Sebagai guru harus bisa menjadi pengendali atas siswanya,
tindakan ini ternyata hanya sebagian guru yang bisa melakukannya. Lihatlah
berapa banyak siswa yang bermalas-malasan ketika di suruh membersihkan, berapa
banyak siswa yang tidak memperhatikan pekerjaan rumah, berapa banyak siswa yang
tidak suka dengan pelajaran tertentu?, berapa banyak siswa yang bolos sekolah, berapa
banyak siswa yang tidak memperhatikan pelajaran dan ada pula yang bahkan
menganggap guru sebagai angin lalu? Hal ini terjadi karena keterbatasan guru
dalam memahami dan mendalami kejiwaan siswa.
Guru bukanlah ahli psikolog namun guru dibekali dengan
kemampuan mendidik siswa, memberikan pembelajaran yang baik, serta kemampuan
melakukan pengelolaan terhadap kelas. Sederet kemampuan itu merupakan modal
dasar bagi guru untuk menentukan perlakuan guru terhadap siswanya sehingga
berimplikasi terhadap respon siswa terhadap guru. Perlakuan ini apabila tidak
dilaksanakan dengan membangkitkan hasrat dan kemauan siswa mengikuti
pembelajaran dapat menurunkan motivasi belajar siswa. Oleh karena itu, guru
harus bisa mengajak siswa menyamakan persepsi tentang pentingnya belajar.
Untuk memudahkan guru memimpin siswanya, berilah pencerahan
tentang persamaan yang dimiliki oleh setiap manusia. Kemudian gambarkan riwayat
dan latar belakang tokoh-tokoh yang telah berhasil pada bidangnya
masing-masing. Ajak siswa untuk menjadikan perbedaan sebagai pelajaran, karena
perbedaan hanya menghasilkan rasa suka dan tidak suka. Dan baiknya harus
dimulai dari pribadi guru itu sendiri.
Membuat pembelajaran agar bermakna dan berarti, maka pemisah
antara guru dan siswa harus dihilangkan, tentu sebatas pada situasi
pendidikan. Dalam hal ini, ingatlah
selalu persamaan yang kita miliki. Bukankah kita sama-sama merasakan haus dan
lapar? Menangis disaat sedih dan tertawa disaat bahagia? Gemetar disaat
ketakutan? Berkeringat dibawah terik matahari dan menggigil pada waktu
kedinginan? Apakah sejumlah persamaan itu belumlah dapat membawa kita baik guru
maupun siswa memandang tujuan sebagai harapan bersama?
Sebagai bahan pertimbangan bahwa manusia dilahirkan hidup
secara berkelompok yang kita kenal dengan kehidupan sosial bermasyarakat.
Persatuan dan kesatuan dalam komunitas tersebut dapat terwujud oleh persamaan
antara manusia satu dengan manusia lainnya. Tanpa persamaan mengakibatkan
lahirnya kelompok-kelompok kecil, para pemimpin revolusioner menjadikan
persamaan sebagai alat propaganda sebab mereka paham bahwa hanya persamaan yang
bisa menyatukan komunitas masyarakat yang termarginalkan oleh berbagai
kepentingan.
Itulah gambaran besarnya, gambaran kecilnya adalah komunitas
siswa disekolah yang juga terdiri dari kelompok-kelompok kecil yakni kelas. Didalam
kelas masih juga terdapat kelompok-kelompok yang terbangun melalui pertemanan,
dan guru harus memahami kondisi ini.
Untuk menguasai siswa baik sekolah secara keseluruhan maupun
dalam kelas, bentuk-bentuk persamaan yang dimiliki harus dimaksimalkan. Bangun
pondasi kebersamaan dengan memanfaatkan persamaan yang dimiliki oleh semua
unsur dalam sekolah. Sehingga tercipta kesatuan visi, kesatuan misi, dan
kesatuan tujuan menuju pendidikan yang berkualitas dan berkarakter menyongsong
kemajuan teknologi dan informasi masa kini dan dimasa yang akan datang.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Cara menggerakkan siswa agar dapat meningkatkan motivasi belajarnya"
Post a Comment