beberapa hal yang melatarbelakanginya; pertama, pembinaan yang dilaksanakan masih kurang baik yang dilaksanakan oleh pihak sekolah dan dinas pendidikan kota/kabupaten atau propinsi, kedua, kurangnya dukungan sarana dan prasarana, dan ketiga masih kurangnya kebijakan yang memihak pada pembinaan prestasi. 

Namun demikian, ketiga kekurangan di atas dapat ditutupi oleh ketiga hal berikut.

1. Kekuatan hasrat
Keinginan yang kuat dapat mengalahkan segala kekurangan, hasrat yang menggebu-gebu merupakan modal dasar untuk melakukan pembinaan secara maksimal atau melebihi kondisi normal. Jika ini terjadi dan menguasai guru dalam melaksanakan pembinaan maka tujuan akan mudah dicapai, prestasi gampang diraih sebab siswa sebagai ujung tombak dari perjuangan selalu siap menerima materi yang diberikan oleh guru pembina mata pelajaran. 

2. Fokus
Sebelum memulai pembinaan harus ada target atau tujuan yang ingin dicapai agar proses pembinaan dapat maksimal. Kemudian guru dan siswa yang dibina harus fokus pada tujuan atau target tersebut. Segala kebutuhan yang diperlukan guna menunjang proses pembinaan dimanfaatkan secara maksimal, efektif, dan tepat sasaran.

3. Kerja keras
Ala bisa karena terbiasa. Sesuatu yang biasa akan menjadi terbiasa bila dikerjakan secara berulang-ulang dan terus menerus. Kebiasaan menyelesaikan soal-soal latihan harus dikerjakan dengan kesungguhan hati dan motivasi belajar yang tinggi, tidak mudah menyerah ketika mendapatkan kesulitan tetapi menjadi vitamin kebangkitan untuk memecahkan kesulitan itu. Kalau ini dibiasakan secara terus menerus, selalu menanamkan budaya kerja keras memecahkan setiap kesulitan akan melahirkan keterampilan istimewa yang menjadi “kunci” pembuka pintu prestasi.

Dalam menghadapi ajang lomba olimpiade pada semua level, ketiga hal di atas harus ada dan dimiliki oleh siswa dan guru. Jika ketiganya mengkristal menjadi satu maka bukan tidak mungkin prestasi luar biasa akan lahir dari tangan kita. 

Artikel keren lainnya:

Pentingnya melatih “kebiasaan berinisiatif” siswa dalam proses pembelajaran agar berjiwa berani, mandiri, dan bertanggung jawab

Siswa pada umumnya merasa berat melakukan sesuatu yang diperintahkan, tidak berani tampil di depan kelas atau membawa dirinya mewakili teman-temannya menyampaikan hasil pekerjaannya. Mereka takut salah, takut ditertawakan, dan merasa grogi didepan kelas terutama apabila diperhatikan oleh guru.

Masalah ini sudah menjadi masalah umum yang dialami oleh siswa, masalah yang selalu menghantui siswa ketika diminta tampil di depan kelas guna menyampaikan hasil pekerjaannya, hasil pemikirannya, atau sekedar menyampaikan ide, gagasan, saran atau pendapat.

Disinilah letak pentingnya melatih kebiasaan siswa untuk berinisiatif, kebiasaan yang akan membuat siswa berani melakukan sesuatu yang mereka takuti, kebiasaan yang dapat mendorong siswa untuk melakukan langkah menerobos semua masalah dirinya, masalah yang telah membelenggu pemikirannya.

Meminta siswa untuk melakukan sesuatu yang diperintahkan akan membuat diri siswa bergejolak, jiwanya seperti ladang pertempuran antara mau melakukan atau tidak, semua berkecamuk didalam dirinya. Menghadapi situasi ini, guru jangan menyerah hanya karena siswa tidak mau melakukannya tetapi giring siswa untuk bisa mengalahkan semua hambatan yang dihadapinya, bangkitkan semangatnya dengan jalan memotivasinya, bangkitkan jiwanya dan jangan biarkan siswa kalah sebelum memulai atau melakukannya, dorong mereka untuk bergerak maju, menggerakkan tangan, tubuh, pikiran dan jiwanya sehingga mereka mampu merespon setiap instruksi yang diberikan.

Tidak mudah untuk merubah sikap dan prilaku siswa, tidak mudah untuk melatih siswa agar terbiasa berinisiatif, mau melakukan sesuatu atas kemauannya sendiri. Bagi guru ini adalah tugas berat, melelahkan, bahkan membuat guru berpikiran negatif, memandang rendah kemampuan siswa dan pada akhirnya memutuskan untuk tidak melanjutkannya.

Ketahuilah bahwasanya keberhasilan pembelajaran, salah satu faktornya adalah tingginya kemauan siswa berinisiatif, respons terhadap instruksi yang diberikan, mengalami perubahan belajar, dan mau melakukan sesuatu yang terasa berat bagi siswa misalnya melakukan presentasi, menyampaikan pendapat, ide, gagasan, saran termasuk kritis terhadap materi yang diberikan. Olehnya itu, seringkali dalam tulisan saya menyebut “cipta kondisi” karena pada prinsipnya membuat siswa untuk mau melakukan sesuatu atas inisiatifnya sendiri adalah dengan menjebak mereka untuk mau melakukannya tanpa ada pilihan lain dengan jalan membuat skenario khusus yang dikondisikan.

Jika kebiasaan berinisiatif sudah tertanam pada jiwa siswa, telah mewarnai perasaannya, tekadnya dan keyakinannya maka akan tercipta siswa yang mandiri, siswa yang bertanggung jawab dan siswa yang berani melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan tentu saja akan berimbas pada keberhasilan proses pembelajaran.

Artikel keren lainnya:

3 Faktor utama menurunnya motivasi belajar siswa yang berdampak pada prestasi belajar dan keberhasilan proses pembelajaran

Keberhasilan proses pembelajaran harus didukung oleh motivasi belajar siswa, tanpa motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa maka proses pembelajaran tidak dapat berjalan sesuai yang direncanakan, dampaknya adalah tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Olehnya itu, sebagai guru harus bisa menemukan solusi yang tepat guna mengantisipasi menurunnya motivasi belajar siswa. Untuk menemukan solusi atas masalah ini, diperlukan kemampuan guru mengidentifikasi faktor penyebabnya. Inilah 3 faktor utama yang mempengaruhi terjadinya perubahan motivasi belajar siswa.

1. Kemiskinan mental
Pengaruh gaya hidup modern, gaya hidup yang penuh dengan kemudahan dan kemanjaan dari orang tua siswa atau lingkungan telah membawa siswa mengalami penurunan keinginan belajar karena semua kebutuhannya dapat terpenuhi tanpa kerja keras. Olehnya itu, siswa harus didorong terus untuk memandang belajar sebagai kebutuhan, memberi pemahaman betapa pentingnya belajar bagi masa depannya. 

2. Rapuhnya karakter
Nilai-nilai karakter wajib ditanamkan pada siswa, memudarnya nilai karakter pada diri siswa berdampak pada menurunnya motivasi belajar. Tugas guru adalah menumbuhkan nilai-nilai karakter terutama kepada siswa yang mengalami penurunan motivasi belajarnya. Tanamkan kedisiplinan, kerja keras, tanggung jawab, kebersamaan, kejujuran, kemandirian dan karakter lainnya.

3. Kemunduran moralitas. 
Kebebasan disegala bidang telah menciptakan perubahan pola pikir manusia, baik etika maupun etiket mengalami kemunduran, budaya ketimuran yang selama ini menjadi kepribadian bangsa yang selalu dibanggakan mulai tergantikan oleh budaya lain yang mengutamakan kepentingan pribadi dan golongan tertentu. Hal ini juga sangat terasa di dunia pendidikan, siswa tidak lagi taat pada aturan di sekolah, bahkan mulai menjadi masalah selama proses pembelajaran, misalnya biang kegaduhan di kelas. Semua ini akibat moral yang dimiliki siswa telah mengalami kemunduran.

Olehnya itu, mulailah mengembalikan mental siswa yang mulai hilang, tanamkan selalu nilai-nilai karakter bangsa, dan tumbuhkan moralitas siswa sehingga proses pembelajaran dapat berjalan sesuai harapan.

Artikel keren lainnya:

Inilah ISTILAH negatif siswa tentang guru yang harus diketahui, dihindari dan dimengerti demi kebaikan anda dan proses pembelajaran

Yakinlah bahwa tidak akan ada seorangpun siswa yang berani mengeluarkan perkataan negatif pada gurunya. Mereka diselimuti rasa takut, takut jangan sampai guru marah sehingga berimbas pada nilai yang diperolehnya. Namun demikian, pada kenyataannya ada saja siswa yang merespon guru tidak seperti yang tampak selama pembelajaran berlangsung. Di depan bersikap baik, tapi dibelakang seakan mencela guru.

Guru tidak akan pernah tahu tentang respon negatif siswa ini kecuali mempunyai kemampuan membaca dan memperhatikan setiap gerak gerik siswanya, itupun tidak secara penuh karena tidak adanya keterbukaan siswa.

1. “Guruku seperti tembok”
Perkataan ini umumnya dialamatkan kepada guru yang tidak pernah senyum kepada siswanya, selalu menampilkan muka tegang, tidak ada celah bagi siswa untuk membangun komunikasi yang baik terhadap gurunya. Ciri utamanya adalah proses pembelajaran berlangsung sangat menegangkan, siswa seakan kaku di tempat duduknya karena dilingkupi rasa takut yang mendalam. Dalam hati mereka, semoga waktu belajar cepat selesai.

2. “Guruku bermuka mesum”
Pada umumnya dialamatkan kepada guru laki-laki, ciri khususnya adalah guru yang perhatiannya selalu tertuju pada siswa perempuan yang cantik atau siswa yang menarik. Akibatnya timbul rasa iri dari siswa lain, mereka memandang guru tidak adil memberikan pembelajaran, fokus siswa pun akan terbagi antara belajar dan segera keluar dari ruang belajar. Artinya lebih baik bermain daripada tidak mendapatkan perhatian dari guru.

3. “Guruku over akting”
Kalimat ini ditujukan kepada guru yang selalu melebih-lebihkan tingkah lakunya didepan siswa, mengharapkan perhatian namun tidak pada tempatnya, tidak menyesuaikan dengan karakter siswa. Ciri khasnya adalah pandangan siswa seperti mengejek guru, tersenyum tetapi bernilai merendahkan. Perhatian mereka lebih condong kepada teman bicara disampingnya ketimbang memperhatikan penjelasan dari guru.

4. “Guruku berhati batu”
Jika siswa meminta maaf atas kesalahannya, segeralah untuk memaafkannya. Tapi jangan lupa untuk menasehati siswa tersebut, jangan dibiarkan selesai begitu saja karena akan berimbas pada cara pandang siswa terhadap guru. Jika permintaan maaf dari siswa tidak direspon dengan baik maka dapat menimbulkan rasa kesal siswa terhadap guru. Kekesalan itu mereka lampiaskan dengan menganggap guru manusia berhati batu.

5. “Guruku sama dengan tong kosong nyaring bunyinya”
Bukan guru jika tidak banyak berbicara, guru harus cerewet agar bisa memancing jalinan komunikasi dengan siswa karena ini adalah salah satu faktor penunjang keberhasilan pembelajaran. Akan tetapi diupayakan terdapat keseimbangan antara perkataan dan tindakan, karena siswa memiliki instrumen tersendiri melakukan penilaian terhadap gurunya. Komitmenlah dengan perkataan lalu buktikan agar siswa mengikuti perkataan itu.

6. “Guruku memang tolol”
Mungkin ini terlalu kasar, tetapi tetap harus saya sampaikan mengingat tidak sedikit siswa berkata demikian dibelakang guru. Ciri guru yang dikatakan tolol oleh siswa adalah guru yang selalu menyuruh siswa menemukan sendiri solusi atas kasus yang diberikan tanpa disertai pembahasan atau informasi dari guru apalagi membuat kesimpulan. Kalau hanya sekali mungkin akan dimaklumi oleh siswa, namun kalau itu terjadi berulang-ulang di setiap pertemuan maka siswa akan mamandang guru sebagai orang tidak tahu materi atau seorang yang tolol.

7. “Guru paket”
Istilah ini lebih diarahkan kepada guru yang hanya menyuruh siswa menulis atau mencatat tanpa pernah menerangkan, biasanya tipe guru ini hanya menyimpan tas di kelas. Selain itu kadang tipe guru ini diistilahkan dengan “mata pelajaran bonus” karena umumnya siswa akan memperoleh nilai bagus walaupun mereka menyadari bahwa tidak pernah ulangan atau menyelesaikan tugas selama satu semester pembelajaran.

Ketujuh istilah di atas telah menjadi konsumsi siswa, jadi sering-seringlah untuk melakukan refleksi dan instropeksi diri, jangan hanya menyalahkan siswa karena bisa jadi sumber masalahnya adalah dari kita sebagai guru.

Artikel keren lainnya:

Jangan terbawa keberhasilan pembelajaran tahun lalu

Tidak selamanya keberhasilan pembelajaran yang kita laksanakan pada tahun pelajaran yang lalu dapat kita capai pada tahun pelajaran sekarang. Penting untuk diketahui bahwa tahun pelajaran sekarang berbeda dengan tahun pelajaran yang lalu. Materi boleh sama, tetapi pendekatan, strategi, metode maupun model pembelajaran harus berubah karena kita akan menghadapi siswa yang berbeda. Berbeda secara fisik maupun berbeda berdasarkan kemampuan awal yang dimiliki siswa.

Sayangnya banyak guru yang tidak menyadari perubahan ini, akibatnya persiapan awal sangat minim bahkan hanya mengandalkan memori yang lalu. Proses pembelajaran menjadi tidak maksimal, tantangan klasik seperti menurunnya motivasi belajar siswa tidak mampu diantisipasi dengan baik.

Jangan hidup di masa lalu, itulah sebuah prinsip Fu Shui Nan Shou. Prinsip ini mengajarkan kepada kita bahwa kesuksesan, kegemilangan, keberhasilan termasuk kegagalan di masa lalu hanyalah bagian dari masa lalu. Namun demikian, kita juga tidak dapat melepas begitu saja masa lalu karena terdapat banyak pelajaran yang dapat dijadikan dasar pijakan kita melangkah dimasa sekarang dan dimasa yang akan datang.

Walaupun masa lalu telah menyuguhkan keberhasilan pembelajaran, tetapi fokus kita adalah proses pembelajaran yang sedang dihadapi. Sebab keadaan keberhasilan masa lalu tidak dapat di copy paste untuk proses pembelajaran sekarang. Keberhasilan proses pembelajaran sekarang tergantung bagaimana strategi, pendekatan, metode dan model pembelajaran yang kita terapkan sekarang karena inilah dasar pembelajaran sekarang.

Jadi apapun yang kita capai pada saat pembelajaran tahun lalu, marilah kita jadikan sebagai bagian dari proses pembelajaran, jangan terjebak masa lalu, tetapi ikutilah rencana pembelajaran sekarang, temukan potensi, bakat dan minat siswa, serta identifikasi kemampuan awal siswa karena itu akan berpengaruh pada pengambilan keputusan terhadap pemilihan pendekatan, strategi, metode dan model pembelajaran yang akan terapkan.

Artikel keren lainnya:

10 Sebab “kegagalan berpikir” guru

Mengajar tidak selamanya berjalan dengan lancar, kadang mengalami kevakuman, bingung melakukan “apa”, sementara waktu masih banyak tersisa. Memutuskan keluar ruangan lebih cepat bukanlah tindakan bijak sebaliknya tetap berada didalam ruangan tidak menyelesaikan masalah yang dihadapi. Sebagai guru seharusnya mampu mengatasi masalah ini, karena guru pemegang kunci pembelajaran, guru harus bisa melakukan “cipta kondisi” agar bisa keluar dari kevakuman.

Kevakuman pembelajaran merupakan faktor “kegagalan berpikir” guru, olehnya itu penting untuk diketahui penyebab “kegagalan berpikir”.

1. Minim persiapan
Persiapan sangat penting bagi guru, persiapan akan menentukan jalannya proses pembelajaran. Mulai dari bagaimana membuka pembelajaran, bagaimana strategi pembelajaran, pendekatan, metode dan model yang dipakai, kebutuhan pembelajaran termasuk media dan sumber belajar.

2. Keterbatasan konsep pembelajaran
Konsep menyangkut teori-teori pembelajaran. Banyak menguasai konsep pembelajaran akan memperkaya cara guru dalam mengelola kelas, menciptakan berbagai variasi metode dan model pembelajaran. Sebaliknya, guru akan menghadapi keterbatasaan selama proses pembelajaran, metode pembelajaran lebih banyak menggunakan metode konvensional, metode ini membutuhkan kemampuan guru menguasai lebih banyak materi. 

3. Kurangnya pengendalian diri
Sifat sabar bagi guru wajib dimiliki, menghadapi berbagai karakter, bermacam-macam sikap dan perilaku baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan membutuhkan ketenangan guru. Ketenangan hanya bisa dimiliki jika ada sifat sabar dalam diri guru, sifat sabar merupakan buah dari pengendalian diri. Pengendalian diri kurang dapat membuat guru marah, kemarahan yang tidak dapat dikenalikan berdampak pada “kegagalan berpikir” guru, semua yang telah dipersiapkan sejak awal sirna bersamaan dengan hilangnya energi positif dari dalam diri.

4. Minim referensi yang dikuasai
Referensi materi harus diperkaya karena guru merupakan salah satu sumber belajar bagi siswa. Banyaknya referensi yang dikuasai guru terhadap materi yang diajarkan akan memberi kepuasan bagi siswa bahkan dapat menciptakan rasa kagum siswa terhadap guru. Hal ini dapat mendorong ketertarikan siswa terhadap proses pembelajaran karena selalu ada informasi baru yang diperoleh dari guru. Sebaliknya, guru akan mengalami kebuntuan apabila tidak divariasikan dengan informasi baru yang dibutuhkan siswa. Informasi baru yang relevan dengan materi dapat mengisi sisa waktu sehingga proses pembelajaran terhindar dari kevakuman pembelajaran.

5. Kesalahan memulai pembelajaran
Proses pembelajaran akan berhasil apabila cara memulainya sesuai yang direncanakan, sebaliknya dapat membiaskan materi yang ingin disampaikan melalui proses pembelajaran dimaksud. Guru yang tidak memperhatikan cara memulai pembelajaran akan mengalami kehilangan arah, keluar dari perencanaan akibatnya seringkali guru tidak mampu mendeskripsikan materi lebih dalam, sesuai yang dipahami oleh siswa yang didasarkan pada kemampuan daya serap siswa. Hal ini dapat membuat guru mengalami kebuntuan menyampaikan materi, kebuntuan ini dapat berakibat pada “kegagalan berpikir” guru.

6. Kelalaian terhadap alokasi waktu
Selalu komitmen pada alokasi waktu yang telah direncanakan, terlalu cepat berdampak pada kehabisan materi sebaliknya mengalami keterlambatan materi yang akan berpengaruh pada peta materi berikutnya. Irama mengajar harus selalu menyesuaikan diri dengan waktu, jika waktu yang disediakan 15 menit untuk satu item tindakan maka tepati waktu tersebut, jangan sampai tiap-tiap tindakan diselesaikan lebih awal dari waktu yang disediakan.

7. Situasi ruang belajar
Situasi ruang belajar harus benar-benar kondusif terutama jam pelajaran menjelang siang hari. Gangguan dari luar kelas juga akan berpengaruh pada situasi dalam kelas. Perubahan yang terlalu ekstrim yang terjadi diluar kendali guru dapat memicu emosi guru, hal ini akan menurunkan fokus guru terhadap proses pembelajaran. Dampaknya tentu saja akan berimbas pada menurunnya fungsi otak guru, jika terlalu berlebihan maka akan menimbulkan “kegagalan berpikir” guru.

8. Respon siswa
Salah satu faktor keberhasilan pembelajaran adalah respon siswa. Bagaimana tingkat penerimaan siswa terhadap materi pelajaran, bagaimana kemampuan siswa memahami dan menganalisis setiap informasi yang diberikan. Butuh banyak skenario atau cara yang mesti dilakukan oleh guru untuk menghadapi beragamnya tingkat daya serap siswa. Guru yang akan mengalami “kegagalan berpikir” pada kondisi ini apabila tidak mampu memvariasikan berbagai konsep pembelajaran, metode dan model pembelajaran.

9. Kurang inisiatif
Apa tindakan selanjutnya? Itu yang harus dijawab oleh guru setiap menyelesaikan tahapan. Harus sudah ada gambaran bagaimana pembelajaran berjalan, jika semua tahapan telah dilaksanakan maka guru harus melakukan “cipta kondisi”,tentunya harus ada inisiatif dari guru.

10. Terlalu banyak masalah yang dihadapi
Sebelum mengajar, sedapat mungkin masalah-masalah yang dihadapi harus diselesaikan karena akan mengganggu cara berpikir guru, menurunkan konsetrasi guru terhadap materi akibat dari fokus guru terbagi antara masalah yang dihadapi dengan kewajiban menjalankan tugas sebagai guru. Kalaupun tidak selesai, maka guru harus mampu memposisikan dirinya walaupun ini terasa berat dan jarang berhasil karena berhubungan erat dengan psikologi guru. 

Artikel keren lainnya:

3 Aspek rangsangan yang wajib diberikan kepada siswa

Pemberian rangsangan atau stimulus pada siswa sangat penting mengingat wawasan yang dimiliki siswa masih terbatas. Kegagalan yang selama ini dialami oleh guru diantaranya disebabkan oleh kurangnya rangsangan yang diberikan sehingga respon siswa terhadap materi juga berkurang. Dalam hal ini, guru harus memiliki kemampuan membuat “cipta kondisi” yang diarahkan untuk memotivasi siswa mengeksploitasi potensi, bakat dan minat sehingga terjadi perubahan sikap dan perilaku dalam memandang pentingnya belajar.

Rangsangan atau stimulus yang diberikan dikelompokkan pada 3 aspek yakni aspek kemauan, aspek pengetahuan, dan aspek kesempatan.

1. Aspek Kemauan
Guru harus mengajak siswa untuk “mau melakukan sesuatu”, merangsang siswa sehingga menuruti keinginannya, tanpa keterpaksaan, intinya mereka melakukan dengan sukarela. Kondisi ini harus melibatkan emosi dan jiwa siswa, dengan harapan motivasi belajar lahir dari dalam diri sendiri bukan karena tekanan dan kemauan dari guru.

2. Aspek Pengetahuan
Pengetahuan merupakan dasar mereka berpijak, pengetahuan akan mendorong mereka melakukan sesuatu sesuai dengan konsep dan prinsip yang diketahuinya. Masing-masing siswa memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda-beda, hambatan yang selama ini dialami oleh siswa adalah mereka tidak tahu bagaimana menggunakannya. Disinilah pentingnya kehadiran guru dengan memberikan rangsangan berupa pemahaman tentang bagaimana kegunaan pengetahuan bagi dirinya, baik masa sekarang maupun dimasa yang akan datang.

3. Aspek Kesempatan
Kesempatan pada prinsipnya berkaitan erat dengan pengambilan keputusan. Kemampuan siswa membuat keputusan pada usia tingkat dasar dan menengah sama halnya dengan orang dewasa dalam menentukan pilihan yang sama pentingnya diwaktu sulit atau genting. Memilih salah satu atau kehilangan semua pilihan. Semua tergantung bagaimana kerja otak dalam memproses informasi baik yang baru diterima maupun informasi yang sudah lama terekam dalam otak. Kondisi ini dibutuhkan rangsangan guna memaksimalkan kerja otak agar dapat bekerja secara cepat, tepat dan efektif menangkap setiap kesempatan.

Ketiga aspek rangsangan di atas harus bisa dijalankan agar proses pembelajaran dapat berjalan maksimal baik dari sudut pandang guru maupun siswa. Lahirkan kemauan dari dalam diri, maksimalkan potensi dan raih setiap kesempatan.

Artikel keren lainnya:

Metode pembelajaran “kotor“ layak dicoba oleh guru

Ada banyak metode pembelajaran yang bisa diterapkan oleh guru, sepanjang metode pembelajaran itu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa termasuk metode pembelajaran “kotor”. Metode pembelajaran “kotor” biasanya sangat menarik bagi siswa, guru sebaiknya sekali-sekali menerapkan metode ini karena didalamnya mengandung unsur tantangan, kerjasama tim, analisi, asimilasi, mengamati, memahami, mencermati, pemecahan masalah termasuk pengambilan keputusan. 

Mengapa metode pembelajaran “kotor”?

Marilah kita belajar dari anak kita, atau pergaulan anak-anak dilingkungan kita. Begitu hujan turun, semua berlomba-lomba keluar rumah, mereka berlari kesana kemari, berteriak-teriak, menjatuhkan dirinya pada genangan-genangan air, tidak peduli apakah genangan itu bersih atau penuh lumpur. Semakin berlumpur semakin menarik bagi mereka. Tampak wajah-wajah bahagia, seakan tidak ada beban bagi mereka padahal ketika pulang, biasanya mereka akan dimarahi oleh orang tuanya. Apakah mereka akan berhenti? Keesokan harinya, hujan pun datang. Mereka pun kembali berbaur satu sama lain, persoalan marah nanti tiba di rumah yang penting setiap moment bagi mereka tidak terlewatkan.

Seandainya waktu itu orang tua mampu memanfaatkan moment itu, maka yakinlah apapun yang diperintahkan kepada mereka, mereka akan selesaikan. Misalnya, boleh mandi hujan kecuali sudah menyelesaikan pekerjaan rumah. Percayalah, mereka akan memanfaatkan waktunya menyelesaikan pekerjaan rumah dimaksud karena terdorong oleh sebuah harapan yakni bermain hujan dan lumpur. Apakah pada saat itu mereka terbebani? Tidak! Karena ada yang lebih menarik yang menanti mereka sementara pekerjaan rumah itulah pintu untuk mendapatkan yang mereka inginkan.

Kondisi ini tidak terbatas hanya pada anak-anak saja, orang dewasa pun sering melakukan yang demikian misalnya pada kegiatan pelatihan. Kegiatan pelatihan umumnya dirangkaikan dengan outbond. Semakin kotor semakin menantang dan menarik, maka semakin mudah pula untuk memasukkan materi pelajaran atau materi pelatihan kepada peserta.

Bagaimana menerapkan metode pembelajaran “kotor”

Untuk menerapkan metode pembelajaran “kotor” dibutuhkan kerja sama semua guru, metode ini sangat tepat apabila menggunakan tematik. Perencanaan? Ya itulah yang harus dilakukan sebelum dilaksanakan. Bentuk permainan apa yang akan dimainkan, bagaimana tantangannya, bagaimana konsepnya, tujuan, target, kebutuhan, waktu pelaksanaan, skenario, tim, aspek materi, evaluasi atau penilaian, dan sebagainya. Semua itu harus disiapkan lebih awal agar pelaksanaannya tidak terkesan “asal-asalan”.

Setelah semuanya telah siap, maka langkah selanjutnya adalah “action”, mulailah laksanakan semua yang telah direncanakan. Jangan lupa untuk membekali siswa tentang permainan yang akan dimainkan, tugas dan kewajiban yang harus di selesaikan, kemudian masing-masing siswa atau secara berkelompok membuat laporan. Bagi guru akhir permainan adalah masa untuk melakukan evaluasi, penilaian dapat berupa penilaian tim atau kelompok, bisa juga penilaian dalam bentuk individual.

Berdasarkan uraian di atas sehingga metode pembelajaran ini disebut sebagai “metode pembelajaran kotor” sebab siswa akan berhadapan dengan lumpur jika harus melalui lumpur atau bentuk-bentuk lainnya, yang jelasnya dilaksanakan diluar ruangan misalnya ditempat-tempat wisata.

Artikel keren lainnya:

5 Keajaiban profesi guru yang perlu diketahui

Kalau memperhatikan tugas dan tanggung jawab guru, mungkin profesi guru bukanlah profesi yang menarik karena beban dan tekanan yang dihadapi, obyek guru adalah manusia yang memiliki beragam karakter, masalah , kebutuhan serta keinginan. Kalau hanya mengharapkan gaji tentunya ada banyak pekerjaan lain yang sangat menjanjikan, gaji besar, popularitas dan lain sebagainya. Akan tetapi banyak orang yang memilih jalan sebagai guru, baik digaji maupun sebagai tenaga sukarela atau atas kemauan sendiri. Mengapa profesi guru membuat orang tertarik? Disinilah letak keajaibannya.

Profesi guru merupakan profesi yang penuh dengan keajaiban, banyak hal menarik yang membuat orang memutuskan untuk menjadi guru. Tidak peduli apakah digaji atau tidak di gaji yang penting mengajar dulu. Berikut 5 keajaiban yang patut diketahui.

1. Penyambung suara Tuhan
Bagi muslim, ayat pertama yang diturunkan adalah “Iqra” yang berarti bacalah. Artinya kita diperintah untuk belajar, belajar terhadap semua aspek kehidupan ini. Kemana kita harus belajar? Tentunya kepada guru, apakah guru di sekolah atau guru diluar sekolah misalnya para ulama yang jelasnya tidak ada perintah untuk menjadi guru, yang ada hanya perintah untuk menyebar kebaikan. Menyebar kebaikan tidak dapat dikatakan sebagai guru atau mengajar karena hanya berbagi informasi tentang kebaikan, disinilah letak keajaibannya. Hanya orang-orang tertentu yang bisa menjadi guru, maka jangan heran apabila terdapat sebagian orang mau menekuni profesi guru walaupun tidak memperoleh gaji sebab itu adalah “amanat langsung” dari Tuhan.

2. Wadah Hati manusia
Hanya guru yang memiliki wadah untuk mengimplementasikan fungsi hati secara sempurna. Ingatlah bahwa sifat alamiah hati manusia adalah mengajar kepada kebaikan, bentuk mengajar dapat berupa mengajar sebagai guru maupun mengajar sebagai profesi lainnya misalnya pemimpin mengajar bawahannya dan lain sebagainya. Sifat inilah yang tidak mampu ditolak oleh manusia, sifat ini pula yang mendorong manusia untuk mengajar karena memang mengajar lahir bukan karena tuntutan pekerjaan melainkan karena dari dalam diri manusia itu sendiri (Amanat Tuhan). 

3. Pusat Kehidupan manusia
Guru adalah pusat keseimbangan kehidupan manusia, titik pusat antara manusia yang dilingkupi berbagai persoalan hidup, beban hidup, dan tekanan hidup dengan manusia yang masih polos, lugu dan penuh kejujuran, manusia yang belum tercemar oleh berbagai persoalan kehidupan. Peran inilah yang tidak dimiliki oleh profesi lainnya, itulah mengapa tanggung jawab guru sebenarnya sangat berat, tidak hanya mengajar namun mencakup semua aspek sehingga hanya orang-orang terpilihlah yang bisa menjadi guru (Amanat Tuhan).

4. Inti derajat manusia
Profesi guru memiliki status setingkat diatas profesi lainnya, status sosial ini dapat digambarkan dalam kehidupan masyarakat sosial. Baik sikap dan prilaku serta perkataannya lebih didengar ketimbang orang yang berprofesi lainnya. Semua jasa-jasanya bagaikan terekam sampai akhir hayat orang yang pernah diajarnya beserta turunannya, ikatan kejiwaan inilah yang tidak akan pernah dimiliki oleh profesi lainnya. Guru akan selalu dipandang, dihargai, dihormati dan dikenang walaupun telah memasuki masa pensiun bahkan telah meninggal dunia, karena guru menanam, mengukir dan melukis bukan ditempat lain melainkan dalam hati setiap manusia (Amanat Tuhan).

5. Pusat segala ilmu
Ada ungkapan “tanyalah kepada ahlinya”. Apakah seseorang dapat menjadi ahli tanpa kehadiran guru? Keahlian diperoleh melalui proses belajar, tidak ada seorang pun yang belajar tanpa seorang guru. Seorang yang belajar secara otodidak sekalipun ada gurunya karena buku atau referensi tempat dia belajar adalah hasil pemikiran dari seorang guru. Jadi semua ilmu pengetahuan berpusat pada guru, itulah sehingga guru dapat pula dikatakan sebagai pusat segala ilmu (Amanat Tuhan).

Itulah lima keajaiban yang mendorong manusia mau menerima profesi guru walaupun sebenarnya kesejahteraan yang diperoleh jauh dari profesi lainnya. Bagaimana pendapat anda?

Artikel keren lainnya:

Jangan ragu meminta bantuan dari guru lain

Sesuatu yang besar dimulai dari yang terkecil, kesempurnaan bersumber dari ketidaksempurnaan. Profesional bermula dari amatir, untuk menjadi guru yang profesional harus belajar dari berbagai kekurangan yang dimiliki yang diteruskan dengan tindakan perbaikan.

Penilaian diri bagi guru sangat penting, karena disinilah segala kekurangan terutama bagaimana guru memberikan pembelajaran dapat diketahui. Penilaian diri dapat ditempuh dengan jalan melakukan sendiri atau meminta bantuan guru lain terutama guru senior yang telah berpengalaman dan memiliki prestasi baik dalam mengajar.

Aspek-aspek yang dapat dinilai seperti cara berkomunikasi, pengelolaan kelas, pendekatan yang digunakan, strategi pembelajaran yang dipakai, metode dan model pembelajaran serta penguasaan konsep dan materi pelajaran.

Hasil apapun yang diperoleh berdasarkan evaluasi yang dilakukan harus diterima dengan jujur dan terbuka. Akui kekurangan yang ditemukan, jangan dijadikan sebagai alibi untuk membenarkan cara anda menyajikan pembelajaran. Informasi yang diterima terutama dari teman sejawat atau guru lain merupakan landasan anda untuk melakukan perbaikan demi perbaikan guna meningkatkan kualitas diri anda sebagai guru.


Artikel keren lainnya:

Mulailah Proses Pembelajaran dengan kegiatan yang mudah

Memulai proses pembelajaran tidak bisa langsung tancap gas, proses pembelajaran harus dimulai dengan kegiatan yang menyenangkan, kegiatan yang tidak membebani pemikiran siswa, kegiatan yang dapat mengundang perhatian siswa dan mudah dikerjakan. Jika perlu dibumbui dengan sedikit humor dan permainan guna menumbuhkan motivasi belajar siswa.

Alasan pentingnya memperhatikan kegiatan awal pembelajaran dapat digambarkan sebagai berikut:
  1. Ada dua guru yang mengajar mata pelajaran yang sama, menggunakan metode dan model pembelajaran yang sama. Guru pertama mendapat perhatian dari siswa, sedangkan guru kedua, siswa pada acuh tak acuh. Mengapa berbeda?. Karena cara memulainya pasti berbeda.
  2. Banyak guru, berusaha sekuat tenaga memberikan perintah, memberikan intruksi agar siswanya belajar dan fokus pada materi yang diajarkan. Namun perhatian siswa tetap tidak fokus, ribut, bahkan mengantuk. Mengapa demikian? Karena proses memulainya salah.

Kegiatan dimaksud seringkali disebut dengan apersepsi. Apersepsi adalah menyampaikan tujuan pembelajaran untuk memotivasi siswa dengan memberi penjelasan tentang pentingnya mempelajari materi yang akan di ajarkan. Apersepsi dapat pula diartikan sebagai kegiatan awal untuk mengenalkan gambaran pentingnya pengetahuan yang akan dipelajari. Apersepsi dapat dilakukan melalui permainan atau cerita-cerita motivasi yang berkaitan dengan materi.

Dalam kegiatan apersepsi sedapat mungkin diarahkan untuk membuka wawasan siswa melalui kegiatan mencermati, mengamati, dan menganalisis konsep dan prinsip yang disampaikan. Kemudian bangun komunikasi dan umpan balik dengan siswa sehingga dapat diperoleh gambaran awal kompetensi yang dimiliki oleh siswa.

Artikel keren lainnya:

Jenis-jenis metode pembelajaran

Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Maksudnya adalah bagaimana anda melakukan aksi di kelas agar materi yang ingin disampaikan dapat diterima oleh siswa.

Ada banyak metode yang bisa anda pilih, setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan sehingga banyak guru mengkolaborasikan lebih dari satu metode pembelajaran. Pada prinsipnya penggunaan metode pembelajaran harus disesuaikan dengan karakter kelas, kemampuan guru, dan materi yang diajarkan.

Adapun jenis-jenis metode pembalajaran yang sudah sering dipakai antara lain:

1. Metode Pembelajaran Ceramah
Metode pembelajaran ini memposisikan guru sebagai fokus, sebagai sumber belajar. Sedangkan siswa sebagai pendengar. Metode ceramah merupakan sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000)

2. Metode Pembelajaran Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Muhibbin Syah ( 2000). Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Syaiful Bahri Djamarah, ( 2000).

3. Metode Pembelajaran Diskusi
Muhibbin Syah ( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini biasanya dilaksanakan secara berkelompok, masing-masing kelompok diberi masalah yang harus dipecahkan sediri. Guru hanya bertindak sebagai fasilitator dan pengarah jalannya diskusi.

4. Metode Pembelajaran Simulasi
Menurut Pusat Bahasa Depdiknas (2005) simulasi  adalah satu metode pembelajaran yang memperagakan sesuatu dalam bentuk tiruan (imakan) yang mirip dengan keadaan yang sesungguhnya; simulasi: penggambaran suatu sistem atau proses dengan peragaan memakai model statistic atau pemeran.

Metode pembelajaran ini dirancang untuk melatih kemampuan siswa bermain peran walaupun hanya pura-pura, meniru kejadian sesungguhnya. Siswa harus dibina untuk mampu beriteraksi dan berkomunikasi sesuai dengan peran masing-masing, dengan harapan memperoleh pemahaman terhadap konsep dan prinsip, memecahkan masalah melalui proses memahami, mengamati dan menganalisis kegiatan sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, kerjasama tim, tanggung jawab, kreatif dan dapat mengembangan sikap toleransi.

5. Metode Pembelajaran Laboratorium
Metode ini sering pula disebut sebagai metode percobaan karena proses pembelajaran dilaksanakan di laboratorium. Metode percobaan adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Syaiful Bahri Djamarah, (2000). Menurut Roestiyah (2001:80) Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.

6. Metode Pembelajaran Pengalaman lapangan
Metode pembelajaran ini dilaksanakan disuatu tempat yang berkaitan dengan materi pelajaran. Pada umumnya dengan mengunjungi tempat-tempat wisata seperti wisata alam dan wisata laut. Kemudian siswa diarahkan untuk membuat laporan perjalanan, kegiatan dan hal-hal yang telah direncanakan sebelumnya oleh guru dan siswa.

Menurut Djamarah (2002:105), pada saat belajar mengajar siswa perlu diajak ke luar sekolah, untuk meninjau tempat tertentu atau obyek yang lain. Hal itu bukan sekedar rekreasi tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya 

7. Metode Pembelajaran Brainstorming
Metode brainstorming atau sering disebut dengan metode curah pendapat merupakan metode pembelajaran untuk mencari dan menemukan pemecahan masalah (problem solving).Metode ini bertujuan untuk melatih siswa mengekspresikan gagasan-gagasan baru menurut daya imajinasinya, dan untuk melatih daya kreativitas berpikir siswa.(Suciati, 1997).

Suciati (dalam Suparman:1997) menuliskan metode brainstorming adalah model pembelajaran untuk mencari suatu pemecahan masalah (problem solving) yang dapat digunakan dalam penyusunan program, manual kerja, dan sebagainya. Metode ini juga sering disebut “badai otak” yang dipergunakan untuk menggambarkan proses berpikir yang dinamis dan terjadi pada saat seseorang menanggapi suatu masalah.

8. Metode Pembelajaran Debat
Metode pembelajaran debat pada hakikatnya untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok. Kemudian melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat dalam prosedur debat.

9. Metode Pembelajaran Simposium
Metode ini mengajak siswa untuk menampilkan dirinya berpidato didepan teman-temannya. Topik pembicaraan di susun sedemikian rupa agar tetap sesuai dengan materi pelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran ini, guru harus membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan peran yang berbeda misalnya sebagai pembicara, penyanggah, pendengar yang berfungsi untuk selalu bertanya, moderator dan lain sebagainya. 

10. Metode Pembelajaran Penugasan
Metode pembelajaran penugasan adalah metode pembelajaran dengan cara pemberian tugas yang dilakukan oleh guru kepada siswa yang dapat dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas, serta dapat dilakukan secara individual maupun kelompok.


Artikel keren lainnya:

Pengertian strategi pembelajaran

Selama proses pembelajaran, dari awal sampai akhir pembelajaran, apa yang akan anda lakukan atau kerjakan? Anda pasti sudah terpikir, masing-masing guru memiliki cara yang berbeda-beda tergantung pada karakter guru, materi, kemampuan siswa dan alokasi waktu. Setiap rentetan kegiatan pasti sudah terpikirkan oleh anda, rentetan kegiatan itulah yang dikenal dengan strategi pembelajaran.

Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien (Kemp (Wina Senjaya, 2008)), atau lebih singkatnya  J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutnya sebagai perencanaan.

Strategi pembelajaran memuat langkah-langkah yang anda kerjakan, langkah-langkah inilah yang akan menentukan keberhasilan pembelajaran. Disini memuat cara anda mentrasfer materi kepada siswa, cara dimaksud harus menyenangkan, kreatif, edukatif, efektif, menginspirasi, memotivasi dan mewadahi yang disusun melalui perencanaan sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai.

Dalam proses pembelajaran, penting sekali merumuskan strategi yang akan dilakukan karena kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik jika strategi yang digunakan sesuai dengan yang telah direncanakan dan dikuasai oleh guru.

Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2)group-individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif.

Semua contoh di atas dapat anda kembangkan, dapat pula anda kolaborasikan, yang terpenting tidak menghambat proses pembelajaran. Sebelum sebuah atau beberapa strategi pembelajaran diterapkan agar terlebih dahulu dikuasai, dipahami dan dimengerti proses pelaksanaannya karena akan berdampak pada menurunnya motivasi belajar siswa dan menurunnya tingkat kepercayaan serta keyakinan siswa. 

Artikel keren lainnya:

4 unsur dari pendekatan pembalajaran

Didalam benak anda, apa yang ingin anda lakukan agar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai yang diharapkan? Bagaimana anda mengelola kelas sehingga antara anda dan siswa anda terjadi komunikasi yang baik, menarik dan terdapat proses umpan balik sesuai dengan yang diharapkan?. Anda membutuhkan pendekatan yang tepat dan efektif. Pendekatan dimaksud dikenal dengan pendekatan pembelajaran.

Pengertian pendekatan pembelajaran adalah titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran.

1. Mewadahi
Siswa butuh sesuatu dari anda untuk menyalurkan bakat dan minatnya. Potensi ini jangan disia-siakan, jadilah wadah bagi siswa untuk mengembangkannya.

2. Menginspirasi
Anda harus menjadi inspirasi bagi siswa anda, apa yang anda kerjakan diarahkan untuk membuka wawasan, imajinasi, dan membangkitkan motivasi belajar anak didik.

3. Menguatkan
Anda harus terus memberi dorongan dan motivasi kepada siswa anda, perhatian dan kasih sayang anda sangat dibutuhkan. 

4. Melatari
Dalam menentukan metode pembelajaran membutuhkan teori-teori tertentu. Teori dipakai sebagai acuan anda untuk memutuskan pemilihan metode pembelajaran yang akan digunakan, tentunya dihubungkan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan.

Keempat unsur inilah yang harus dipenuhi agar pendekatan pembelajaran dapat terbangun dengan baik antara siswa dan guru.

Artikel keren lainnya:

7 Kebiasaan orang sukses yang patut di tiru oleh guru

Kebiasaan selalu merubah seseorang menjadi optimis melakukan sesuatu yang bermanfaat demi kehidupannya. Kebiasaan juga membawa orang bisa bertahan hidup dari ketatnya persaingan, kebiasaan selalu berawal dari tindakan yang sederhana, kemudian menjadi brilian karena dapat merubah jalan hidup.

Tanpa bermaksud mengurangi apa yang telah anda lakukan selama ini, sebagai guru sudah seharusnya selalu berupaya maksimal terutama dalam menjalankan tugas dan kewajiban. Mengajar membutuhkan sikap dan prilaku positif yang harus dibiasakan. Tidak ada salahnya apabila kita mencontoh kehidupan orang-orang sukses dengan tujuan perbaikan diri dalam menjalankan tugas.

1. Siapkan malam ini
Dipagi hari, kita akan disibukkan dengan berbagai rutinitas dari masalah rumah tangga sampai dengan menjalankan tugas mengajar. Kita tidak akan memiliki waktu apabila persiapan baru dikerjakan esok harinya. Maka biasakan malam sebelum esok untuk mempersiapkan segala sesuatunya walau hanya beberapa menit saja.

2. Bersyukur dan berdoalah pada saat bangun pagi
Awalilah segala aktivitas kita dengan berdoa, mensyukuri apapun yang kita dapatkan, bersyukur dapat menciptakan hari dan pikiran bersih sehingga kita akan siap melaksanakan tugas rutin kita secara maksimal.

3. Siapkan diri dan mental
Jangan biarkan diri kita di selimuti oleh perasaan khawatir, gelisah dan bingung. Jadi buatlah diri kita untuk selalu berpikir positif, fokus pada tugas yang dihadapi.

4. Jangan menunda
Jauhkan dari diri kita kebiasaan menunda pekerjaan. Misalnya memeriksa tugas siswa, kita harus menyelesaikannya ketika ada kesempatan karena suka menunda berarti kita telah memberi kesempatan pada menumpuknya pekerjaan.

5. Selalu fokus
Selalu fokus pada tujuan. Tugas wajib harus diutamakan jangan sampai konsentrasi kita terganggu oleh pekerjaan lain yang tidak bersifat wajib. Kewajiban adalah tanggung jawab yang harus dipenuhi, jadi tetaplah untuk fokus pada tujuan.

6. Buat catatan
Catatan sangat penting terutama tentang ide-ide atau gagasan, atau inovasi penting yang dapat memperkuat tugas kita. Jangan membiarkannya berlalu begitu saja, “ide adalah sesuatu yang berharga, sesuatu yang bernilai”. Ide tidak pernah datang kedua kali atau lebih dalam bentuk yang sama. Dan yang lebih penting lagi adalah manusia memiliki kekurangan yakni cepat lupa apalagi sudah berusia lanjut, hanya dengan catatan yang dapat membantu ingatan kita.

7. Berpikir, berbicara dan bertindak positif
Apa yang kita lakukan hari ini menjadi gambaran masa depan kita, jadi mulailah hari ini dengan sesuatu yang baru, selalu berpikir positif, berbicara kalau memiliki nilai dan manfaat, dan bekerjalah secara positif. Jangan sia-siakan hidup kita, jangan menciptakan jati diri negatif dan hadapilah siswa kita dengan penuh optimis.

7 kebiasaan di atas akan bernilai guna dan berdampak pada kehidupan kita jika selalu dibarengi dengan komitmen, kejujuran dan tanggung jawab. Intinya, kembali pada diri kita sendiri, MAU atau TIDAK MAU.


Artikel keren lainnya:

Inilah yang wajib diperhatikan sebelum membeli buku pelajaran

Berdasarkan surat edaran dari Mendikbud bahwa bagi sekolah penyelenggara kurikulum 2013 sudah bisa membeli buku dari penyedia yang telah disetujui oleh Mendikbud. Tentang penyedia dimaksud dapat anda membacanya di tulisan saya sebelumnya yakni pesan buku kurikulum 2013.

Masing-masing penyedia memiliki karakter khas masing-masing, walaupun tetap memperhatikan syarat penulisan buku yang dikeluarkan oleh Kemdikbud. Karakter inilah yang sangat menentukan karena ada buku yang mudah dipahami oleh anak didik dan guru, dan adapula yang sulit dipahami. Olehnya itu sebelum memesan buku sebaiknya anda perhatikan hal berikut.

  1. Isi. Apakah isi buku sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang ada dalam kurikulum. 
  2. Kepadatan materi. Materi dalam buku juga harus diperhatikan, terlalu padat dapat membosankan untuk dibaca, terlalu rumit dapat menurunkan motivasi belajar siswa, dan terlalu ringkas dapat menurunkan semangat ingin mengetahui dari siswa karena dinilai tidak mengandung tantangan.
  3. Gambar. Gambar seringkali menjadi masalah, banyak buku ditarik dari peredarannya karena terdapat gambar-gambar yang melanggar etika, etiket, budaya dan berbau pornografi.
  4. Kasus atau contoh soal. Buku seringkali menyajikan contoh atau kasus yang mengandung pornografi, kekerasan, dan sesuatu yang tidak terpuji.
  5. Redaksi kalimat. Penggunaan redaksi kalimat biasanya cenderung tidak memperhatikan tingkat kemampuan siswa atau level siswa. 
  6. Realitas. Seringkali buku-buku pelajaran tidak realistis, terlalu banyak bernilai mimpi bagi anak didik. Misalnya penyajian contoh soal. Inilah yang tidak pernah diperhatikan oleh penulis. Contoh soal dimaksud misalnya “Sebutkan apa yang kamu ketahui tentang mobil”. Bagi yang punya mobil pasti mudah menjawabnya, namun bagaimana dengan yang tidak punya mobil?
  7. Harga. Harga harus sesuai dengan edaran dari Mendikbud, jika tidak sesuai dengan harga yang ditetapkan oleh Kemdikbud dapat menjadi masalah bagi sekolah.
  8. Aksi. Jangan terlalu lama mempertimbangkan pembeliannya, aksi anda sangat dinantikan oleh siswa anda karena mereka mengharapkan adanya sumber belajar.


Selain ke delapan hal di atas, tentunya masih banyak lagi yang lainnya. Anda pasti telah memiliki standar sendiri, yang terpenting demi keberhasilan pembelajaran dan lindungi siswa anda dari kelalaian para penulis. Semoga bermanfaat.


Artikel keren lainnya:

Perbedaan Model Pembelajaran dan Metode Pembalajaran

Apa yang anda pikirkan tentang model pembelajaran? Apapula yang anda pikirkan tentang metode pembelajaran? Menjenuhkan dan membosankan. Itulah yang seringkali saya alami, apakah anda juga demikian? Semoga tidak karena saya yakin anda lebih tahu dan paham tentang semua itu, akan tetapi saya tetap ingin mengulasnya, hitung-hitung sedang merekam sebuah ilmu tentang pembelajaran.

Proses pembelajaran pada intinya mencakup lima unsur pendekatan, strategi, metode, teknik, taktik dan model. Apakah keenamnya memiliki arti yang sama? Apakah keenamnya adalah suatu tindakan yang sama? Secara umum apakah keenamnya adalah sama? Apakah perbedaannya hanyalah kata?

Tentunya tidak!

Keenam unsur di atas adalah hal yang berbeda, mari kita simak pengertiannya berikut:
  1. Pendekatan pembelajaran adalah titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu
  2. Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien (Kemp (Wina Senjaya, 2008)), atau lebih singkatnya  J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutnya sebagai perencanaan.
  3. Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. misalnya melalui ceramah, demonstrasi, diskusi, simulasi, laboratorium, pengalaman lapangan, brainstorming, debat, simposium, dan sebagainya.
  4. Teknik pembelajaran adalah cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
  5. Taktik pembelajaran adalah gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual.
  6. Model pembelajaran adalah merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.

Jadi berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah cara kita mengajar sedangkan model pembelajaran adalah rangkaian semua unsur mulai dari pendekatan, strategi, metode, teknik dan taktik pembelajaran.

Sederhananya, metode pembelajaran adalah bagian dari isi pembelajaran sedangkan model pembelajaran adalah kulitnya atau selimutnya pembelajaran, yang membungkus semua unsur dalam pembelajaran. Itulah yang saya pahami tentang model dan metode pembelajaran.

Bagaimana dengan anda?


Artikel keren lainnya:

Pesan Buku Kurikulum 2013


Kementerian pendidikan dan kebudayaan dalam surat edarannya nomor 12/D/KR/2016 tanggal 30 Juni 2016 tentang pembelian buku teks pelajaran bagi sekolah pelaksana kurikulum 2013 tahun pelajaran 2016/2017 menyatakan bahwa Buku teks pelajaran K13 yang direvisi kelas 1,4,7 dan 10 telah siap dibeli oleh sekolah pelaksana K13, Pemesanan buku teks pelajaran K13 dapat dilakukan mulai tanggal 1 Juli 2016 dengan cara belanja daring (online shopping) pada masing-masing laman penyedia, Pembayaran buku teks pelajaran K13 melalui dana BOS.

Adapun daftar penyedia buku teks pelajaran K13 yang telah mendapatkan persetujuan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai berikut:
1. PT. Cakrawala Harapan Jaya
2. PT. Jepe Press Media Utama
3. PT. Sarana Pancakarya Nusa
4. PT. Mulia Kencana Semesta
5. PT. Pesona Edukasi
6. PT. Masmedia Buana Pustaka
7. PT. Gramedia
8. PT. Temprina Media Grafika
9. PT. Intan Pariwara
10. PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Sedangkan untuk masuk ke laman masing-masing penyedia dapat melalui alamat berikut:

DAFTAR PENYEDIA DAN PEMESANAN BUKU KURIKULUM 2013

Selamat melakukan pemesanan semoga bermanfaat.


Artikel keren lainnya:

Ketika anda marah di kelas, bangkitkan rasa penasaran


Seringkali mungkin anda marah di kelas, atau kadangkala merasa gelisah sehingga mengganggu konsentrasi anda memberikan pembelajaran. Sebagai guru, kondisi ini tidak seharusnya terjadi, akan tetapi karena kita adalah manusia yang tidak pernah lepas dari segala kekurangan dan kelebihan maka keadaan ini pasti terjadi pada diri kita dan itu selalunya terjadi kepada siapa saja.

Seorang pengusaha sukses Weinzweig mendirikan Zigerman’s Deli bersama Paul Saginaw tahun 1982, dan sekarang bisnis ini adalah salah satu dari 9 bisnis lain dalam Zingerman’s Community of Businesses. Sekitar 25 tahun lalu, Saginaw mengatakan pada Weinzweig, “Ketika marah, jadilah penasaran

Kalimat ini mengajarkan kepada kita bahwa pada saat kita dalam keadaan marah atau gelisah sebaiknya berhenti sejenak dari semua aktivitas kita, jangan diteruskan karena dapat menciptakan kondisi yang tidak diharapkan, apalagi kemarahan atau perasaan gelisah anda tanpa penyebab.

Saginaw menyarankan agar merenung, mencari akar masalah yang menjadi penyebab ketidaknyamanan anda. Kemudian kalau sudah ketemu solusinya maka selesaikan saat itu juga, jangan menundanya.

Menemukan solusi atas masalah yang menimpa kita membutuhkan banyak waktu untuk melakukan penelusuran namun kalau dilakukan dengan sungguh-sungguh, melibatkan rasa penasaran selama proses penemuannya maka yakinlah anda akan menemukan solusinya dengan cepat yang penting lakukan dengan jujur apabila akar masalahnya ada pada diri anda.

Ingatlah selalu nasehat dari Saginaw ini agar pembelajaran tidak diisi dengan kemarahan atau perasaan gelisah. “Ketika marah, Jadilah Penasaran” tentunya penasaran menemukan akar masalahnya.

Artikel keren lainnya:

Berpikirlah luas dengan hati yang terbuka


Tugas guru itu unik, berupaya membentuk pola pikir luas pada wadah yang terbatas. Merubah keterbatasan membutuhkan kesabaran, tentunya guru harus terbuka untuk menerima apapun hasil yang diraihnya.

Guru harus optimis dengan tindakannya, jangan sampai dikalahkan oleh rasa pesimis karena akan berdampak pada kualitas hasil yang dicapai oleh anak didiknya. Olehnya itu, pola pikir guru didorong agar selalu yakin dengan potensi yang dimiliki oleh siswanya. Sebuah potensi yang dapat berprestasi sampai ke tingkat internasional, bahkan menjadi generasi sukses yang nantinya akan memberi warna pada kehidupan ini.

Tanamkan kepercayaan dan keyakinan pada diri sendiri bahwa siswa yang anda didik adalah generasi emas yang nantinya akan mencetak sejarah bangsa, yang membuat bangga anda, dan yang akan mengharumkan nama anda di kemudian hari.

Buang jauh-jauh pemikiran negatif yang menganggap siswa anda nakal, malas, bodoh dan lain-lain. Tetapi rubah pola pikir demikian bahwa siswa yang anda didik memiliki potensi besar yang hanya melalui tempaan anda, mereka dapat mengeksploitasi potensinya.

Kalau ini anda terapkan maka anda akan selalu termotivasi untuk memberikan pembelajaran secara maksimal, kekurangan akan menjadi kelebihan dan kelebihan memperkuat kualitas pembelajaran anda sehingga yakinlah output yang dihasilkan pun melebihi dari yang anda duga sebelumnya.

Jadi mulailah dari sekarang merubah cara berpikir anda yang sempit, hanya berkualitas lokal. Tapi berpikirlah bahwa anda adalah guru yang berprestasi tinggi yang didukung oleh potensi siswa yang besar.

Artikel keren lainnya:

Agar mengajar jadi menyenangkan



Kalau anda mengajar dalam keadaan tidak fleksibel maka anda akan menemukan kesulitan. Namun apabila anda mengajar dalam keadaan fleksibel maka anda akan menemukan keindahannya. Mengajar akan terasa berat apabila dijadikan sebagai beban, sebaliknya akan menyenangkan apabila anda menikmatinya, atau anda kerjakan dengan penuh semangat.

Mengajar penuh semangat dapat memicu rasa optimis, meningkatkan keyakinan dan tekad anda menuju tujuan yang diharapkan. Jadi jangan pernah anda setengah-setengah melakukannya, karena akan menimbulkan keragu-raguan, sementara keraguan bagaikan belenggu yang akan megikat anda, akibatnya selamanya anda berada ditempat yang sama, artinya tidak ada peningkatan baik secara kualitas maupun secara kuantitas, tidak ada progress positif yang dicapai selama anda mengajar. 

Buang jauh-jauh semua yang menghambat anda, hapus pemikiran dan ingatan negatif yang dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar. Misalnya, seringkali seorang guru tidak maksimal mengajarnya karena sedang galau atau ada masalah dirumah, lingkungan atau dikantor. Situasi pribadi ini, cepat memicu emosi guru. Sehingga kadang kala guru marah-marah dikelas tanpa sebab, padahal yang baiknya siswa seharusnya tidak menerima dampak dari kemarahan anda. 

Itulah gunanya bahwa sebelum mengajar, persiapkan terlebih dahulu semua apa yang dibutuhkan termasuk mental dan psikologi anda. Saat mengajar anda menghadapi berbagai macam karakter, baik karakter yang anda senangi maupun karakter yang tidak anda senangi bercampur didalam kelas yang anda ajar. Aneka ragam karakter ini harus dihadapi dengan mental dan psikologi yang baik sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman memahami sikap dan perilaku siswa pada saat itu.

Dengan demikian, menciptakan kondisi pembelajaran yang menyenangkan pada prinsipnya bermula dari anda sendiri, bagaimana anda mengarahkan pembelajaran, bagaimana anda memulai pembelajaran, bagaimana anda mendorong siswa untuk mau belajar, bagaimana anda mengawal proses belajar mengajar tetap pada situasi pendidikan, bagaimana anda menumbuhkan motivasi siswa dan sebagai, dan sebagainya. Kuncinya adalah anda dan hasilnya juga anda yang rasakan

Artikel keren lainnya:

10 Masalah yang dihadapi guru dalam pembelajaran

Profesi guru bukanlah tanpa masalah, profesi guru merupakan profesi yang membutuhkan kreativitas, inovasi, dan visi. Namun demikian guru, harus bisa keluar dari segala macam permasalahan tersebut, solusi yang dikerjakan merupakan pilihan yang tidak merugikan anda sebagai guru sekaligus menjadi obat bagi siswa untuk dapat menerima perubahan yang anda ciptakan.

Yang memudahkan anda menemukan solusi adalah karena permasalahan yang dihadapi merupakan perulangan dari yang sebelumnya dihadapi. Jadi pada intinya tidak terlalu sulit bagi guru untuk membuat keputusan yang tepat, efektif dan menemui sasaran.

Olehnya itu, sebagai guru sebaiknya telah memiliki daftar atau list masalah dan solusi yang didasarkan pada karakter siswa secara umum, dan jika diperlukan guru dapat pula membuatnya secara khusus agar hasilnya dapat maksimal sesuai yang dihadarapkan.

Lalu apa saja permasalahan yang dihadapi?

1. Karakter siswa
Harus kita akui bahwa masing-masing orang memiliki karakter sendiri, yang tidak dapat disamakan dengan orang lain, hukum ini juga berlaku pada siswa. Dua puluh orang siswa yang anda hadapi, maka anda berhadapan dengan dua puluh karakter pula. Guru harus menemukan sedikit persamaannya untuk menunjang penerapan model dan metode pembelajaran, perumusan strategi pendekatan yang diterapkan dan lain sebagainya.

2. Sikap dan perilaku
Sikap dan perilaku sebenarnya juga adalah bagian dari karakter yang dimiliki oleh siswa, tetapi ini lebih di fokuskan lagi karena dari semua karakter yang dimiliki oleh siswa, sikap dan perilakulah yang paling berpengaruh dan mempengaruhi budaya siswa di sekolah.

3. Minat dan bakat
Guru diwajibkan untuk menemukan bakat dan minat siswa. Penyaluran bakat dan minat siswa secara tepat dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, sebaliknya akan menimbulkan masalah bagi guru, sekolah dan siswa itu sendiri. Siswa yang terpendam bakat dan minatnya pada umumnya menjadi siswa yang agresif, melawan dan suka melakukan tindakan-tindakan negatif yang melanggar tata tertib sekolah. Gejala kenakalan siswa sebaiknya tidak direspon secara negatif tetapi patut diapresiasi dengan baik dan dilakukan pencegahan sehingga tidak menimbulkan bentuk kenakalan baru. 

4. Daya serap siswa
Inilah kendala yang sering dihadapi oleh guru, tingkat daya serap siswa yang rendah terhadap materi pelajaran akan mengganggu rencana guru, alokasi waktu belajar, dan lain sebagainya. Jangan terlalu cepat mendiskreditkan siswa karena kelambatannya menerima materi, namun sedapat mungkin guru menemukan strategi yang tepat yang dapat mendorong siswa memaksimalkan kemampuannya menerima dan menyerap materi yang diajarkan.

5. Kurangnya disiplin siswa
Kedisiplinan merupakan faktor penentu keberhasilan pembelajaran, disiplin terhadap waktu, disiplin terhadap tugas yang diberikan, disiplin terhadap proses pembelajaran dan lain sebagainya. Mengajar di kelas yang siswanya memiliki tingkat kedisiplinan tinggi lebih menyenangkan dibandingkan dengan mengajar di kelas yang memiliki disiplin rendah. Akan tetapi guru tidak boleh menyerah dengan permasalahan ini, guru harus mengembalikan kedisiplinan siswa agar pembelajaran berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

6. Siswa terlalu pasif
Pernahkah anda menemukan situasi seperti baik ditanya maupun tidak mereka tetap diam?. Situasi ini menyulitkan guru, guru sulit memastikan bahwa mereka telah mengerti dan paham materi atau belum. Solusinya tentu saja harus memancing mereka agar menjadi aktif sehingga anda dapat membaca dan menganalisis sejauh mana tingkat penerimaan mereka terhadap materi yang diajarkan.

7. Tidak tenang di dalam kelas
Walaupun jumlahnya sangat kecil namun aktivitas ini cukup mengganggu anda dan siswa lainnya. Anda harus menemukan solusinya, jangan terlalu cepat menyalahkan siswa karena boleh jadi sumber masalahnya adalah anda. Misalnya anda mengajar terlalu membosankan, cara anda berkomunikasi tidak jelas, materi terlalu padat, atau situasi lain misalnya ruangan terlalu panas, banyak gangguan dari luar, meja dan kursi tidak menyenangkan dan lain sebagainya.

8. Kepercayaan siswa pada anda
Jangan sepelehkan tentang ini, salah satu keberhasilan pembelajaran antara lain tentang keyakinan siswa pada anda. Keyakinan dimaksud adalah mereka tidak salah belajar pada anda karena anda menguasai materi sehingga mendorong mereka mencintai pelajaran yang anda ajarkan.

9. Pujian
Siswa sebenarnya haus dengan pujian dari anda, saat ini banyak guru mengabaikannya karena lebih menitikberatkan pada penyelesaian materi pelajaran. Karena kurangnya pujian yang diperolehnya sehingga mengurangi motivasi belajarnya, sementara motivasi belajar merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembelajaran.

10. Hanya mengikut saja
Banyak siswa hanya memposisikan dirinya berada dibelakang, mereka tidak mau menjadi yang terdepan. Mudah saja menemukan siswa seperti ini, mereka selalu berusaha duduk dibelakang, tidak mau duduk didepan. Guru akan kesulitan memulai pembelajaran apabila siswa tidak memiliki inisiatif untuk berbuat, apalagi paradigma pendidikan saat ini telah berubah dari “diberi tahu” menjadi “mencari tahu”.


Artikel keren lainnya:

Mengapa siswa harus di perlakukan dengan baik?


Sejak anda menjadi guru, maka siswa anda bukanlah orang lain. Mereka adalah bagian dari tubuh anda, lebih tegasnya mereka adalah salah satu organ tubuh anda yang harus dijaga,yang harus diperlakukan dengan baik, dan dibentuk sesuai dengan yang anda harapkan agar tidak merusak diri anda secara keseluruhan.

Saya sering mendengar pernyataan dari guru bahwa tanpa siswa pun mereka akan tetap menerima gaji. Ini asumsi yang keliru, karena kalau anda sepakat dengan alasan berikut maka anda akan berpikir kembali untuk menganggap siswa tidak berpengaruh pada anda apabila mereka tidak mengikuti apa yang anda inginkan.

Apa saja alasannya sehingga guru sebenarnya bergantung pada siswa?

1. Siswa adalah profil status anda
Salah satu tugas guru adalah sebagai pendidik, melalui tugas ini diharapkan terjadi perubahan sikap dan prilaku siswa ke arah positif. Bagaimana jika tidak terjadi perubahan sesuai yang diharapkan? Biasanya masyarakat akan memposisikan guru sebagai penyebabnya, guru tidak mampu mendidik siswa, dalam hal ini jatidiri anda dipertaruhkan kecuali anda mampu meyakinkan semua orang bahwa anda sudah melakukan upaya yang maksimal.

2. Siswa adalah pakaian anda
Karakter polos sudah merupakan identitas siswa, mereka akan menceritakan kelebihan dan kekurangan anda tanpa ada yang disembunyikan. Kalau penilaian mereka bahwa anda baik, maka mereka akan bercerita tentang kebaikan anda, sebaliknya pun demikian. Artinya apa yang tampak oleh mata dan telinga mereka itulah pakaian anda yang akan diketahui oleh masyaakat luas.

3. Siswa adalah bagian dari kesuksesan anda
Semua anak pasti memiliki cita-cita, impian itu akan terwujud apabila anda dengan ikhlas dan sepenuh hati membantunya. Kelak bila mereka telah sukses, maka kesuksesan itu akan mendongkrak derajat anda dimata masyarakat. Guru yang sukses tidak berdasarkan tumpukan medali prestasi anda melainkan seberapa banyak siswa anda yang telah memiliki masa depannya sesuai impiannya.

4. Siswa adalah penerus anda
Ingatlah selalu bahwa anda memiliki anak, besar kemungkinannya anak-anak kandung anda didik oleh mereka dikemudian hari. Membentuk siswa anda sekarang dengan baik berarti anak-anak anda dikemudian hari akan mendapatkan pendidikan yang baik pula. Ibaratnya saat ini anda sedang menitipkan paket kebaikan yang nantinya akan diberikan kepada anak anda melalui siswa anda saat ini. Jadi berilah yang terbaik agar anak anda mendapatkan yang terbaik pula nantinya.

5. Siswa adalah kompetensi anda
Dengan tugas anda sekarang, anda diwajibkan untuk mentransfer ilmu pengetahuan yang anda miliki kepada siswa anda. Ibaratnya, anda sekarang sedang menggandakan diri melalui siswa anda, kalau siswa anda berkemampuan di bawah standar kompetensi maka hal itu sebenarnya menggambarkan bahwa kompetensi anda di bawah standar. 

6. Siswa adalah bagian dari penghasilan anda
Bagi guru yang belum sertifikasi mungkin tidak terlalu nampak, namun bagi yang sudah sertifikasi, anda akan ketergantungan pada siswa. Kekurangan siswa pasti berdampak pada jumlah jam mengajar anda, guru sertifikasi yang kekurangan jam mengajar pasti akan kehilangan tunjangan sertifikasi.

7. Siswa adalah lapangan kerja anda
Tidak akan ada pekerjaan sebagai guru kalau tidak ada siswa. Ada guru karena ada siswa. Jadi siswa adalah lahan pekerjaan anda, jadi mengajarlah dengan sungguh-sungguh sebab itulah masa depan anda.

8. Siswa adalah tempat anda melukis
Tidak ada yang membahagiakan apabila anda tidak mampu menciptakan perubahan pada siswa, anda adalah pelukis hidup maka anda harus bisa melukis pada diri setiap siswa, melukis pola-pola harapan masa depan dan andalah yang membentuknya. Maka buatlah ornamen-ornamen yang nantinya menjadi pedoman mereka menghadapi persaingan hidup yang semakin kompetitif.

Maka berbuat dan mengajarlah dengan sebaik-baiknya tugas seorang guru karena nilai-nilai yang ada pada diri anda sebagai guru tergantung bagaimana anda memberikan pelayanan yang berwujud kinerja selama memberikan pembelajaran.


Artikel keren lainnya: