Sekolah merupakan kelompok masyarakat sosial terbatas, di dalamnya terdapat berbagai macam latar belakang, tipe, sifat dan kelakuan. Bisa juga dikatakan sebagai miniatur komunitas masyarakat sosial dalam skala besar. Aneka macam situasi mewarnai kehidupan di dalam lingkungan sekolah, ada yang menyenangkan, penuh senyum, ramah, dan saling mengayomi dalam satu ikatan kekeluargaan. Namun dibalik itu semua, juga terdapat kondisi yang membutuhkan perhatian misalnya kemarahan, kebencian dan tindakan-tindakan yang menyebalkan.
Sekolah idealnya menjadi tempat yang membahagiakan dan menyenangkan bagi seluruh warganya, sebagai taman bermain yang mengajarkan segala sesuatu yang positif, tempat bagi seluruh warga sekolah menemukan dasar-dasar pijakan menyongsong masa depan. Karena sekolah merupakan sebuah kemunitas maka bangunan komunikasi harus dilandasi dengan sikap penuh pengertian agar masing-masing individu merasa sebagai bagian dari individu lainnya. Sikap pengertian sendiri mengandung dua hal yakni sikap empati dan simpatik.
Empati adalah kemampuan seseorang untuk mengenali, mempresepsi dan merasakan perasaan orang lain. Artinya perasaan dimana kita ikut merasakan dan memahami orang lain karena empati berhubungan erat dengan nilai kemanusiaan seseorang.
Sikap empati di dalam lingkungan sekolah khususnya bagi siswa dapat berupa tutor teman sebaya yang membantu temannya untuk memahami materi pelajaran yang belum dimengertinya. Menghindari perbuatan bullying, saling menjenguk bila ada teman yang sakit, menciptakan ketertiban didalam kelas agar tidak mengganggu konsentrasi belajar temannya, membantu temannya yang sedang kesulitan ekonomi dalam bentuk bantuan sukarela atau sedekah dan lain sebagainya.
Sikap empati perlu dibiasakan di kalangan siswa, guru harus bisa hadir menjadi bagian dari kehidupan siswa karena empati tidak mudah untuk di bentuk. Faktor lingkungan sekolah sangat menentukan, peran guru dalam menjembatani siswa sangat dibutuhkan, olehnya itu sekolah berkewajiban menciptakan kondisi yang dapat membuat siswa mengeksploitasi nilai-nilai kemanusiaan yang terdapat dalam dirinya.
Menuru para ahli, empati dapat dibiasakan melalui:
- Berusaha menangkap perasaan dan pikiran orang lain, bila dibutuhkan berilah masukan positif
- Berusaha menaati tata tertib sekolah agar terjalin komunikasi yang baik antara siswa dan guru maupun antar siswa
- Belajar memahami perbedaan, gali hikmah positif dari perbedaan itu
- Selalu melatih kemampuan empati, kapan saja dan dimanapun berada.
Ada juga sikap pengertian selain empati yakni simpatik. Simpatik adalah perasaan peduli dengan perasaan orang lain. Hanya saja tidak dalam tindakan melainkan sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan kepada orang lain, sementara empati berupa tindakan nyata yang langsung dirasakan oleh orang lain.
Dengan demikian, menumbuhkan sikap empati siswa merupakan hal penting yang mesti diperhatikan oleh guru agar proses pembelajaran dapat berlangsung sesuai yang diharapkan dalam ikatan kekeluargaan yang mendalam, saling menghormati, peduli, dan saling merasakan sebagai bagian yang tidak terpisahkan.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Perlunya Menumbuhkan sikap empati pada siswa sebagai bagian dari proses belajar mengajar"
Post a Comment