Dapat diartikan bahwa proses pembelajaran merupakan sebuah kegiatan penyampaian materi pembelajaran oleh tenaga pendidik kepada peserta didik. Dalam proses pembelajaran terdapat beberapa komponen penunjang agar kegiatan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik, seperti adanya media pembelajaran sebagai sumber belajar, materi pembelajaran, serta adanya rencana pembelajaran yang sistematis.
Keberhasilan proses pembelajaran juga ditentukan oleh kemampuan seorang tenaga pendidik untuk memudahkan proses penyerapan ilmu yang diberikan kepada peserta didik, yang kemudian diadakan kegiatan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pendidik dalam menyampaikan materi pembelajarannya
Permasalahan yang sering terjadi pada proses pembelajaran adalah kurang maksimalnya peserta didik dalam menangkap materi pembelajaran yang telah disampaikan oleh guru, ini biasanya dapat dilihat dari kegiatan evaluasi dengan memberikan pertanyaan secara acak maupun tes tertulis yang diberikan oleh guru pada akhir jam pelajaran. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kurangnya kesiapan belajar peserta didik.
Menurut Slameto (2013: 113), kesiapan adalah “keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respons/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi”. Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh pada atau kecenderungan untuk memberi respons. Kesiapan belajar merupakan suatu kondisi yang ada pada diri seseorang dalam hal ini siswa, yang telah dipersiapkan terlebih dahulu untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dimana kondisi ini dapat dilatih dan dikembangkan dan nantinya diharapkan siswa dapat memberi respon dan bereaksi.
Dengan kata lain, ketika seseorang telah memiliki kesiapan belajar dalam dirinya maka siswa tersebut sudah siap untuk merespon dan memberikan reaksi ketika kegiatan belajar berlangsung. Kegiatan belajar akan berlangsung dengan baik apabila kondisi-kondisi yang diperlukan dalam belajar telah siap. Maka belajar tanpa kesiapan fisik, mental maupun perlengkapan belajar akan mengalami kesulitan. Misalnya, seseorang yang akan mengikuti proses belajar dikelas harus memiliki kesehatan yang baik, memiliki motivasi untuk belajar, serta sarana belajar seperti perlengkapan belajar.
Berbagai upaya yang dilakukan guru agar siswanya siap dan fokus ketika menerima materi pembelajaran yang akan diberikan. Salah satunya dengan memberikan apersepsi sebelum proses pembelajaran berlangsung. Pemberian apersepsi sebelum proses pembelajaran berlangsung sangat besar manfaatnya bagi kesiapan belajar siswa. Apersepsi dapat membantu siswa agar lebih mudah dalam menyerap materi pembelajaran yang akan disampaikan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud apersepsi adalah “Pengamatan secara sadar (penghayatan) tentang segala sesuatu dalam jiwanya (dirinya) sendiri yang menjadi dasar perbandingan serta landasan untuk menerima ide-ide baru”. Dengan kata lain apersepsi merupakan suatu proses menghubungkan pengetahuan lama dengan pengetahuan yang baru, dalam hal ini yang dimaksud pengetahuan adalah materi pelajaran yang disampaikan guru.
Dengan memberikan apersepsi diharapkan dapat menimbulkan sikap antusias, rasa ingin tahu, dan termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran dari dalam diri siswa. Materi yang akan disampaikan oleh guru memiliki harus keterkaitan antar satu dengan yang lainnya. Jika siswa tidak dapat menyerap materi pembelajaran dengan baik karena kurangnya kesiapan dalam menerima materi yang disampaikan, maka siswa tersebut akan kesulitan dalam menerima materi pembelajaran tahap selanjutnya.
Apersepsi yang dilakukan pada tahap awal pembelajaran pada umumnya dianggap hal yang kecil, terkadang terlupakan. Namun demikian berdasarkan fakta di lapangan banyak dijumpai menjadi sangat fatal akibatnya manakala siswa dihadapkan pada permasalahan inti dalam proses pembelajaran. Ketidakbisaan siswa dalam menyelesaikan masalah atau dalam proses menemukan konsep ternyata sangat dipengaruhi oleh ketidaksiapan siswa sewaktu apersepsi, yang akhirnya tujuan akhir dari pembelajaran itu tidak tercapai atau tidak sesuai dengan harapan.
Menurut Nasution (dalam Ningsih, 2013: 18), apersepsi berasal dari bahasa Inggris, yaitu apperception yang berarti “mentafsirkan buah pikiran, jadi menyatukan dan mengasimilasi suatu pengamatan berdasarkan pengalaman yang telah dimiliki dan dengan memahami dan dapat menafsirkannya”. Dalam setiap proses awal kegiatan pembelajaran, apersepsi memiliki peranan yang penting untuk menciptakan kondisi siap belajar baik secara fisik maupun mental.
Apersepsi pada prinsipnya adalah kegiatan pendahuluan atau pembuka pelajaran dengan tujuan untuk membangkitkan minat belajar siswa. Tidak hanya itu saja, pemberian apersepsi juga bertujuan untuk memberikan gambaran tentang materi pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa. Ketika seluruh elemen pembelajaran sejak awal kegiatan pembelajaran telah memiliki kesiapan yang baik, maka akan berdampak positif terhadap proses pembelajaran selanjutnya.
Apersepsi memiliki kaitan yang erat di dalam proses pembelajaran. Dengan adanya apersepsi maka dapat memberikan dasar awal siswa untuk mempelajari materi baru yang akan disampaikan oleh guru, dengan demikian maka apersepsi dapat memberikan kemudahan bagi siswa dalam proses pembelajaran.
Apersepsi sering juga disebut dengan istilah “batu loncatan”, maksudnya adalah sebelum kegiatan pembelajaran dimulai untuk menyajikan materi pelajaran yang baru, guru diharapkan dapat menghubungkan lebih dahulu materi pelajaran sebelumnya yang menurut guru telah dikuasai siswa.
Apersepsi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya yaitu dengan memberikan pertanyaan untuk mengetahui apakah siswa masih ingat dengan materi yang telah diberikan pada pertemuan yang lalu, sejauh mana siswa memahami materi tersebut, dan hasilnya untuk menjadi titik tolak dalam memulai kegiatan pembelajaran yang baru.
Oleh karena itu sebelum memulai kegiatan pembelajaran guru hendaknya terlebih dahulu berusaha untuk menghubungkan materi pelajaran terdahulu yang telah dikuasai oleh siswa atau dari pengalaman dengan materi pelajaran yang akan disampaikan sehingga dapat menumbuhkan sikap antusias serta rasa ingin tahu siswa untuk mengikuti setiap proses kegiatan pembelajaran.
Belum ada tanggapan untuk "Inilah Mengapa Siswa Kurang Menyerap Materi Pelajaran yang Disampaikan oleh Guru"
Post a Comment