Apakah dengan hanya mengukur nilai matematika, seorang siswa
sudah dapat diketahui tingkat kepandaian atau kecerdasannya? Atau hanya dengan
melihat kita sudah bisa membedakan siswa tersebut berkepandaian? Para ahli
sepakat bahwa kepandaian tidak dapat disaksikan dari luar, kepandaian tidak
dapat mengukurnya hanya dengan berpatokan pada nilai-nilai tertentu saja.
Untuk mengetahui kepandaian siswa, guru biasanya menguji
dengan memberikan soal-soal. Apabila soal yang diberikan dapat diselesaikan
maka siswa tersebut memiliki kepandaian. Untuk lebih mendekatkan kita pada
bagaimana siswa yang memiliki kepandaian, David Lazear mengemukakan ada 7
(tujuh) indikator atau aspek yang bisa dijadikan petunjuk tentang tinggi
rendahnya kepandaian seseorang.
1. Kemampuan verbal
2. kemampuan mengamati dan rasa ruang
3. kemampuan gerak kinetis-fisik
4. kemampuan logika/matematika
5. kemampuan dalam hubungan intra-personal
6. kemampuan dalam hubungan inter-personal
7. kemampuan dalam musik/irama
Mengingat ke tujuh aspek tersebut di atas sangat penting
bagi guru untuk mengidentifikasi kepandaian atau kecerdasan siswa maka ke tujuh
aspek di atas perlu diketahui pula indikatornya. Adapun indikator masing-masing
ke tujuh aspek tersebut antara lain:
1. Kemampuan verbal, meliputi:
- analisis linguistik
- mengenal kembali dan mengingat
- memahami dan menciptakan kelucuan atau humor
- menjelaskan sesuatu dalam proses belajar-mengajar
- meyakinkan seseorang agar bersedia melakukan sesuatu
- memahami perinta dengan tepat
2. kemampuan mengamati dan rasa ruang, meliputi:
- khayalan
- menyusun kerangka pikir
- menemukan jalan dalam konsep ruang
- memanipulasi imajinasi
- mengiterpretasikan grafik/bagan/model
- mengenal hubungan objek dalam ruang
- memiliki persepsi yang cermat melalui berbagai sudut pandang
3. kemampuan gerak kinetik-fisik, meliputi:
- mengatur/mengelola gerak refleks
- mengatur/mengelola gerak terencana
- memperluas kesadaran melalui tubuh
- peduli hubungan antarbagian tubuh
- meningkatkan fungsi tubuh
4. kemampuan logika/matematika, meliputi:
- pengenalan pola-pola abstraksi
- pertimbangan induktif
- pertimbangan deduktif
- cerdas dalam menangkap hubungan dan kaitan
- menyelesaikan kalkulasi kompleks
- pertimbangan ilmiah
5. kemampuan dalam hubungan intra-personal meliputi:
- konsentrasi dalam berpikir
- keberhati-hatian
- melakukan meta kognisi
- kesadaran dan ekspresi berbagai perasaan
- kesadaran atas dirinya
- tingkat pemikiran-penalaran
6. kemampuan dalam hubungan inter-personal, meliputi:
- menciptakan dan mengelola sinergi
- daya melampaui perspektif orang lain
- bekerja sama dalam kelompok
- mengenal dan membuat sesuatu yang berbeda dengan lainnya
- komunikasi verbal dan non verbal.
7. kemampuan dalam musik/irama, meliputi:
- struktur musik
- skematis dalam mendengarkan musik
- sensitif terhadap suara
- kreatif dalam melodi dan irama
- sensitif dalam nada
Setelah kita mengenal ciri-ciri siswa yang berkepandaian dan indikator masing-masing aspek maka kita juga harus mengetahui tentang macam-macam tingkatan intelegensi atau kepandaian.
- 1% luar biasa, IQ antara 30 sampai 70
- 5% dungu, IQ antara 70 sampai 80
- 14% bodoh, IQ antara 80 sampai 90
- 60% normal, IQ antara 90 sampai 110
- 14% pandai, IQ antara 110 sampai 120
- 5% sangat pandai, IQ antara 120 sampai 130
- 1% jenius, IQ lebih dari 130
Untuk yang 1% luar biasa, terbagi atas tiga:
- Idiot yang mempunyai IQ antara 0 sampai 25
- Imbesil yang mempunyai IQ antara 26 sampai 50
- Debil mempunyai IQ antara 51 sampai 70
Alat yang digunakan untuk mengetahui tingkat intelegensi siswa atau anak dapat menggunakan tes intelegensi, tes ini sudah banyak beredar, anda dapat menemukannya di internet. Kevalidannya dapat dijamin karena merupakan rancangan dari para ahli. Tes intelegensi yang paling terkenal dan paling banyak digunakan adalah Binet-Simon. Selain tes ini, tes lainnya seperti SPM, tintum dan sebagainya.
Artikel keren lainnya:
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete